"Permainan yang seperti kamu lakukan pada Susi!" sahut Diah menyeringai. Sangat menakutkan buatnya menantang. Akbar tercekat, napasnya seolah berhenti berhembus. Dan jantungnya seakan berhenti berdetak. Ingatan Akbar di buka kembali oleh Diah.
"Elu gila!" kata Akbar.
Diah tertawa sekeras mungkin. Mentertawakan ucapan Akbar dan ketakutannya yang tiba-tiba ia tunjukan padanya. "Kenapa? bukan itu mengasikan Akbar?" kata Diah terdengar sangat dingin.
Akbar terdiam, ia mengingat apa yang sudah ia lakukan pada Ferdy, ayahnya. Lalu pada Susi ia juga melakukan hal sadis. Kemudian Nesya, Akbar juga membunuhnya dengan kesadisan tanpa ekspresi waktu itu. Entahlah, gairah dan adrenalin pembunuhnya mendadak saja mencuat saat Diah menantangnya. Ia pikir akan sangat bagus melawan Diah yang juga mahir pencak silat.