Ardilo juga kaget dengan menyebarnya berita kalau dia jadian sama Taera. Hpnya juga dibanjiri dengan chat dan pertanyaan-pertanyaan tentang mereka berdua. Banyak yang memberi selamat pada Ardilo dan Taera, ada juga yang bertanya-tanya bagaimana bisa mereka jadian, dan ada juga yang tidak suka. Hal ini tentu saja sangat wajar baginya untuk mendapatkan bermacam-macam reaksi mengingat dirinya adalah salah satu orang penting di Fakultas Ekonomi.
Ardilo kemudian berpikir siapa yang menyebarkan berita ini. Padahal Ardilo dan Taera sebisa mungkin menjaga hubungan mereka agar tidak diketahui oleh publik. Hanya beberapa orang yang mengetahui kabar ini. Apakah ada yang sengaja menyebarkannya? Tapi siapa? Ardilo bingung dan tak ingin menuduh siapapun. Mendadak dia khawatir dengan Taera, Ardilo kemudian segera menelponnya.
"Halo, kak."
"Tae...."
"Kak, aku nggak tahu siapa yang ngasih tahu ke orang-orang kalau kita jadian."
"Udah nggak usah dipikirin siapa yang nyebarin. Kamu gapapa kan?"
"Aku gapapa kok, kak. Cuma memang banyak yang tanya gimana bisa aku jadian sama kakak."
"Besok kita omongin ini. Sekarang kamu istirahat aja, jangan banyak pikiran. Oke."
"Iya kak, kakak juga."
"Tenang aja, kita pasti bisa melewati ini semua."
"Iya, kak."
"Ya udah, kamu istirahat ya. Bye, sayang."
"Bye, kak."
Taera menutup teleponnya. Ardilo kemudian rebahan di kasur. Dia menatap langit-langit kamarnya. Berpacaran dengan statusnya sebagai ketua BEM itu tidak mudah. Akan banyak pro dan kontra yang keluar dari banyak pihak. Ardilo tahu semua konsekuensinya. Tapi bukankah dia juga punya hak untuk mencintai seseorang? Dalam hati dia memang harap-harap cemas. Dia hanya bisa berdo'a.
"Semoga semuanya akan baik-baik saja," kata Ardilo.
***
Keesokan harinya, Taera berjalan ke kelasnya. Dia khawatir, kira-kira bagaimana reaksi teman-teman Taera saat tahu kalau dia sekarang pacaran sama Ardilo, mengingat banyak juga teman-temannya yang merupakan fans pacarnya itu. Taera melihat Stefa sedang duduk di depan kelas. Sepertinya Stefa sedang menunggu Taera.
"Tae, gue minta maaf udah nyuekin lo. Gue nggak seharusnya kayak gitu. Gue yakin pasti lo punya alasan untuk nggak cerita dulu sama gue. Maafin gue," kata Stefa.
Taera tersenyum, "Gapapa kok, Stef. Gue juga minta maaf. Gue sebenarnya mau cerita ke lo tapi lo keburu marah sama gue. Lo tahu sendiri kan gue orangnya pendiem, gue nggak bisa maksa orang untuk dengerin gue kalau orang itu nggak mau dengerin gue."
"Gue nggak tahu siapa yang ngasih tahu, tapi temen-temen udah tahu kalau lo jadian sama kak Ardilo. Jujur bukan gue orangnya. Gue juga kaget pas banyak gosip yang beredar," kata Stefa.
"Ya udahlah gapapa. Kita masuk aja ke kelas," kata Taera.
Saat Taera masuk ke kelasnya, teman-temannya melihat Taera dan Stefa.
"Cieeeee Taera pacarnya kak Ardilo..."
"Ngeri lah, pacarnya Ketua BEM euy..."
"Traktiran bisa kali Tae..."
"Iya, traktir dong..."
Taera kaget dengan reaksi teman-temannya, yang ternyata lebih baik dari yang dia bayangkan. Taera jadi sedikit lega. Awalnya Taera takut. Tapi ternyata semuanya baik-baik saja.
"Reaksinya nggak seburuk yang lo kira. Ya....walaupun mungkin ada beberapa orang yang nggak suka, tapi masih banyak kok yang dukung hubungan lo sama kak Ardilo. Nggak usah khawatir," kata Stefa.
Taera mengangguk dan tersenyum, "Makasih atas dukungannya, Stef. Makasih udah ada disamping gue kembali."
"Sama-sama. Tapi jangan lupa PJ-nya ya," kata Stefa bercanda.
"Lo mah gitu. Iya deh, nanti gue traktir cheese cake kesukaan lo," kata Taera.
"Yeay. Gitu dong," kata Stefa.
Taera senang akhirnya dia dan Stefa bisa berbaikan kembali. Ternyata semuanya berjalan dengan baik. Taera sangat lega.
***
Setelah pulang kuliah, Ardilo pergi ke sekret BEM Fakultas Ekonomi. Karena hari ini hari Jum'at dan hanya beberapa diantara mereka yang ada kuliah di hari Sabtu, biasanya beberapa departemen akan mengadakan rapat atau sekedar berkumpul disana. Benar saja, begitu Ardilo sampai di sekret, disana ada banyak anak-anak BEM Fakultas Ekonomi yang sedang berkumpul.
"Cieeee kak Ardilo udah nggak jones lagi..."
"Parah lo ngatain dia jones..."
"Hahaha maafin kak..."
"Traktiran bisa kali Ardi..."
"Taeranya mana kak? Kok sendirian sih?"
"Cieee yang kemarin duduk di kursi taman depan fakultas terus manggil sayang-sayangan..."
"Eh... Serius lo?"
"Serius.... Ada yang kebetulan lewat taman fakultas terus ngelihat kak Ardilo ngomong sama Taera 'Bye, sayang' gitu sebelum dia ke sekret BEM..."
"Uhhh Ardilo sekarang gitu ya...."
"Terus Taeranya kayaknya seneng gitu dipanggil sayang sama kak Ardilo..."
"Cieeeeee..."
Wajah Ardilo bersemu merah. Dia hanya cengengesan kemudian duduk bergabung dengan mereka. Ardilo jadi cukup lega dengan reaksi teman-temannya. Beberapa saat kemudian Taera masuk ke sekret BEM Fakultas Ekonomi bersama Stefa. Taera sangat kaget karena disana sangat ramai dan juga ada Ardilo.
"Nah... Ini Taeranya dateng..."
"Asyikkklah Nyonya Ardilo...."
"Cieeee Taera....Cieee..."
Taera bingung harus ngapain. Rasanya campur aduk. Lega, senang, dan malu karena diledekin yang bercampur jadi satu. Dia kemudian melihat Ardilo yang tersenyum kepadanya. Taera tersenyum pada Ardilo.
"Ye... Jangan berdiri disitu aja, sini masuk..."
"Taera bawa makanan nih..."
"Yeaaayy...."
"PJ nih ceritanya..."
"Kok Taera aja sih kak yang bawa makanan? Kak Ardilo nggak bawa minum atau apa gitu?"
"Tau ih..."
"Haus nih kak haus..."
"Mau minum yang seger Ardi..."
"Bersedekah itu melapangkan rezeki lho Ardi..."
"Buru atuhlah kak, beli minum..."
"Parah lo pada nyuruh-nyuruh ketua BEM..."
"Sesekali gapapa ya kak hehehe..."
Ardilo hanya tersenyum, "Iya... Iya... Habis ini gue beliin minum. Lo pada mau minum apa?"
"Es jeruk..."
"Air mineral aja, yang dingin..."
"Gue air mineral yang nggak dingin ya Ardi...."
"Es teh..."
"Jus dong jus... Jus alpukat..."
"Aku juga jus dong. Jus stroberi kak, esnya dikit aja, terus nggak pakek susu.."
"Yeee udah pesen pakek banyak request lagi..."
"Gue juga pesen jus dong, wortel campur jeruk..."
"Enak ya dicampur gitu?"
"Enak tahu... Tapi ntar disaring, jadi tinggal sarinya aja. Cobain deh, serius enak.."
"Ya udah kak, aku samain sama pesenan kak Yola..."
Ardilo dan Taera hanya tersenyum melihat kelakukan teman-teman BEM-nya.
"Nih udah aku list kak," kata Stefa.
"Wedew sekretaris 2 gercep euy..."
"Nggak salah pilih dah emang..."
"Ya udah buru beli Ardi.."
"Beli minumnya sama Taera kak, kan banyak pesenannya ntar kak Ardilo nggak bisa bawa lho... "
"Bisa aja lo ah..."
"Kesempatan kak, biar sekalian bisa berduaan ye nggak?"
"Cieeeeee..."
Akhirnya Ardilo dan Taera pergi membeli minum untuk teman-temannya. Mereka membeli minum di beberapa toko karena pesanan teman-temannya yang berbeda-beda.
Ardilo melirik Taera yang kini memasang seat beltnya. Mereka sudah selesai membeli minum dan akan kembali ke sekret BEM.
"Tae...," panggil Ardilo.
"Ya kak?"
"Kita tetap melanjutkan hubungan ini kan?" tanya Ardilo.
Taera menatap Ardilo lekat-lekat. Dia kemudian mengangguk.
Ardilo tersenyum,"Makasih ya."