"Skenario?" ulang Cinta. Clara mengangguk.
"Kamu pikir kisah cinta orang terkenal disana semuanya tulus dan jujur? Banyak yang mengandung skenario, bahkan sampai menikah dan perceraian pun ada skenarionya" ucap Clara. Cinta bergidik ngeri mendengar cerita Bu Clara. Apa begitu kejam kehidupan sebagai orang terkenal, bahkan hal yang murni seperti cinta saja bisa bisa dipermainkan, batin Cinta. Sejenak dia merasa ragu untuk mengikuti hal ini. Tapi lagi-lagi Cinta memikirkan masa depannya.
"Jadi apa skenarionya?" tanya Cinta dengan ragu. Clara tersenyum penuh kemenangan, gadis ini sudah menyerah, batinnya senang.
"Oke, ada beberapa kemungkinan skenario" balas Clara. Cinta mendengarkan cerita Clara dengan tenang.
"Pertama, kamu sudah lama jadi kekasih Jovan, tapi kalian sedang break karena kasus yang menimpa Jovan, kamu ke bar untuk menenangkan diri, lalu Jovan datang mengejar kamu sampai ke kamar mandi pria itu, kejadian selanjutnya kecelakaan karena Jovan mengejar kamu untuk minta kembali berpacaran" jelas Bu Clara.
"Tapi saya hanya mahasiswi miskin penerima beasiswa dengan tiga pekerjaan paruh waktu setiap minggunya, dan saya hampir tidak mengenal apa itu bar, diskotik, kafe atau apapun. Saya kesana untuk datang ke pesta teman kampus Bu" sanggah Cinta. Skenario itu terdengar menggelikan di telinga Cinta. Tiba-tiba mengaku kalau dia sudah lama menjadi kekasih Jovan rasanya justru menimbulkan banyak kecurigaan, pikir Cinta, dia tidak setuju dengan usul Clara. Semua teman kampusnya pasti akan lebih mengolok-olok dirinya bila mendengar cerita seperti usul Clara ini.
"Oke, kalau begitu, gimana kalau sebelumnya Jovan dan kamu pernah bertemu. Jovan mulai pendekatan dengan kamu tapi kalian tidak bertemu lagi setelah kasus skandal yang menimpa Jovan. Lalu, kalian bertemu kembali secara tidak sengaja di bar saat sedang datang ke pesta ulang tahun teman kamu. Jovan mengejar kamu untuk menjelaskan kasus skandalnya, tapi kamu menghindari Jovan, tidak sengaja terkena tumpahan minuman, berlari ke tempat yang salah, ke toilet pria, dan Jovan, seperti kisah nyata kalian, melihat gaun kamu kotor karena terkena tumpahan minuman, berniat menolong kamu, tapi kalian tidak sengaja jatuh di lantai kamar mandi, ada para pemuda yang mengambil gambar secara tidak sengaja dan menyebarkannya, seperti itu?" tanya Bu Clara. Di kepala Bu Clara, skenario ini justru terdengar lebih dibuat-buat.
"Itu terdengar lebih baik" jawab Jovan cepat. Setidaknya unsur kebohongannya hanya sedikit, batin Jovan dalam hati. Cinta masih diam, ada beberapa yang mengganjal hatinya. Clara sendiri tidak menyangka Jovan justru lebih setuju dengan skenario yang kedua.
"Cinta?" tanya Bu Clara, ingin mengetahui pendapat Cinta.
"Emmm, maaf. Tapi kita ceritanya bertemu dimana?" tanya Cinta. Apa mungkin seorang Jovan menaruh hati pada mahasiswi dan juga pekerja paruh waktu seperti Cinta, batin gadis itu.
"Tempat kerja kamu" balas Bu Clara dengan santai.
"Saya kasir di minimarket Bu, kadang jadi pelayan di coffee shop yang tidak terkenal" jelas Cinta, rasanya tempat kerjanya bukan tempat yang pantas untuk bertemu artis sekelas Jovan, pikir Cinta lagi.
"Coffee shop terdengar lebih masuk akal, kita bertemu saat gue enggak sengaja beli kopi pas lu kerja. Gue suka kopi. Gue tertarik sama elu saat beli kopi itu" jawab Jovan. Clara mengangguk setuju.
"Oke berarti kita deal" balas Bu Clara. Kening Cinta berkerut. Deal? Semudah itu saja? Apa tidak terdengar mengada-ada? Kenapa mereka justru terlihat setuju satu sama lain, pikir Cinta, bertanya pada dirinya sendiri. Dua orang didekatnya ini tampak dengan yakin menyusun skenario itu. Hanya dia sendiri sajalah yang sedikit ragu.
"Apa tidak sedikit aneh?" tanya Cinta dengan suara pelan.
"Cerita kalian sendiri sudah cukup aneh" balas Clara dengan santai.
"Saya hanya takut orang langsung curiga kalau kita mengarang cerita" balas Cinta lagi, tidak sabar mengungkapkan perasaannya.
"Banyak kisah cinta di dunia ini yang terdengar mengada-ada, jangan khawatir. Publik kadang tidak memikirkan logika, mereka hanya ingin jawaban, bahkan yang tidak masuk akal pun bisa mereka amin kan" balas Clara lagi. Tentu saja dia punya kendali di beberapa media cetak dan elektronik. Menciptakan suatu berita adalah salah satu keahlian Clara, kalau tidak belum tentu perusahaan agensinya bisa bertahan sampai sekarang.
"Apa yakin tidak akan apa-apa?" tanya Cinta lagi. Memandangi wajah Clara dan Jovan bergantian
"Tidak akan ada masalah, kita akan usahakan" jawab Jovan. Cinta melirik lelaki itu, wajahnya penuh dengan keyakinan.
"Oke, berarti kita deal?" tanya Clara pada Cinta. Gadis itu menggigit bibirnya, sejujurnya dia ragu, tapi mau bilang apa lagi, apapun keraguan yang dia rasakan selalu dibantah oleh Clara hari ini.
"Oke" balas Cinta, dia tidak punya pilihan lain.
________
Hai, up baru lagi ya..
semoga suka
mohon maaf kalau lama terus up nya ya
semoga suka dan happy reading