Seruni dan segerombolan napi perempuan keluar dari sel untuk makan siang. Namun, semua terkejut melihat seisi halaman di dalam maupun di luar. Banyak sisa-sisa noda darah mengering di lantai. Banyak pula serpihan kaca yang berserakan. Mobil-mobil yang terbalik dan menghitam. Kantin napi perempuan dengan napi laki-laki hanya di batasi tembok lima meter dan sebagian memakai kawat berduri dengan tinggi sama dengan tembok.
Ia berjalan pelan, memperhatikan semuanya. Ini bagai studio film yang menghabiskan banyak biaya. Sangat membuat orang bergidik melihat keadaan lapas. Dan Seruni, ia merasa kuatir dengan Akbar di lapas laki-laki, gedung yang terletak bersebrangan dengan tempatnya di kurung.