Taera melihat Stefa di kantin yang sedang minum teh hangat dan makan roti bakar. Kelas dimulai jam 10.00, tapi Taera datang lebih awal karena dia harus mengerjakan tugas kelompok dengan Dino. Dia kemudian menghampiri Stefa yang asyik makan roti bakar cokelat kacang kesukaannya.
"Tumben lo sarapan di kampus? Biasanya kan lo sarapan di kostan karena kak Yuna selalu masak buat kalian," tanya Taera.
Stefa meletakkan roti bakar yang dimakannya. Hal ini tentu saja membuat Taera sangat kaget.
"Tae, lo nganggap gue sahabat nggak sih?" tanya Stefa.
Taera tampak bingung dengan pertanyaan Stefa. Kenapa dia tiba-tiba menanyakan hal itu.
"Iya lah, Stef," jawab Taera tanpa ragu.
"Terus kenapa lo nggak cerita ke gue kalau lo jadian sama kak Ardilo?" tanya Stefa.
Untungnya kantin masih sepi dan Stefa memelankan suaranya walaupun dia sedang marah, jadi tidak ada yang bereaksi heboh.
"Lo tahu darimana?" tanya Taera panik.
"Nggak penting gue tahu darimana, yang terpenting disini adalah lo nganggep gue sahabat atau enggak? Gue bahkan nggak tahu kalau lo ternyata deket sama kak Ardilo bahkan sekarang udah jadian sama dia," jawab Stefa kemudian pergi ke kelas meninggalkan Taera yang masih duduk disana dan bingung harus bagaimana.
***
"Lo udah jadian sama dia?" pekik Serry hampir berteriak.
"Sssstttt, jangan kenceng-kenceng," kata Ardilo.
Mereka sedang di perpustakaan mengerjakan tugas sebelum kelas dimulai. Perpustakaan memang tempat tongkrongan Serry dan Ardilo untuk belajar sekalian curhat.
"Sorry," bisik Serry sambil melihat keadaan sekitar untuk memastikan apakah ada yang mendengar obrolan mereka, begitu juga dengan Ardilo.
"Tapi kenapa kalian nggak mau go public?" tanya Serry.
"Taera belum mau kita go public. Dia khawatir tentang reaksi orang-orang kalau mereka tahu kita pacaran," kata Ardilo.
"Ya.. Gue paham maksud dia. Secara lo ketua BEM pasti banyak fansnya," kata Serry.
Ardilo hanya mengangguk setuju, "Gue akan lebih protektif sama dia. Karena nggak banyak yang tau kalau gue sama dia pacaran, mungkin aja bakalan ada cowok-cowok yang deketin dia."
"Jangan lupa juga bakalan banyak cewek yang akan deketin lo," kata Serry.
"Ya.... Gue harus menjaga hati gue. Gue setia kok sama dia," kata Ardilo.
Serry tersenyum, "Cieee."
***
Taera masih bingung. Dia merasa bersalah karena tidak menceritakan hal ini kepada Stefa yang menjadi sahabatnya sejak masuk ke kampus ini. Taera kemudian masuk ke kelasnya. Dia duduk di sembarang kursi karena Stefa tidak mau duduk dekat dengan Taera. Taera kemudian menghela nafas. Dia melihat ke arah Stefa yang sedang asyik mengobrol dengan teman yang ada disebelahnya.
Gue nggak mau kehilangan sahabat, Stef, tolong maafin gue, batin Taera.
***
Taera mulai terbiasa dengan kesibukan Ardilo sebagai ketua BEM. Mereka jadi jarang jalan bareng. Kadang ketemu aja harus ke sekret BEM Fakultas Ekonomi dulu. Tapi Taera tidak mengeluh. Dia juga mulai menikmati kesibukannya sebagai anak BEM dan fokus untuk membuat proposal program kerja departemennya juga fokus ke kuliahnya.
Selama ini juga, Stefa masih menjauh dari Taera. Taera sudah berusaha untuk minta maaf dan ngobrol dengan Stefa tapi Stefa masih saja marah padanya. Taera jadi sedih. Dia duduk sendirian di kursi yang ada di dekat taman fakultasnya. Dia kemudian tak sengaja bertemu Ardilo.
"Taera? Lagi ngapain?" tanya Ardilo.
"Lagi nunggu kelas kak. Masih sejam lagi," jawab Taera.
"Terus kenapa kamu disini sendirian? Biasanya kan kamu sama Stefa," tanya Ardilo kemudian duduk di samping Taera.
"Stefa marah sama aku, kak," curhat Taera.
"Kenapa?" tanya Ardilo.
Taera menceritakan ulang kenapa Stefa marah kepadanya. Ardilo jadi merasa bersalah.
"Nanti kita selesaikan bareng. Nanti aku juga ngobrol sama dia ya," kata Ardilo lembut.
Taera mengangguk.
"Aku harus ke sekret dulu ada urusan. Nanti kita bahas lagi ya," kata Ardilo.
"Iya, kak," kata Taera.
"Bye, sayang," Ardilo kemudian pergi ke sekret BEM.
"Bye juga, kakak sayang," kata Taera kemudian tersenyum.
***
Sore harinya, Ardilo dan Taera menunggu Stefa. Tapi Stefa malah pulang duluan bareng Hano. Karena hp Taera dan Ardilo low bat, mereka tidak bisa menghubungi Stefa atau Hano.
"Ya udah gapapa kak, besok aja kita ngobrolnya sama Stefa," kata Taera.
"Ya udah kamu pulang aja sekarang. Kamu nggak ada rapat kan?" tanya Ardilo.
"Nggak ada kak," jawab Taera.
"Mau makan dulu nggak?" tanya Ardilo.
"Makan berdua? Ntar orang pada curiga lagi kalau kita pacaran," kata Taera.
"Ya kan kita emang pacaran, sayang," kata Ardilo.
Wajah Taera bersemu merah setiap kali Ardilo memanggilnya 'sayang'.
"Kita makan di restoran biasanya yuk, pumpung hari ini aku free, nggak ada rapat atau tugas," ajak Ardilo.
"Ya udah, yuk kak," kata Taera.
***
Sepulangnya mereka dari makan bareng, Taera langsung pulang ke kostan dan Ardilo langsung pulang ke apartemennya.
"Habis jalan sama kak Ardilo ya?" tanya Sella saat Taera sampai di lantai 2 dan akan masuk ke kamarnya.
Disana ada Sella, Hyona, dan Sonia yang lagi nonton TV. Mereka langsung melihat ke Taera dan menunggu jawaban Taera. Sementara itu Taera tampak kaget. Darimana Sella tahu kalau dia habis jalan sama Ardilo?
"Cieee dedek Taera sekarang punya pacar," kata Sonia.
Taera speechless. Mereka tahu dari mana? batinnya.
"Orang-orang udah pada tahu kali kalau lo pacaran sama siapa tadi, Seo?" tanya Hyona pada Sella.
"Kak Ardilo," jawab Sella.
"Iya.. Sama Ardilo. Tadi aja pas gue lewat depan fakultas lo, orang pada ngobrolin," kata Hyona.
Taera tidak menjawab. Dia langsung masuk ke kamarnya dan men-charger hpnya. Saat dia menyalakan hpnya, banyak chat masuk. Ada yang bertanya-tanya bagaimana bisa dia jadian sama Ardilo, ada yang ngasih selamat dan mendukung mereka, ada juga yang tidak suka. Akun ask.fm nya juga dibanjiri pertanyaan-pertanyaan tentang dia dan Ardilo.
Taera kemudian bertanya-tanya bagaimana orang-orang tahu kalau dia dan Ardilo pacaran? Selama di kampus mereka jarang kelihatan bareng dan berinteraksi selayaknya teman biasa. Kalau mereka pergi jalan berdua, mereka lebih sering bawa mobil sendiri-sendiri. Dan teman-teman Taera dan Ardilo yang tahu kalau mereka pacaran yaitu Kaino, Stefa, Serry, Alex, Yuna, dan Hano. Siapa yang memberi tahu hal ini ke publik?