Maya terlihat sangat senang ketika bisa melepaskan laki-laki itu dari rantai besi yang sangat berat itu, ia tidak menyangka laki-laki tampan di hadapannya itu bisa mengalami penderitaan yang lebih parah dari kehidupannya saat ini.
"Terima kasih," ucap Tristan sambil perlahan-lahan berdiri karena seluruh tubuhnya terasa sakit dan kaku sekarang, sudah 2 bulan ini dirinya diikat dan dikurung dalam rumah kecil yang membuatnya sangat gerah dan kepanasan itu, kini akhirnya ia bisa bebas dengan mudah oleh gadis cantik di hadapannya itu.
"Sama—" ucap Maya terpotong.
"Apa yang ingin kamu lakukan!?" bentak Maya ketika Tristan mendorong tubuhnya ke atas kasur dan menindih tubuhnya dengan sangat tiba-tiba.
"Aku hanya ingin membayar jasa mu saja gadis manis!" ucap Tristan yang seperti sudah dikuasai hasrat yang membara saat ini.
"Tapi kenapa kamu mendorongku kekasur dan menindihku seperti ini?" ucap Maya yang masih belum paham apa yang sedang Tristan lakukan padanya saat ini.
"Aku tidak tahu siapa kamu dan aku tidak ingin mau tahu semuanya tentang dirimu yang terpenting kebutuhanku sekarang terpenuhi!" ucap Tristan dengan dingin, ia menatap tajam ke arah Maya sehingga gadis itu sedikit ketakutan melihat tatapan itu.
"M-a-k-s-u-d kamu?" ucap Maya dengan terbata-bata karena ketakutan.
"Nanti kamu juga akan tahu gadis manis," ucap Tristan yang langsung saja melumat bibir Maya dengan sangat rakus dan penuh gairah.
"Mmm!" Maya berusaha memberontak dan melepaskan dirinya dari cengkraman tangan Tristan, namun Tristan terus saja menciumnya dengan sangat liar sekarang, bahkan Maya yang berusaha untuk menghindar ciuman itu tidak bisa sama sekali karena Tristan seperti orang yang sudah kerasukan setan saat ini, bibir Maya pun sedikit terluka karena lumatan yang sangat ganas oleh Tristan.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" ucap Maya menampar dada bidang Tristan ketika Tristan menghentikan aksinya sebentar, namun ia tidak memperdulikan Maya memukul dadanya yang di pikirkan Tristan saat ini adalah mengambil rantai besi itu dan memasangkan satu persatu ke tangan Maya, Maya melotot tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini dirinya sangat menyesal telah menolong laki-laki jahat di hadapannya itu.
"Diamlah!" bentak Tristan dengan marah besar seluruh wajahnya pun merah padan karena kesal dengan gadis yang tidak bisa diam dari tadi, mendengar bentakan itu Maya tidak perduli lagi dirinya malah memberontak dengan sangat keras.
Plak...
Sebuah tamparan di sebelah pipi Maya dengan cukup keras, bibir Maya pun sedikit mengeluarkan darah akibat tamparan itu.
"Sudahku katakan untuk diam! Dan inilah akibatnya jika melawan!" ucap Tristan dengan tersenyum devil.
Setelah memasangkan rantai di kedua pergelangan tangan Maya. Tristan pun menjilat ujung bibir Maya yang terlihat berdarah itu, seperti anak kecil yang menjilat ice krim dengan rasa yang sangat manis. Tristan sangat menikmati darah yang berada di ujung bibir Maya, namun Maya merasa sangat jijik merasakan sentuhan tersebut.
"Kau dengar, berkat keluguan mu aku akhirnya bisa melakukannya lagi dan lagi sampai puas dan kamu—" ucap Tristan terpotong, ia mengelus wajah cantik Maya sebentar membuatnya semakin bergairah sekarang.
"Kamu akan menjadikan pemuas nafsu ku di ranjang setiap aku mengingkannya gadis manis!" ucap Tristan dengan penuh kemenangan.
"Aku mohon jangan lakukan itu! Aku mohon!" ucap Maya memohon sambil menarik-narik tangannya dari rantai besi itu, sehingga kedua tangan Maya sampai memerah dan terkelupas sekarang.
Tristan tidak memperdulikan Maya memohon untuk melepaskannya, ia hanya perduli dengan rasa gairahnya yang semakin mengebu-ngebu saat ini, apa lagi ketika melihat kedua buah benda kenyal itu tidak sengaja terbuka akibat kancing baju Maya terlepas itu, semakin membuat Tristan kesetanan sekarang.
"Hem!"
Maya terus memberontak dan Tristan semakin bersemangat untuk melampiaskan nafsunya kepada tubuh Maya, perlahan-lahan Tristan meremas kedua belahan dada milik Maya sambil dirinya mencium bibir Maya dengan sangat rakus sekarang, Maya merasakan sentuhan di kedua buah dadanya terasa sangat geli dan sekaligus merasa sangat jijik, ingin rasanya Maya langsung pergi ke kamar mandi untuk menghapus jejak tangan laki-laki itu dari miliknya, namun sayangnya dirinya malah di rantai dengan sangat kuat saat ini.
"Ah! Rasa ini sudah lama tidak aku rasakan! Kali ini aku akan memuaskan nafsu ku yang sudah tertahan selama berbulan-bulan ini dan setelah ini aku akan membunuh orang yang sudah berani mengurungku disini!" gumam Tristan dalam hatinya sambil melanjutkan aksinya mencium bibir Maya dan kedua tangannya pun meremas kedua buah dada Maya cukup keras, sehingga Maya merasakan teramat sakit di bagian ke dua buah dadanya.
"Tubuh mu sangat mengoda sekali gadis manis," ucap Tristan yang berhenti sebentar untuk membuka baju Maya, ia melihat kedua buah dada Maya tampak sangat besar di balik bra warna hitam itu, Maya hanya memejamkan matanya sambil menangis karena menahan malu dan belum lagi menahan rasa jijiknya.
Tristan langsung mendudukan dirinya di paha Maya, lalu menatap sebentar kedua buah dada Maya dan kemudian tangannya pun perlahan-lahan memegang kedua belahan itu, rasanya benar-benar membuat gairah Tristan semakin memuncak, bahkan pusaka di dalam balik celanya pun sudah terasa sangat sesak dan sudah tidak sabar untuk keluar saat ini.
"Hem!" Maya hanya bisa menahan rasa geli ketika Tristan menjilat di bagian belahan antara kedua buah dadanya itu.
"Jangan di tahan sayang, mendesahlah," ucap Tristan, lalu Tristan pun meraba di belakang Maya untuk melepaskan pengait bra gadis itu dan pada akhirnya berhasil, mata Tristan semakin tajam dan penuh gairah melihat sebuah puting yang cukup besar nan mengoda di matanya.
Dengan cepat Tristan melumat salah satu puting buah dada Maya dan tangan sebelahnya memainkan puting Maya dengan cara melingkarkan dengan telunjuknya.
"Akh! Aku mohon jangan lakukannya lagi! Berhentilah!" teriak maya yang sudah sangat kesal menahan rasa jijik itu, namun tetap saja Tristan tidak memperdulikan teriakan memohon Maya, malahan Tristan tetap melakukan aksinya. Bahkan Tristan mulai melepaskan celananya sehingga dirinya hanya memakai boxer sekarang, Maya melihat milik Tristan sangatlah besar dan menonjol saat ini, semakin membuat Maya ketakutan sekarang.
Suara rantai itu tidak henti-hentinya bersuara akibat Maya yang dari tadi ingin mengapai tubuh Tristan berniat untuk menghajar laki-laki itu, tapi sayangnya tidak sampai karena kedua tangan Maya terangkat ke atas di ujung kepalanya saat ini, sedangkan kaki Maya tidak bisa bergerak sama sekali akibat Tristan menindihnya sehingga membuat Maya semakin kesulitan untuk melawan sekarang.
"Lihatlah junior ku sudah sangat siap untuk memasuki milik mu!" ucap Tristan memperlihatkan miliknya yang sedang menonjol dengan sangat besar itu dan Maya hanya memejamkan matanya untuk tidak melihat itu.
Setelah celananya ia lepaskan, kini Tristan pun melanjutkan aksinya dengan melumat puting buah dada Maya, bahkan buah dada Maya sekarang sudah terdapat bekas ciumannya yang berwaran merah keunguan saat ini.