Adrian melakukan kuda-kuda gaya lainnya kaki satu diangkat, dan satu lagi menatap ketanah. Seperti mencengkram tanah. Tangan kiri berada di samping kuping dan tangan kanan di bawah dekat pinggang.
"Hiaaat..!" teriak Adrian.
Mereka saling baku hantam, menyerang kala terkena pukulan. Lalu menyerang kembali. Menangis, memukul sekali lagi. Tak ada yang mau menyerah, pukulan Adrian selalu dipatahkan diserang oleh dua orang yang sama hebatnya berkelahi. Tendangan demi tendangan kedua pria berkulit hitam dan plontos itu terus menyerang pertahanan Adrian. Satu tendangan keatas, satu tendangan lagi di lancarkan kebawah. Kedua pria tak dikenal itu bekerjasama melumpuhkan Adrian.
Adrian terkena tendangan di dadanya. Lalu di serang lagi mengincar pertahanan kaki Adrian yang sudah sempoyongan dan terjatuh. Pria berlari dari kejauhan lalu meloncat, menginjak tangan temannya dan siap menyerang Adrian dari atas udara.