"Perhatian-perhatian pada pesawat Boeing-R878-NDY agar mendarat dadakan. Sebab, orang tadi yang berada di pesawat berbahaya." kata Willy. "Sekali lagi buat Boeing-R878-NDY segera putar haluan dan melakukan pendaratan dadakan untuk menghindari korban jiwa dari pemuda gila itu." sekali lagi Willy memberi informasi tentang Akbar.
Namun pilot tetap pada jalur penerbangannya. Ia lebih takut kehilangan nyawa di banding harus mengikuti perintah Willy. Akbar mendengar percakapan antara Willy dan sang pilot.
"Woii.. polisi gila! lu mau liat berita matinya orang-orang di pesawat?" kata Akbar mengambil alih. "Atau lu mau pilot ini mati duluan lalu.. debuaaar.. hancur ini pesawat!" ujar Akbar menakuti.
Willy semakin geram mendengar ucapan Akbar. Ia menggebrak meja, dahinya mengkerut dengan bibir sedikit menyiyir. "Gue akan benar-benar nangkep lu, bangsat." kata Willy. Sinyal dari pesawat yang Akbar tumpangi menghilang, Willy benar-benar kehilangan jejak kemana Akbar akan pergi.