Ayah Ara yang bekerja di sebuah kantor dan selalu pulang saat makan siang, harua segera kembali ke kantor untuk bekerja.
Ara yang sudah pulang dari sekolah, kini saatnya Ara tidur siang. Mama Arapun selalu menemani Ara tidur siang walaupun Mama Ara tidak tidur pulas karena banyak pekerjaan rumah yang harus dia kerjakan. Tetapi, Ara adalah nomer satu bagi Mamanya.
Setiap kali Ara akan tidur, Ara selalu bertanya berbagai hal kepada Mamanya yang Ara ingin tahu. Untuk usianya, rasa ingin tahu Ara sudah mulai besar.
Mama Ara pun mencoba menjawabnya dengan sangat baik dan tidak memberikan sisi negatif kepada Ara.
Akhirnya Arapun tertidur, Mama Ara mulai keluar dari kamar Ara dan menutup pintu kamar Ara dengan sangat pelan karena Mamanya tidak ingin membangunkannya.
"Sebelum Ara terbangun, aku akan membereskan semua ruangan terlebih dahulu." Kata Mama Ara dalam hati yang selalu ada rencana setiap pekerjaannya.
Kemudian Mama Arapun bersiap diri untuk membereskan semuanya hingga bersih. Dari mulai halaman depan, ruang tamu, dan juga bagian dapur.
Rumah kini menjadi bersih dan Arapun bisa bermain di lantai juga dengan puas.
"Mamaa,, " Ara terbangun tiba-tiba.
"Iya nak, kamu sudah bangun rupanya. " Jawab Ara.
"Ma, aku lapar. " Ucap Ara dengan wajah lucunya.
"Ha? Kamu tadi sudah makan nak. Tidak boleh makan nasi lagi, tunggu nanti ya! " Mama berkata dengan lembut.
"Tapi perutku berbunyi dari tadi. " Ucap Ara.
"Aha, Mama ada kue kesukaan kamu. Kamu mau?" Mama membuat Ara sedikit tersenyum.
"Mau. " Jawab Ara yang berwajah imut.
Arapun makan kue tersebut, duduk sambil menonton TV dengan tenang dan Mama Ara kembali membersihkan rumah.
Setelah membersihkan rumah, Mama menghampiri Ara yang asyik makan kue sendiri.
"Enak nak, kuenya? " Mama bertanya dengan tersenyum.
"Enak, mama mau? " Ara memberikan sedikit kue tersebut.
Mama Ara terlihat sayang sekali dengan Ara dan rumah tersebut penuh dengan kehangatan keluarga. Ayah Arapun juga sangat sayang kepada Ara. Keinginan Arapun selalu dituruti oleh kedua orang tuanya, tetapi Ara sangat menginginkan seorang teman di setiap hari-harinya.
Mama dan Ara menunggu Ayahnya pulang dari kantor sambil menonton tv. Beberapa menit kemudian, Ayah Ara pulang. Dengan wajah yang tidak terlihat lelah, Ayahpun memeluk Ara dan mencium kening Mama.
"Ayah sudah pulang Ara,,, " Kata Ayah sambil masuk ke dalam rumah.
"Ayaaahhh,,,, " Ara berlari ke arah Ayah.
"Hati-hati Ara,,,." Mama teriak tidak terlalu keras saat melihat Ara langsung berlari.
"Hahahah, tenang saja sayang. Ara tidak akan jatuh. " Ucap Ayah yang sudah memeluk Ara.
Lalu Ara, Ayah, dan Mama duduk bersama di ruangan tv. Mereka bertiga bercanda, Ara bercerita dan Ayah menggoda Ara dengan candaan. Mamapun ikut tertawa.
"Aaahh, Ayah belum makan. " Ucap Mama yang teringat kalau Ayah belum makan setelah pulang kerja.
"Iya, kalau begitu tolong ambilkan ya sayang. " Ayah Ara meminta tolong kepada Mama Ara.
Mama Ara mengambilkan makan untuk Ayah lalu menyiapkannya di meja makan, Ayahpun menuju meja makan untuk makan sebentar.
Sedangkan Ara yang sedang makan kue, diajak ngobrol oleh Mama menanyakan tentang sekolah karena sebentar lagi Ara akan naik kelas.
"Ara, sebentar lagikan Ara akan naik kelas. Ara ingin minta hadiah apa? " Mama bertanya menawarkan kepada Ara.
"Ara ingin sepeda, Ma. " Jawab Ara dengan polos sebagai anak-anak yang menginginkan sepeda.
"Kalau begitu, Ara harus belajar yang rajin ya! " Mama meminta Ara untuk belajar agar bisa sukses.
"Iya, Nak. Ara harus belajar dengan sangat rajin agar kelak bisa bermanfaat untuk orang banyak. " Ucap Ayah Ara.
"Iya Ayah, Iya Mama. " Kata Ara dengan sangat manis.
Ara adalah anak yang manis, dan cantik juga sangat penurut terhadap orang tuanya. Jadi apapun yang Ara inginkan selalu bisa di dapat dengan mudah.
"Mama, Ayah sudah selesai makan. Ayah mau mandi dulu. " Kata Ayah.
"Iya, Ayah. Nanti piringnya biar Mama saja yang bereskan. " Ucap Mama Ara.
Mama membereskan meja makan setelah digunakan oleh Ayah Ara.
Mama Ara merupakan istri yang cantik dan rajin dalam segala hal termasuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Karena Mama Ara memutuskan menjadi ibu rumah tangga setelah menikah dengan Ayah Ara.
Ara berada dalam keluarga yang sempurna saudara-saudara Arapun sayang kepadanya. Sejak kecil dia dimanja, namun tidak menjadikan Ara menjadi malas ataupun mudah merengek. Karena Ara anak tunggal, jadi Ara bisa mandiri juga.
Setelah Ara selesai makan kue, Ara akhirnya kembali tidur karena tadinya Ara hanya lapar saja saat terbangun.
"Mama, aku sudah selesai makan kue. " Kata Ara.
"Iya, Nak. Kamu sudah selesai? " Mama bertanya kepada Ara.
"Sudah, Ma. " Ara jawab dengan imut.
"Ya sudah, kembalilah ke kamar dan tidur! " Mama menyuruh Ara dengan lemah lembut.
"Baiklah, Ma. " Jawab Ara.
Dengan kaki yang kecil dan badan mungil, Ara berjalan menuju kamarnya sendirian. Sangat imut dan Mama Ara hanya tersenyum mengawasi Ara dari belakang karena lucu melihat Ara yang mungil dan cantik.
Ara sudah masuk ke dalam kamarnya, kemudian Mama dan Papa Ara mengobrol di ruang tamu membicarakan tentang Ara kedepannya. Sangat serius memikirkannya, Ayah dan Mama pun memikirkan sekolah yang terbaik untuk Ara.
Karena mereka berdua ingin memberikan Ara yang terbaik, jadi Ayah dan Mama Ara sudah sibuk memilihkan sekolah untuk Ara.
"Sebentar lagi Ara sudah naik kelas, dan masuk ke sekolah menengah pertama. Begitu cepatnya dia tumbuh. " Kata Mama Ara kepada Ayah.
"Iya, anak kita sudah besar dan menjadi gadis sebentar lagi. Apa rencana untuk Ara nanti? " Ayah bertanya kepada Mama.
"Sekolah yang terbaik sudah pasti untuk Ara." Jawab Mama.
"Iya, dan kita juga harus mengajarkan padanya untuk percaya diri karena selama ini aku melihat tidak ada satupun teman yang datang untuk bermain kesini. " Ucap Ayah Ara.
"Benar sekali, apakah Ara tidak memiliki teman? " Mama bingung.
"Besok kita tanya saja kepadanya. " Saran Ayah.
"Tetapi setiap pulang sekolah, dia selalu terlihat ceria seperti memiliki teman yang banyak. " Ucap Mama lagi.
"Sudah, besok coba kita tanya. " Kata Ayah lagi.
Ayah dan Mama mengobrol cukup lama hingga malam hari, besok pagi Ayah harus kembali bekerja dan Mama juga harus mengurus keperluan Ara untuk ke sekolah, jadi Mama dan Ayah harus tidur lebih cepat.
Mama Ara tidak lupa menutup pintu dan jendela rumah, juga mematikan lampu dari setiap ruangan di rumah. Ayahpun tidak lupa memastikan mobil aman dan kunci mobil sudah tersimpan. Pagar rumah yang kecil langsung ditutup rapat oleh Mama.
Akhirnya Ayah dan Mama Arapun segera beristirahat di kamar untuk melepas lelah.