Maya sadar akan posisinya disisi Tristan selama ini, sehingga ia mentertawai ucapan Tristan. Ia cukup tahu diri, bahwa dirinya memang tidak pantas bersandinh dengan seorang yang kaya rasa seperti Trisan. Sedangkan dirinya hanyala seorang gadis sebagai pemuas laki-laki itu saja selama ini jadi tidak mungkin itu akan terjadi pada hidupnya yang sangat menyedihkan itu.
"Maya, kamu kenapa tertawa?" tanya Tristan kebingungan.
"Tuan, aku hanya merasa lucu saja mendengar Tuan bercanda seperti itu!" jelas Maya, ia tertawa hingga mengeluarkan air mata. Padahal di hatinya sangat perih karena Tristan sudah terlalu menghinanya.
"Aku serius, Maya! Aku tidak bercanda!" ucap Tristan dengan tegas dan seketika Maya menghentikan tawanya.
"Benarkah?" Maya menghapus air matanya sambil menatap wajah Tristan yang begitu sangat serius mengatakan kata-kata itu kepadanya.
"Maya, tolong kamu seriuslah mendengar ucapanku!"
"Baiklah, aku akan mendengarkan apa yang Tuan katakan."