Langit yang hampir gelap, langit kelabu yang kelam. Angin berhembus kencang diantara deburan ombak yang menabrakkan diri ketepian dermaga. Tak ada lagi suara burung camar yang berterbangan dengan suara khasnya.
Adrian berjalan dengan tangan menyeret orang bayaran Seruni yang sudah berhasil ia kalahkan. Di hadapan Seruni dan tampak kaget Adrian meletakan kedua anak buah yang menurutnya mampu mengalahkan Adrian. Suara senjata yang ia pikir adalah milik anak buahnya, ternyata semua itu salah. Dugaan Seruni meleset. Ia lebih menginginkan Adrian yang mati dan diserahkan padanya seperti dua pemuda suruhannya itu.
"Sial kenapa jadi Adrian yang menang?" bisik batinnya gelisah. Seruni turun di bukakan Supirnya. Ia menatap sombong, berdiri dengan angkuhnya.
"Kita sudahi saja Seruni! Kita sudahi semua masalah di antara kita!" seru Adrian. Ia sangat kelelahan. Baju yang basah dengan keringat yang mengucur sudah kering kembali oleh angin yang berhembus kencang.
