"hyaa!!", Mi Kuo mendorong shung khang hingga terpental.
"Hehe, kau mulai serius ya." Ucap Shung khang .
"MI KUO!!", Teriak Lilie dan terlihat semua pasukan datang.
"Kalian, cepat lari mundur. Sekarang kita tidak mungkin mengalahkan negeri air.", Shung khang menyuruh para pasukan yang tinggal puluhan orang untuk mundur, karena negeri air masih memiliki banyak pasukan lagi.
"Tapi, pangeran—".
"sudahlah, aku akan menahan mereka di sini. Cepaat..!".
Pasukan negeri api berlari menjauhi medan perang.
'Dengan ini aku bisa mengulur waktu untuk mereka agar melarikan diri.' ucapnya dalam hati.
"Hmm.., sekarang aku tak akan segan. Syaaah...!".
Shung khang melesat dan melompat secepat kilat, mengayunkan pedang besarnya di atas kepala Mi Kuo.
'Apa?, dia melesat secepat itu.', ucap Mi Kuo dalam hati.
"Mati kau sekaraang...!", teriak shung khang yang berada tepat di atas kepala Mi Kuo
"Hyaa..!", Mi Kuo menahan lagi serangan shung khang. Tapi, kali ini dia agak kesulitan.
Shung khang yang masih berada di udara menendang muka Mi Kuo dengan keras. Mi Kuo terpental dan punggungnya menghantam pohon hingga tumbang, Dia pingsan seketika.
"Shung Khang mulai serius, jika begini terus dia akan kalah." Ucap Lilie.
Lilie berlari dan menyerang shung khang dengan pedangnya.
Shung khang yang bisa membaca pergerakan Lilie, menahan serangan dengan mudahnya. Wajahnya terlihat santai tidak seperti saat bertarung dengan Mi Kuo.
Lilie terdorong ke belakang akibat hantaman senjata mereka yang sangat keras.
"Oh, putri air, Apa kau takut dia mati?", Tanya shung khang dengan senyum menyeringai.
"Berisiik..!", Lilie berlari lagi dan menyerang dengan mengayunkan pedangnya kesamping. Shung khang menghindar mundur, lalu memegang tangan kanan Lilie yang memegang pedang, dia melempar Lilie ke udara.
"aah.. bajingan, sakit sekali mukaku. Lilie?".
Mi Kuo yang sudah sadar, melihat Lilie terlempar, langsung melompat dan menangkapnya.
"Kau baik saja, tuan putri?" Tanya Mi Kuo.
Lilie membalas dengan senyum dan anggukan.
"Baiklah mundurlah, aku akan menanganinya."
"Apa kau yakin, tadi saja kau pingsan dengan tendangannya itu, aku akan membantumu.", sahut Lilie yang mmaksa ingin ikut bertarung.
"tetaplah disini, ini urusanku." ucap Mi Kuo balas dengan senyuman .
Dia berlari dan melompat kembali ke hadapan shung khang.
"Hahahaha.. Sang pahlawan telah bangun dari tidur siangnya?", ucap shung khang, walau dia terlihat meremehkan Mi Kuo tapi pikirannya tidak karuan. Dia tahu, Mi Kuo belum mengeluarkan seluruh kekuatannya.
"Ayo selesaikan.", Mi Kuo mulai mengerutkan dahinya dan memasang kuda-kuda. Dia memajukan kaki kanannya, menekuk lutut kanannya dan kaki kiri lurus ke belekang.
"Aliran angin. Teknik ke tiga tebasan, udara tak terlihat." ucap Mi Kuo, dan langsung menolakkan kakinya dari tanah.
Mi Kuo melesat maju dengan cepat dan mengayunkan katananya ke samping kanan dan kiri tiga kali, tapi gerakannya seakan dia mengayunkan pedangnya berkali-kali.
Tanpa di sadari, Mi Kuo sudah berada tepat di belakang shung khang. Dia memasukkan katananya perlahan-lahan, setelah itu tubuh shung khang tersayat-sayat.
"Apa kau kira angin bisa mematikan api, dasar bodoh." ucap shung khang di belakang Mi Kuo. luka-luka sayat yang terlapisi api itu kembali menutup, lukanya sembuh dalam waktu singkat.
"Apa yang—", Mi Kuo menoleh kebelakang dan melihat bagian tubuh shung khang yang tersayat itu sembuh.
"Aku tercipta dari api murni, kukira kau akan menggunakan jurus air. Ternyata kau menggunakan jurus angin.
dengan kekuatan api murniku..", shung khang menoleh ke Mi Kuo. "Kau tak akan bisa membunuhku dengan itu."
'Sial, ternyata teknikku malah salah.' ucap Mi Kuo dalam hati.
"Baiklah. Duel kita sampai sini saja, kurasa mereka sudah jauh dari sini."
"Apa maksudmu mereka, jangan-jangan kau hanya menarik perhatian agar mereka kabur?".
"Akhirnya kau sadar. Tapi, lain kali kita akan bertemu. Itu pasti."
Tubuh shung khang perlahan berubah menjadi api.
"Kini kalian menang negeri air, tapi kami akan merebut mutiara itu dari seluruh negri dan menguasai alam dewa ini. Sampai jumpa ksatria dewa."
Tubuh shung khang menghilang terlahap api.
Mi Kuo tersenyum mendengarkan itu.
'Itu pasti rambut merah, pertarungan kita belum selesai.', ucapnya dalam hati.
Lilie dan lainnya berlari ke Mi Kuo, mereka senang berkat Mi Kuo negeri api dapat di kalahkan.
Merekapun kembali ke kerajaan es untuk mengumunkan kabar gembira ini.
•
•
•
BERSAMBUNG ...