"Nico?" Cinta cukup terkejut melihat kehadiran Nico lagi. Bukankah teman kampusnya ini sudah pergi sebelumnya, pikir Cinta.
"Ada apa?" tanya Cinta lagi.
"Earphone gue.." balas Nico.
"Oh, earphone kamu ketinggalan?" tanya Cinta. Nico dengan cepat mengangguk mengiyakan.
"Coba aku cari dulu ya" balas Cinta.
Gadis itu melangkah cepat menuju meja nomor 10, yang berada di sudut ruangan, tempat Nico duduk sebelumnya. Dia memang belum selesai membereskan semuanya, hanya saja sebelumnya Sinta yang membereskan meja Nico, Cinta sebelumnya bertugas di kasir. Nico mengikuti dari belakang.
"Warna apa?" tanya Cinta, mencari ke sekelilingnya. Dia juga berusaha mengingat-ingat earphone yang dipakai Nico siang tadi. Cinta yakin harganya pasti mahal makanya lelaki ini kembali lagi.
"Hitam" sahut Nico pendek. Tapi lelaki itu hanya berdiri mematung, memperhatikan Cinta yang masih sibuk mencari kesana dan kemari.
"Apa merk-nya? Tadi teman aku yang membereskan, coba sebentar aku hubungi ya" ucap Cinta. Dia sama sekali tidak menemukan earphone yang Nico maksud disana. Cinta segera mengambil ponselnya dan menghubungi Sinta.
"Halo, Sinta? Sori Sin, apa tadi ada earphone yang ketinggalan di meja 10, warnanya hitam" ucap Cinta langsung setelah Sinta menjawab ponselnya.
"Oh, begitu. Oke, coba aku cari lagi ya" balas Cinta lagi. Tanpa bertanya, Nico sudah tahu pasti tidak ada.
"Emm, Nico, sori, teman aku yang beresin meja ini bilang, enggak lihat ada earphone ketinggalan, apa bisa aku coba cari dulu? Barangkali terbawa ke tempat lain, atau mungkin..".
"Udah enggak usah" balas Nico, memotong kalimat Cinta.
"Eh?" balas Cinta bingung dengan balasan Nico. Bukannya earphone itu penting sampai Nico kembali lagi kesini, mengapa sekarang lelaki ini malah bilang tidak usah, pikir Cinta dalam hati.
"Tapi earphone-nya belum ketemu kan.." .
"Udah enggak apa-apa", potong Nico cepat.
"Tapi..". Cinta tidak melanjutkan kalimatnya saat mendengar seseorang memanggil namanya dari arah belakang.
"Cinta?" Bu Nalla memanggil lagi. Wanita itu sudah berdiri di belakang sambil menggendong anak lelakinya.
"Ada apa?" tanya Nalla, dia bergantian melihat Cinta dan Nico.
"Mas temannya Cinta kan? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Nalla dengan sopan.
"Ini Bu, tadi Nico ketinggalan earphone, sudah dicari tapi tidak ketemu" jelas Cinta.
"Oh, saya minta maaf sekali Mas Nico, mungkin terselip atau terbuang oleh pegawai saya, nanti kalau tidak bisa kami temukan, saya janji akan kami ganti" ucap Nalla, meminta maaf dengan tulus.
"Tidak, tidak usah, saya minta maaf sudah merepotkan" balas Nico lagi.
"Sungguh, tidak apa, maafkan kelalaian pegawai kami" ucap Nalla lagi, sekali lagi dengan nada sopan. Nico jadi merasa tidak enak hati mendengarnya.
"Sudah tidak apa-apa Bu, hanya earphone biasa, tidak perlu diganti" balas Nico.
"Saya pamit, maaf sudah merepotkan" balas Nico lagi, mengangguk pada Nalla dan Cinta dengan sopan, lalu pergi keluar dari kafe.
"Belikan satu earphone yang bagus ya Cinta, nanti berikan pada Nico, sampaikan permintaan maaf Ibu lagi" ucap Bu Nalla setelah Nico keluar. Wanita itu membuka dompetnya dan mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribuan.
"Ibu enggak tahu ini cukup apa tidak, kalau kurang, nanti kabari Ibu ya" lanjut Nalla lagi.
"Baik Bu" balas Cinta.
"Sudah, kamu pulang saja. Sudah malam, nanti susah cari bis. Ibu juga sudah mau dijeput" ucap Nalla lagi.
"Tidak apa Bu, saya selesaikan sebelum Ibu dijemput" balas Cinta, dia belum selesai membereskan semuanya. Kedatangan Nico membuat pekerjaan Cinta sedikit terlambat.
"Enggak apa-apa, nih. Ibu sudah dijemput" ucap Bu Nalla lagi. Kekasihnya ternyata sudah berada di depan pintu.
"Tidak apa Bu? Masih banyak yang berantakan" balas Cinta lagi.
"Sama yang besok pagi aja. Kamu pulang ya" balas Bu Nalla lagi. Cinta tidak bisa menolak, dia bergegas berganti baju dan pamit pulang. Dia akan bertambah tidak enak hati bila membuat Bu Nalla dan kekasihnya menunggu dirinya lagi.
"Thalla kayanya bakal kangen sama kamu" ucap Bu Nalla. Anaknya sangat senang bila ada Cinta.
"Saya juga bakal kangen Thalla dan Ibu. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih ya Bu" balas Cinta lagi, gadis itu kembali mengucapkan rasa terima kasihnya pada Nalla.
"Iya, gih, sana pulang. Kayanya ada yang udah tunggu kamu tuh di depan sana" balas Bu Nalla sambil tersenyum manis. Cinta kebingungan dengan kalimat Nalla.
"Tuh, kamu udah dijemput di depan," balas Nalla lagi, seakan mengerti kalau Cinta bingung.
"Ibu balik ya, udah ditunggu di mobil soalnya" lanjut Nalla lagi, melambaikan tangannya lalu masuk ke mobil, meninggalkan Cinta yang masih kebingungan.
Sebuah mobil berwarna merah marun gelap, melaju ke arah Cinta. Setelah mendekat dan sampai tepat di samping Cinta, pengemudi didalamnya menurunkan kaca mobilnya.
"Ayo naik" ucap seseorang di dalam mobil itu.
__________
Halo lagi,
mohon maaf sebelumnya ya, aku super late up nya, bapak ku masuk RS lagi, jadi sama sekali enggak sempat buat pegang hp, ini lagi sedikit tenang, jadi lumayan bisa ketik satu chapter..
semoga suka ya..
happy reading semuanya