Dan jari Akbar memberi respon. Bergerak pelan. Diah cukup kaget, ia mencoba melepaskan genggaman tangan itu bergegas. Tapi sudah terlambat, Akbar sudah menggenggam tangannya. Diah kelabakan, ia salah tingkah dan cemas.
Mata Akbar mengerjap. Ia sudah mulai sadar. "Aduh, mampus gue!" kata Diah mengumpat dirinya sendiri. Tidak bisa berkutik sekarang.
Kini mata itu sudah melebar. Melihat sebentar kelangit-langit rumah sakit. Ia kemudian menoleh ke samping, Akbar cukup kaget dengan apa yang ia lihat. "Di-ah?" sebutnya pelan. Orang yang tadi sempat ia tarik paksa itu kini ada di sebelahnya. Ia kemudian melihat kearah tangannya. Akbar baru menyadari tangannya dan tangan Diah saling bertautan, menggenggam dengan erat. "Elu!"
"Maaf, gue kesini cuma mau melihat keadaan elu!" kata Diah salah tingkah, ia bergegas melepaskan genggaman tangannya. "Udah ya, gue pergi dulu!" kata Diah hendak bangun.