Willy dan Thomas sangat sibuk mengecek bukti-bukti yang ia temukan di gedung tak terpakai itu. Mengecek sidik jari yang menempel di pisau yang di temukan Willy di tempat kejadian perkara. Tak ada yang cocok rumusan sidik jari di komputer tim penyelidik Thomas dengan di pisau.
Willy berpikir keras. "Apa mungkin, karena ini di luar negera sehingga sidik jari itu tidak ada yang cocok dengan sidik jari di pisau?" katanya berpikir. Ia dan Thomas sudah semaleman memeriksa setiap bukti yang di temukan. Sudah lebih dari satu jam tim penyelidik mencari rumusan sidik jari yang menempel pada pisau.
"Pak Thomas, saya punya ide!"
"Apa itu, Will?" tanya Thomas.
"Saya akan mengirim foto rumusan sidik jari di pisau ke Indonesia. Siapa tau, dari sana kita mendapat pelaku pembunuh Akbar," Usul Willy, Thomas mengangguk paham, dan ia menyetujuinya. Dan ini termaksud ide yang cemerlang buat mempercepat pencarian pelaku pembunuhan itu.