Akbar mengikuti Ferdy dari belakang, setelah Ferdy lolos dari rumahnya. Ferdy menaiki mobil kebanggaannya, Sedan buatan Jerman itu langsung melesat meninggalkan Akbar yang baru saja menaiki mobil ambulan yang ia colong dari rumah sakit.
Ia dan Ferdy menelusuri jalan kecil yang hanya cukup untuk satu mobil dan seorang penjalan kaki. Di pinggiran jalan belum teraspal di penuhi tumbuhan liar yang tumbuh subur dan hampir menghalangi jalan setapak yang sudah lama terbentuk itu.
Ayah dan anak itu saling berkejaran. Ferdy melihat kearah spion dalam mobil. Akbar masih di belakangnya, sangat dekat. Anak dari Ferdy itu tak ingin menyerah begitu saja sebelum korbannya di habisi oleh tangannya sendiri.
Mata menatap lurus kedepan, menatap tajam bak elang yang mengintai mangsanya. Ia tak akan membiarkan mangsa itu lepas dari jeratan cakarnya. Akbar mau satu orang hari ini harus sekarang dan mati pelan-pelan.