Karen datang dengan banyak kertas ditangannya. Dia menyerahkan beberapa lembar kertas ke hadapan Clara, Jovan dan tentunya Cinta. Bu Clara membaca lembar demi lembar dengan wajah serius, Jovan juga sama seriusnya. Cinta ikut membaca juga. Dia berusaha membaca poin-poin perjanjian antara dirinya dan pihak Jovan. Dibagi menjadi hak dan kewajiban. Cinta membaca poin kewajiban terlebih dahulu.
Poin pertama, wajib untuk merahasiakan kisah cinta settingan ini pada semua orang termasuk keluarga terdekat Cinta.
Poin kedua, bersedia melakukan wawancara baik media elektronik maupun media cetak kapanpun dan dimana pun, sebelum melakukan wawancara harus mengkonfirmasi dulu dengan agensi (Karen) untuk jawaban dari wawancara itu, bila ada pertanyaan yang diajukan tidak bisa dikonfirmasi atau pertanyaan yang diluar kesepakatan, maka sebaiknya menjawab dengan "no comment".
Poin ketiga, Cinta tidak boleh secara sembarangan memposting apapun tentang Jovan di akun sosial media pribadinya, dan tidak boleh menerima job apapun di sosial media. Keempat, wajib berpenampilan baik, terutama saat wawancara. Poin kelima, tidak ada kontak fisik (ciuman, pelukan, atau kontak fisik lainnya), antara pihak pertama (Cinta) dan pihak kedua (Jovan), kecuali memang sudah ditentukan untuk keperluan karir Jovan. Poin terakhir, tidak boleh menjalin hubungan Cinta. Tawa Cinta nyaris meledak membaca dua poin terakhir, apa mereka pikir dia sudah gila. Dia tidak ubahnya gadis bayaran yang bebas menerima pelukan atau sentuhan atau mungkin juga ciuman hanya demi kepentingan karir Jovan. Lagipula bukannya Jovan adalah seorang gay, rasanya bila Jovan seorang lelaki normal saja, akan sulit jatuh cinta pada gadis sederhana seperti Cinta, apalagi bila Jovan gay, rasanya tidak akan terjadi, pikir Cinta.
Setelah selesai dengan kewajiban, Cinta membaca poin hak. Hanya ada beberapa baris saja isi disana. Cinta berhak mendapat beasiswa dan dijamin kelanjutan sekolahnya sampai lulus, termasuk biaya wisuda dan tugas skripsi akhir. Cinta juga berhak mendapat pekerjaan yang layak di agensi untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya selama menjadi kekasih Jovan. Perjanjian ini sementara berlaku selama 6 bulan, setelah 6 bulan mereka akan putus dengan baik-baik tanpa berita heboh atau drama apapun. Waktu perjanjian bisa diubah sewaktu-waktu bila timbul berita lain yang membahayakan karir Jovan.
"Apa boleh saya tambahkan?" tanya Cinta setelah selesai membaca semuanya.
"Ada yang kurang?" tanya Karen dan Bu Clara bersamaan. Cinta mengangguk dengan mantap.
"Saya tidak bersedia melakukan kontak fisik, bila terpaksa hanya bisa melakukan pegangan tangan saja. Tidak lebih dari itu. Tidak ada pelukan, apalagi ciuman" jawab Cinta dengan tegas. Kontak fisik apapun, bukankah pihak perempuan yang lebih dirugikan, batin Cinta dalam hati. Di poin perjanjian sebelumnya, seolah-olah dia akan mengambil kesempatan pada Jovan dari perjanjian ini, menyebalkan sekali. Bukan dia juga yang salah di masalah ini, pikir Cinta lagi. Dia melirik sedikit ke arah Jovan. Lelaki itu tampak tidak terlalu terusik dengan permintaan Cinta, dia mengangguk saja. Bahkan bila Jovan berubah menjadi lelaki normal yang menyukai perempuan sekalipun, dia rasanya tidak ada menyukai Cinta. Gadis itu terlalu sederhana dan tidak menarik, ucap Jovan dalam hati.
"Enggak masalah" ucap Jovan. Bu Clara ikut mengamini.
"Yang kedua.." lanjut Cinta lagi. Bu Clara dan Jovan sama-sama mengalihkan pandangannya, ternyata gadis ini banyak juga permintaannya, batin mereka berdua.
"Ya?" tanya Bu Clara.
"Tempat tinggal saya, apa tidak keberatan melihat tempat kos saya sekarang? Kalau tidak, saya mohon untuk tidak pindah, saya suka tinggal disana" ucap Cinta.
Jovan mengerutkan keningnya, gadis ini benar-benar aneh. Dia lebih suka tinggal di tempat kos perkampungan kumuh, apa ada yang salah dengan otaknya, tanya Jovan pada dirinya sendiri. Cinta hanya ingin bayaran berupa beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya yang terancam karena beasiswa sebelumnya kemungkinan akan diputus. Bagi Cinta tempat kos nya adalah tempat paling aman, disana semua yang tinggal adalah pekerja, yang bekerja dari mulai matahari belum terbit, sampai tenggelam. Lingkungan itu bahkan tidak tahu kalau Cinta ada. Dia nyaman berada disana.
"Tentu kalau itu mau lu. Tapi kalau nanti ada yang mengetahui tempat tinggal itu, lu harus pindah" balas Jovan. Bu Clara mengiyakan saja, dia tidak perduli, asal Cinta tidak minta untuk disewakan atau dibelikan apartemen mewah, baginya itu hal baik karena gadis ini justru sangat tidak menyusahkan.
"Yang terakhir, saya mau tidak ada pemberitaan tentang keluarga saya" ucap Cinta lagi. Ini bukan berita baik bagi ibu, lebih baik ibu tidak pernah tahu, batin Cinta.
"Oke, itu rasanya tidak masalah" batin Bu Clara. Dunia terfokus pada Jovan, siapa yang akan memperdulikan keluarga gadis yang bahkan namanya saja orang tidak tahu, batin wanita itu lagi.
"Apa ada lagi?" tanya Clara. Cinta menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, kita deal?" tanya Clara lagi, mengulurkan tangannya.
"Deal" jawab Cinta, menyambut uluran tangan Clara. Lalu dia berpaling pada Jovan, lelaki itu juga mengulurkan tangannya.
"Selamat datang, pacar" ucap Jovan. Cinta hanya menghela napas pelan sambil tersenyum kecil, kedua sudut bibirnya dia paksakan untuk naik. Mulai hari ini dia resmi menjadi pacar bayaran Jovan.
___________
Halo, siapa yang kangen sama cerita ini?
atau malah males karena ga up ..
maafkan yaa, kehidupan aku lagi berat pake banget.. jadi sulit sekali mencari kesempatan untuk menulis, semoga bulan2 depan lebih punya banyak waktu untuk nulis ya
terimakasih buat yang selalu dukung dalam bentuk apapun, semoga makin banyak dan enggak bosan dukung cerita aku ya
happy reading