Sesampainya di rumah, CL bisa melihat mobil anak buahnya di depan gerbang rumahnya. Dia kira hanya mobilnya saja yang di luar sedangkan sang pemilik sudah masuk ke dalam dan sedang berbincang dengan ayahnya. Tapi perkiraannya salah. Anak buahnya masih didalam mobilnya.
CL turun dari motornya lalu menghampiri mobil hitam itu dan mengetuk kacanya. Sang pemilik langsung membuka kacanya.
"Kenapa kau masih berdiam diri disini? Kenapa tidak masuk saja?"
"Tidak nona, ini sudah malam. Jadi, saya takut mengganggu Tuan dan Nyonya Lee."
"Tidak masalah, mereka belum tertidur. Mereka masih menunggu kepulangan saya."
"Tapi tetap saja, kedatangan saya takut mengganggu."
"Kau terlalu berlebihan. Kalau begitu tunggu sebentar."
CL membuka gerbang rumahnya. Tidak ada satpam, sepertinya mereka sedang berada di tempat lain. Pintu gerbang terbuka, CL pun memasukkan motornya ke garasi. Motornya sudah dia simpan dengan baik lalu dia pergi menghampiri anak buahnya lagi.
"Kau tidak ingin masuk?"
"Tidak nona. Saya disini saja."
"Baiklah. Kalau begitu tolong bantu aku mengeluarkan barang-barang di belakang."
"Baik nona.", anak buah CL langsung keluar dari mobilnya dan membantu sang pemimpin.
"Barangnya sudah keluar semua. Jadi, saya pamit undur diri."
"Ah tunggu. Ini ambilah!", CL menyerahkan saru buah kantung makanan kepada anak buahnya yang tadi sudah membantu banyak.
"Tapi nona.."
"Ambil saja. Anggap saja ini ucapan terimakasih karena telah membantuku dan permintaan maaf karena telah menganggu waktu malam mu."
"Tapi nona, itu memang sudah tugas saya."
"Iya aku tahu. Tapi terimalah ini, aku tidak terima penolakan."
Dengan tidak enak hati, anak buah itu mengambil pemberian CL.
"Terimakasih nona. Saya pamit.", dia membungkukkan badan dan pergi dari sana, meninggalkan rumah CL.
CL pun memasuki rumahnya.
"I'm home!", ucapnya sedikit berteriak.
Mrs. Lee langsung menghampiri putrinya yang baru pulang.
"Kau dari mana saja Lee, ini sudah telat."
"Aku dari taman ma."
"Iya mama tahu, tapi ini telat."
"Aku hanya mengalami beberapa kejadian ma. Jangan khawatir.", CL berusaha menenangkan ibunya yang sangat khawatir sambil tersenyum. "Bantu aku ma. Ini lumayan berat."
Mrs. Lee langsung mengambil paper bag yang dibawa oleh putrinya dan menaruhnya di meja makan.
"Kau membeli banyak sekali, Lee."
"Iya aku beliin sekalian buat maid. Tidak selalu kita yang menikmati makanan enak saja. Aku ingin mereka merasakan enaknya makanan kita."
Mrs. Lee tersenyum dengan pemikiran anaknya. Dia sangat bangga memiliki seorang putri seperti CL. Makanya dia sangat khawatir jika putri kesayangannya ini dalam masalah. Dia bahkan rela mengorbankan nyawanya jika perlu.
"Kau membuat mama bangga dengan pemikiran mu, Lee.", Mrs. Lee memeluk putrinya itu dengan saying.
"Ssshh.", CL tidak sengaja mendesis kesakitan saat ibunya memeluk.
Mrs. Lee langsung melepaskan pelukannya dan melihat wajah CL yang terlihat sedikit kesakitan.
"Kau baik-baik saja?"
"Sakit ma."
"Di bagian mana? Sini mama liat."
"Bagian belakang badan aku ma."
"Kok bisa?"
"Tadi aku jatoh."
"Apa?!"
Mrs. Lee langsung menuntun anaknya untuk duduk di kursi meja.
"Kok bisa kamu jatoh? Coba cerita!"
"Jadi, tadi pas ditaman aku mau beli makanan di food truck. Tiba-tiba orang disana pada heboh dan ada satu wanita yang teriak histeris banget. Trus aku cari sumbernya apa. Ternyata ada anak kecil yang mau ketabrak mobil. Ga mikir panjang lagi, aku lari ke tengah jalan buat nyelamatin anak itu. Dan pas sampe di pinggiran aku jatoh. Aku dibawah dan si anak kecil itu di atas aku, biar dia ga kesakitan. Akhirnya badan aku kebentur tanah deh.", jelas CL panjang lebar dengan semangat.
Mrs. Lee terlihat ingin meneteskan air matanya. CL yang melihat itu seketika merutuki dirinya karena telah membuat ibunya khawatir.
"Eh ma, jangan nangis. Aku ga apa-apa kok, cuma sakit aja badannya."
Mrs. Lee menggelengkan kepala dan akhirnya air matanya tumpah. Dia bingung sekarang ini ingin memberikan respons apa. Disisi lain dia khawatir dengan keadaan anak perempuannya, dan disisi lain dia bangga dengan keberanian anaknya yang bisa dibilang tidak biasa.
"Ma?"
"Mama bangga punya kamu. Mama ngerasa jadi ibu yang paling beruntung punya kamu."
Suasana di ruang makan itu menjadi haru.
"Ada apa ini? Apa aku ketinggalan berita bagus?", tanya Mr. Graham yang tiba-tiba datang.
"Sayang, apa kau tahu? Anak kita hari ini sudah menyelamatkan satu nyawa.", Mrs. Lee membanggakan anaknya di depan suaminya.
"Apa?"
Akhirnya Mrs. Lee menjelaskan semua kronologi yang terjadi pada putrinya malam itu. Mr. Graham terlihat antusias mendengar detail ceritanya.
"Woah, anak papa udah bisa jadi super hero.", ujar Mr. Graham sambil mengelus kepala putrinya.
"Enggak kok, emang itu udah tugas aku kan?"
"Iya nak. Itu sudah menjadi tugasmu, bahkan nanti ada yang lebih berat. Tapi papa tau, kamu pasti kuat buat menghadapinya."
Baru saja Mr. Graham ingin memeluk putrinya, tapi langsung dicegah oleh sang istri.
"Hey, apa kau lupa? Badan anak mu sakit."
"Eh iya.", akhirnya mereka tertawa bersama di ruang makan itu.
"Oh aku lupa satu lagi.", CL mengambil salah satu paper bag yang berisikan berbagai makanan yang tadi ia pesan. Anak perempuan itu mengeluarkan salah satu box makanan yang mana itu adalah hadiah dari chef food truck tadi.
"Tadi aku dikasih ini sama chef nya. Kata dia ini buat aku karena udah nyelamatin anak kecil tadi. Trus dia bilang juga katanya anggota-anggota FAU ga salah milih aku sebagai panglima besar mereka."
Mr. Graham kembali merekahkan senyumannya.
"Apa yang dibilang chef itu serratus persen benar. Kami sebagai bagian dari FAU tidak salah menjadikanmu panglima besar kami. Bahkan walau kau belum ikut dalam pertempuran yang besar, kau sudah menunjukkan keberanian mu dalam aksi menyelamatkan anak kecil tadi."
"Dan dengan pemikiran mu sekecil apapun itu.", Mrs. Lee melanjutkan perkataan suaminya.
"Yaudah, mama sama papa udah makan belum?"
"Belum, kami menunggu mu pulang, Lee."
"Kalau gitu, ayo makan makanannya."
"Iya, mama panasin sebentar ya."
"Iya sekalian buat maid juga ya, ma!"
"Pastinya."
Tiga puluh menit kedepan akan digunakan Mrs. Lee untuk menghangatkan makanan yang dibeli putrinya. Sedangkan CL dan ayahnya berbincang bincang kecil.
"Nah ini udah selesai."
"Yeay! Pisahin buat kita sama buat maid, Ma!"
"Oke sebentar ya."
"Pa, panggilin beberapa maid dong!"
Mr. Graham menuruti perintah putrinya. Dia bangkit dari ruang makan dan pergi ke ruang para maid.
Tak lama kemudian dia kembali dengan lima maid di belakangnya.
"Ah kalian kemari!", perintah CL.
"Ada yang bisa saya bantu, nona?"
"Iya. Bawa semua makanan ini, dan nikmatilah bersama teman kalian yang lainnya.", kelima maid tersebut dibuat bingung dengan nona kecilnya.
"Sudah jangan banyak berpikir. Bawa saja dan selamat menikmati makanannya."
"Baik nona.", kelima maid itu mengambil makanan yang ditunjuk oleh CL tadi.
"Terimakasih nona, tuan, nyonya. Kami permisi dulu."
Mrs. Lee dan Mr. Graham haya bisa tersenyum dengan tingkah dewasa putrinya.