Seruni sudah menyiapkan semua dokumen yang di butuhkan Akbar untuk pergi ke London menyusul Diah. Baju-baju pun sudah siap di dalam koper.
Akbar masih di dalam kamar. Bukan kamar rumahnya, melainkan kamar baru yang tak ada lagi foto Diah yang biasa ia pajang di dinding atau meja belajar di kamarnya. Akbar terdiam cukup lama, memandang luar jendela yang hanya terlihat taman samping rumah besarnya yang baru. Entah apa yang Akbar pikirkan, tapi ini harus ia lakukan demi rasa kecewa yang di torehkan Diah harus di balas.
Dari dalam lubuk hatinya, sebernarnya Akbar tidak ingin melakukan balas dendam pada Diah. Akbar sangat mencintainya, amat sangat mencintai Diah walau gadis itu punya penyakit gangguan kejiwaan. Akbar rela menyerahkan cintanya demi gadis itu. Jadis berambut panjang nan hitam yang dulu selalu di kuncir dua atau di kepang.