Hari ini hari Minggu. Kegiatan Taera hari ini adalah menghadiri gathering perdana BEM Fakultas Ekonomi. Taera asli deg-degan banget nggak tahu kenapa. Mungkin ini pertemuan perdananya dengan Ardilo dibawah naungan yang sama. Taera udah rapi dan siap berangkat. Dia berangkat bareng Stefa.
Sesampainya di kampus, mereka berkumpul di ruang kelas dekat sekret BEM Fakultas Ekonomi. Setelah mengisi daftar hadir, mereka kemudian duduk dengan departemennya masing-masing. Sebelumnya, setiap departemen sudah berkumpul terlebih dahulu untuk berkenalan satu sama lain. Membuat Taera sudah akrab dengan teman-teman satu departemennya.
Taera berjalan ke arah Belinda yang duduk di deretan kursi sebelah kiri. Taera tidak sadar kalau Ardilo mengamatinya. Ardilo mengamatinya sejak Taera datang tadi. Pandangannya rasanya tidak bisa lepas dari Taera. Ardilo merindukannya.
"Hai cantik," sapa Belinda.
"Hai, kak. Yang lain pada kemana?" tanya Taera begitu duduk di dekat Belinda.
"Anna sama Danisa udah datang tapi lagi ke toilet. Nah itu Erlita," kata Belinda.
Taera kemudian melihat ke arah pintu, melihat Erlita sedang mengisi daftar hadir. Sesaat kemudian dia melihat Ardilo yang duduk di depan, sedang membantu Dino dan Ervan yang sepertinya akan menjadi MC pada acara kali ini. Taera kemudian mengamati wajah Ardilo. Beberapa hari ini dia tidak menghubungi Ardilo karena dia tahu Ardilo sedang sibuk dan Taera tak ingin mengganggunya. Beberapa saat kemudian, Ardilo menatap Taera balik dan tersenyum. Taera jadi salah tingkah sendiri, tapi Ardilo masih tersenyum padanya. Akhirnya, Taera hanya tersenyum singkat kemudian segera melihat ke arah yang lain. Kebetulan Erlita kemudian berjalan ke arahnya.
"Hai kak Erlita. Sorry ya tadi gue udah bareng sama Stefa," kata Taera.
"Gapapa kok. Gue tadi bareng Gaga jadinya. Eh ternyata kak Koko juga nebeng dia," kata Erlita kemudian duduk di sebelah Taera.
Tidak lama setelah semuanya berkumpul, acara pun segera dimulai. Dino dan Ervan yang jadi MC-nya. Setelah acara resmi dibuka, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ardilo, selaku ketua BEM Fakultas Ekonomi yang baru. Saat Ardilo memberikan sambutan, dia tampak ganteng dan kharismatik banget. Semuanya fokus pada Ardilo. Taera menyadari kalau Ardilo memang sangat inspiratif. Rasanya dia jadi semangat saat mendengarkan sambutan dari Ardilo. Dan mungkin orang-orang disana yang mendengarkannya juga jadi semangat. Nggak salah emang kalau Ardilo jadi salah satu cowok idaman cewek-cewek di fakultasnya, bahkan mungkin di kampusnya.
"Nah... Sekarang setelah sambutan dari kak Ardilo, acara selanjutnya apa nih, Din?" tanya Ervan pada Dino, setelah Ardilo selesai memberikan sambutan.
"Selanjutnya kita akan berkenalan dengan tiap departemen agar kita bisa lebih akrab," jawab Dino.
"Bener banget. Kita satu keluarga di sini jadi kita harus mengenal satu sama lain. Departemen apa dulu nih Din yang harus kenalan?" tanya Ervan.
"BPH dulu lah. Setuju nggak nih?" tanya Dino pada semua yang ada disana.
"Setujuuuuu."
"Oke, silahkan BPH memperkenalkan diri," kata Dino.
Beberapa saat kemudian, BPH memperkenalkan diri. Ardilo dan Ervan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian Yola, Stefa, Yuna, dan Airin. Saat itu, Yola berdiri di dekat Ardilo. Entah kenapa rasanya saat melihat mereka berdua itu seperti pasangan idaman.
Setelah BPH memperkenalkan diri, disusul dengan departemen-departemen lainnya. Selama berlangsungnya acara, Taera dapat melihat kalau Yola memang akrab banget sama Ardilo. Mendadak Taera jadi bete.
Jadi ini yang namanya cemburu kak? Apa gue udah beneran suka sama lo? batin Taera.
Setelah acara selesai, ada beberapa mereka yang langsung pulang dan ada yang masih ngobrol. Taera masih menunggu Stefa karena tadi dia bareng Stefa. Stefa masih asyik ngobrol bareng Yola dan Ervan. Taera menunggunya di depan ruang kelas tersebut.
"Tae...," panggil Ardilo.
Taera kaget karena kini Ardilo berdiri di sampingnya.
"Ya kak?" tanya Taera yang kaget.
"Kamu kok belum pulang? Kamu nggak bawa mobil?" tanya Ardilo.
"Enggak kak. Aku tadi bareng Stefa," jawab Taera.
"Mau aku anter?" tanya Ardilo.
"Enggak kak. Makasih," jawab Taera.
Ardilo merasa Taera sedang menghindar darinya.
"Ya udah nanti hati-hati ya pulangnya," kata Ardilo kemudian masuk lagi ke ruangan.
"Iya kak," kata Taera. Taera menahan diri untuk tidak terlihat cemburu. Dia kemudian menunggu Stefa di kursi depan sekret BEM. Dia tak sanggup lagi melihat Ardilo ngobrol dengan Yola.
***
Ardilo baru aja sampai di kostannya. Dia langsung ke kamarnya setelah ngobrol sebentar bareng Johan, Umin, dan Jefry. Dia duduk di kasurnya. Bingung dengan sikap Taera tadi yang seolah menjauh darinya. Ardilo merasa sepertinya dia punya salah pada Taera.
Ardilo kemudian menelpon Taera.
Tidak diangkat.
Dia menelpon Taera lagi.
Tidak diangkat.
Ardilo masih belum menyerah. Dia menelpon Taera lagi.
"Halo."
Kata 'halo' dari Taera membuat Ardilo tersenyum. Suara Taera selalu membuat Ardilo semangat.
"Hai, Tae. Kamu udah nyampek kostan?"
"Baru aja nyampek kak. Kenapa?"
"Bukannya tadi duluan kamu pulangnya? Habis kemana dulu?"
"Iya kak. Tadi Stefa beliin camilan buat kak Yania dulu."
"Oalah. Kamu udah makan kan?"
"Udah kok kak. Kalau kakak?"
"Udah tadi makan bareng Hano. Tae..."
"Ya kak?"
"Kamu marah ya sama aku?"
"Ha?"
"Aku ngerasa kamu kayak marah sama aku, tadi kamu kayak ngehindar dari aku."
Taera terdiam sesaat. Ardilo merasa Taera memang marah padanya, tapi tak ingin mengatakannya.
"Aku minta maaf ya kalau aku ada salah sama kamu, Tae."
"Enggak kok, kak. Aku nggak marah sama kakak."
"Beneran?"
"Iya kak. Selow aja. Kak maaf ya aku mau ngerjain tugas dulu."
"Oh ya udah, semangat ya."
Taera menutup teleponnya. Ardilo kemudian berpikir.
"Apa Taera cemburu karena gue tadi ngobrol sama Yola ya?" gumam Ardilo.
***
Taera menutup teleponnya. Dia memang merasa marah pada Ardilo. Tapi dia tidak bisa mengatakannya. Taera cemburu. Tapi posisi Taera masih belum resmi menjadi pacar Ardilo. Taera tahu itu. Oleh karena itu dia tidak bisa mengatakannya.
"Maaf kak, gue bukannya sok-sokan begini atau egois. Gue cuma pengen lo peka aja. Gue tuh cemburu...cemburu... kesel gue ah," kata Taera sambil memukul-mukul bantalnya ke dinding kamarnya.
Sella, Hyona, dan Sonia yang berada di ruang tengah merasa heran dengan sikap Taera akhir-akhir ini.
"Taera kenapa sih? Kayaknya lagi marah-marah," tanya Sella kepada Hyona dan Sonia.
"Gue juga nggak tahu. Dia paling jarang marah. Ya nggak sih?" tanya Hyona.
Sella dan Sonia mengangguk setuju.
"Apa dia marahan sama pacarnya?" tanya Sonia.
"Pacar yang mana? Emang dia punya pacar?" tanya Sella.
"Ya siapa tahu diem-diem punya pacar. Dia kan nggak cerita soal cowok sama kita selama ini. Jangan-jangan diem-diem udah punya pacar, " kata Sonia.
"Iya sih. Siapa tahu, " kata Hyona.
"Gue jadi curiga. Jangan-jangan dia tuh ada hubungan sama kak Ardilo. Dia jadi semangat daftar BEM. Dan banyak lah yang bikin gue curiga," kata Sella.
"Hmm kita pantau aja. Jangan ikut campur kalau dia gak cerita. Oke," kata Sonia.
"Oke... " kata Sella dan Hyona.