Peluru itu dilepaskan kembali oleh polisi. Akbar menghindari peluru itu dengan cepat. Merunduk dan telat sedikit saja kepala Akbar peluru itu siap memecahkan kepalanya.
Akbar terus merayap hingga di ujung lorong yang bercahaya remang. Lampu halaman belakang menyala redup. Ditumbuhi pohon-pohon besar dan liar tak terurus. Terlihat lebih seram. Udara malam tidak membuat keringat Akbar bercucuran.
Ia berlari menuju mobil ambulan yang sudah terlihat usang. Tak lama polisi itu keluar dari lorong panjang saluran udara. Mengejar Akbar.
Akbar terjebak, mesin mobil ternyata sudah tak berfungsi lagi. Beberapa kali ia menstarter mobil ambulan usang dengan harapan mobil ini bisa menyala. "Sial..!!" Umpat Akbar sambil menggebrak stir mobil. Bergegas turun, namun geraknya terhenti.
Polisi sudah berada di hadapannya. Akbar mundur dan berlari, menaiki kap mobil. Kabur lewat sisi sebelah kanan mobil ambulan. Polisi itu tidak bodoh untuk menanggapi aksi Akbar yang hendak kabur darinya.
