Chereads / 4 GADIS DEWASA / Chapter 3 - Ara Beranjak Remaja

Chapter 3 - Ara Beranjak Remaja

Ara anak yang baik dan cantik, dia sudah beranjak remaja menjadi gadis yang cantik. Dulu dia tidak memiliki banyak teman karena sifatnya yang pendiam. tetapi sekarang saat dia sudah menginjak bangku sekolah yang pertama, mulai sedikit-sedikit ada teman Ara yang datang ke rumah untuk main dan berkunjung.

Ayah dan Mama Ara mulai heran dan ingin menanyakan kepada Ara mengapa dulu tidak ada teman Ara yang datang untuk bermain.

Mama Ara senang melihat Ara sudah banyak teman, memang Ara bukan anak yang berprestasi tetapi Ara anak yang rajin dan bisa memanfaatkan waktu juga mengatur waktu dengan baik.

"Nak, bangun sudah waktunya berangkat sekolah! " Mama Ara menyuruh Ara segera bangun.

"Iya, Ma. Aku sudah bangun. " Jawab Ara.

"Cepat mandi! " Mama terus menyuruh Ara di pagi hari.

"Oke, baiklah aku akan langsung mandi. " Jawab Ara langsung mengambil handuk miliknya yang di jemur di halaman rumah.

"Selagi kamu mandi, Mama akan siapkan sarapa untuk kamu." Ucap Mama.

"Terimakasih banyak Mama. " Jawab Ara lagi.

Tidak hanya Ara saja yang harus berangkat pagi tetapi Ayah Ara juga harus pagi sama seperti Ara.

Ara dan Ayah akan berangkat bersama dan Ayah Ara akan mengantar Ara kesekolah juga.

"Ayah dan Ara sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ya! " Suruh Mama yang mengurus semuanya untuk Ara dan Ayah.

"Iya, Ma. " Jawab Ayah juga Ara.

"Ayaaahh,,, sarapan dulu! " Mama memanggil Ayah untuk sarapan.

"Iya,Ma. " Ayah juga menjawab saat Ayah sedang bersiap memakai sepatu.

Mama Ara sudah selesai menyiapkan sarapan untuk Ayah dan Ara, Mama tidak langsung beristirahat tetapi masih ada kerjaan rumah yang harus dikerjakan. Sebelum mengerjakannya, Mama menemani Ayah dan Ara untuk sarapan terlebih dahulu walaupun Mama tidak ikut makan.

Mama Ara seperti itu karena Mama Ara ingin setiap sarapan pagi bisa sekaligus saling bercerita.

"Ma,,, " Ara memanggil Mama setelah selesai mandi dan ganti baju seragam.

"Iya, Nak,, kemari! " Mama meminta Ara untuk mendekat.

"Ayah,,, " Ara memanggil Ayahnya juga.

"Iya, Nak. " Ayah mendekati Mama Ara dan mencium kening Mama Ara sebagai tanda sapaan.

Ara yang sudah beranjak remaja, dia semakin bahagia melihat Ayah dan Mamanya saling menyayangi dan hampir tidak pernah bertengkar.

Ara sendiri menginginkan juga saat Ara dewasa ataupun menikah, dia masih tetap melihat kedua orangtuanya sama seperti ini.

"Ayolah makan, aku sudah lapar. " Ucap Ara yang sudah duduk di kursi meja makan.

"Oh iya, ayo. "Jawab Ayah.

Kemudian Ayah juga duduk bersama dengan Ara, begitu juga dengan Mama Ara. Mereka makan dengan sambil bercerita satu sama lain. Ara suka bercerita saat bersama dengan orang tuanya apalagi kalau sedang berkumpul. Tetapi Ara bukan tipe anak yang cerewet di tempat umum. Dia lebih pemalu.

Ketika teman-temannya bisa percaya diri,hanya Aralah yang tidak memiliki sifat tersebut. Tetapi orang tua Ara tidak mengharuskan dia untuk berpura-pura percaya diri, namun orang tua Ara membiarkan Ara memiliki sifat aslinya tersebut. Agar bisa dicintai banyak orang dengan sifatnya itu.

Sudah waktunya Ara dan Ayah berangkat, jadi mereka harus pergi dan Mama sendirian di rumah kembali bingung harus mengerjakan apa.

"Mama, Ara pergi ke sekolah dulu ya. " Kata Ara dengan membawa tas sekolahnya.

"Iya, hati-hati dan belajar yang rajin. " Mama Ara selalu mengingatkan Ara.

Selain Ara, Ayahpun juga berpamitan kepada Mama.

Ayah dan Ara masuk ke dalam mobil karena sekarang sekolahan Ara cukup jauh. Jadi Ara harus diantar oleh Ayahnya.

Di dalam mobilpun Ara bercerita kepada Ayahnya bahwa saat dia lulus Sekolah menengah atas nanti, Ara ingin melanjutkan kuliah di luar negeri dan bekerja di luar negeri juga. Agar Ara sendiri bisa mendapatkan teman yang lebih banyak.

"Ayah, setelah lulus sekolah nanti Ara ingin melanjutkan ke luar negeri ya. " Ucap Ara tanpa beban.

"Ke luar negeri? " Ayah sangat terkejut.

"Iya, Ara ingin sekali ke korea. " Jawab Ara yakin.

"Kamu saja belum lulus sekolah. Tunggu dulu, nanti kamu bisa bicarakan dengan Mama juga. " Ayah berkata dengan sangat lembut.

"Iya, nanti Ara akan cerita kepada Mama. " Kata Ara sambil tersenyum.

Ara sampai di sekolahannya, kemudian Ara turun dari mobil dan tidak lupa berpamitan dengan Ayahnya yang langsung pergi untuk bekerja.

Di sekolah Ara tidak begitu terkenal, namun dia juga ada yang kenal sedikit. Tidak berprestasi, tetapi dia hanya butuh teman saja. Ara biasa-biasa saja, dia hanya mematuhi peraturan sekolah saja.

Saat sekolah, Ara tidak pernah memikirkan pacar ataupun teman laki-laki. Dia juga tidak mempedulikan apabila ada yang suka dengannya. Dia hanya fokus untuk sekolah.

Ara bertemu dengan teman-temannya di sekolah, sangat senang dan dia bisa bermain dengan teman seusianya.

Ara di sekolah, Ayah bekerja, Mama di rumah sendiri. Dan karena Mama bingung untuk berbuat apa, jadi Mama mengirim pesan singkat kepada Ayah.

"Ayah, " Tulisan pesan dari Mama.

"Ada apa, Ma? " Tanya Ayah yang membalas pesan Mama.

"Mama di rumah tidak ada kerjaan jadi bosan. Bagaimana? " Mama tiba-tiba bertanya seperti itu kepada Ayah.

"Kenapa bertanya seperti itu, bukankah Mama sudah biasa sendiri di rumah saat Ayah dan Ara beraktifitas? " Ayah bertanya dengan terkejut.

"Hehehehe, iya tiba-tiba bosan saja. " Jawab Mama.

"Oh iya, Ma. Buatkan baju untuk Ara saja! " Ayah memiliki ide yang tidak ada rencana.

"Baju untuk Ara? " Tanya Mama.

"Iya, buatkan saja agar dia senang karena Ara ingin baju yang seperti gaun remaja. " Jawab Ayah.

"Aahhh, baiklah. Kalau begitu Mama buatkan sekarang. " Jawab Mama.

Kemudian Mama menutup telepon dan segera menyiapkan bahan-bahan untuk membuat baju Ara. Tanpa sepengetahuan Ara, Mama membuatkannya.

Mama dan Ayah senang membuat Ara bahagia tanpa mengeluarkan uang banyak. Arapun menerimanya saja walaupun sebenarnya kehidupan Ara bisa dibilang mewah tetapi tidak terlihat.

Mama yang tadinya tidak mengerjakan apapun, menjadi sibuk dengan menjahit baju untuk Ara. Sangat bersemangat dan dengan hati yang ikhlas Mama Ara membuatnya.

Waktu Ayah dan Ara pulang sudah tiba. Akhirnya Ayah menjemput Ara di sekolah dan Mama menyiapkan makan siang untuk Ara dan juga Ayah. Ara pulang, namun Ayah harus kembali lagi bekerja karena Ayah pulang hanya untuk mengantar Ara pulang dari sekolah.

Tin, tin,tin.

Suara klakson mobil Ayah berbunyi, Ara yang sudah menunggupun mendengarnya lalu berlari menghampiri Ayahnya yang keluar dari mobil.

"Ara,,, " Ayah memanggil.

"Ayaahhh,,, " Ara menjawabnya.

"Ayo kita pulang, Mama sudah membuatkan makan siang untuk kita. " Kata Ayah dengan wajah senang didepan Ara.

"Benarkah? " Ara bertanya dengan senang.

"Iya, ayo kita pulang. " Ajak Ayah.

Ayah dan Arapun pulang kerumah dengan mobil dan mereka berdua selalu senang saat akan pulang ke rumah.