"Aaargh.." pekik Diah, Maria kaget dan spontan ia membekap mulut Diah yang memekik kesakitan. Mengawasi Austin.
Austin yang mendengar pekikan Diah menoleh cepat kearah balik mobil keluaran Jepang berwarna putih. "Suara apa itu?" kata Austin sendirian. Ia pun mulai melangkah kearah suara pekikan Diah.
Maria semakin tegang, tangannya masih membekap mulut Diah agar tak bersuara. Ia menyandarkan tubuhnya ke badan mobil, kepalanya sedikit mendongak. Langkah kaki Austin semakin mendekat, dan ia terdengar sekali oleh telingan Maria. Dekat, terus mendekat, keadaan semakin tegang. Jantung Maria berdetak tak beraturan. Degubnya sangat kencang dan lalu turun, kemudian terpacu kembali hingga sulit di kontrol.