"Siapa lagi yang datang sore begini? Apa Karen?" tanya Jovan sambil berdiri dan berjalan menuju pintu depan apartemennya.
"Cinta?", Jovan nyaris tidak mempercayai apa yang dia lihat saat ini. Bagaimana bisa Cinta ada disini saat ini, pikir Jovan.
"Apa Kakak baik-baik saja?" tanya Cinta langsung.
Wajah Cinta terlihat khawatir saat melihat langsung tampilan Jovan saat ini. Wajah Jovan memang terlihat bingung, kusut dan sedikit murung, tidak seperti biasanya. Biasanya lelaki itu selalu ceria dan sedikit usil. Wajar saja Karen khawatir, batin Cinta dalam hati. Dia bersyukur bisa membantu orang yang sudah menjadi "pahlawan" nya belakangan ini. Walaupun hubungan mereka hanya sebatas hubungan simbiosis mutualisme, tapi menunjukkan sedikit kepedulian sepertinya tidak apa-apa.
"Kenapa kamu bisa disini?" tanya Jovan, penasaran.
"Aku, aku.., aku mengkhawatirkan Kakak" jawab Cinta.
