"Halo Mike, kita bertemu lagi!" Ya, bertemu sebagai mitra bisnis, bukan sebagai musuh. Walau sebenarnya hati Akbar sangat ingin menghajar wajah Mike habis-habisan.
Mike menatap William "Bagaimana bisa orang ini yang membeli saham kita?" tanya Mike, William bingung dengan pertanyaan bosnya. Bagi William saham yang sudah di lempar ke publik bisa saja semua orang dari belahaan dunia akan membelinya. Tapi kenapa? kenapa bosnya itu harus marah pada dirinya?
"Maksudnya Pak?" tanya William.
"Masih banyak orang yang akan membeli saham perusahaan ini kenapa harus dia yang kami setujui?" kata Mike menunjuk Akbar.
"Tapi Pak, cuma pak Akbar yang bisa membeli saham tertinggi dari penawaran yang kita lempar kepasaran," jelas William.
"Iya.., tau.. tapi ke--"