Chereads / Pelangi di Ujung Nadi / Chapter 1 - Prolog

Pelangi di Ujung Nadi

🇮🇩gratiatalitha_3357
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 11.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Hujan perlahan meninggalkan bumi dan menyisakan gerimis kecil. Awan yang semula gelap kini mulai menampakkan wajahnya dan langit mulai menunjukkan betapa gagahnya dia. Secercah sinar matahari mulai menerobos cakrawala dan sebuah pelangi mulai muncul samar.

"Kakak sedang menunggu pelangi" sapa seorang gadis kecil kepada Amara.

Saat itu Amara yang sedang melamun, tersentak dengan kemunculan gadis kecil itu secara tiba-tiba. Dia kaget dan berusaha menata dirinya. "Oh, Aku sedang menikmati pelangi tersebut" jawab Amara dengan mengamati seorang gadis kecil yang kira-kira berumur sepuluh tahunan.

"Pelangi itu indah ya" kata gadis kecil itu dengan tersenyum pada Amara.

"Benar, pelangi itu sangat indah. Aku ingin menjadi pelangi suatu saat nanti" kata Amara dengan melihat takjub bagaimana pelangi itu mulai menunjukkan diri dan seolah-olah pelangi tersebut sedang dilukis.

"Aku setiap hari melihat pelangi" seru gadis tersebut.

"Bagaimana bisa?" tanya Amara.

"Yah, itu rahasia" jawab gadis tersebut dengan penuh teka-teki. Amara yang berda disamping gadis tersebut mulai heran bagaimana gadis kecil ini bisa melihat pelangi setiap harinya. " Suatu saat kita akan bertemu dan akan bersama-sama menjadi pelangi tersebut" kata gadis kecil itu dengan penuh teka-teki sekali lagi.

"Kapan?" tanya Amara spontan.

"Diwaktu yang akan tiba. Disaat kakak sudah menemukan cinta yang kakak tunggu" kata gadis tersebut dan tiba-tiba Amara merasakan apa yang dia alami tiba-tiba menjadi samar dan putih berkabut. Dia kebingungan dengan apa yang dia alami saat ini, sekelilingnya menjadi putih berkabut dan sebuah sinar menyilaukan tertuju padanya. Amara menutup matanya dengan segera dan kemudian tersadar ketika suara tantenya memanggilnya.

"Amara, bangun" seru tante Rina tepat disamping tempat tidurnya. Amara masih terpaku dengan apa yang dia alami barusan saja. Dia seolah-olah terlempar ke sebuah dimensi lain. Dia merasa apa yang barusan dia alami begitu nyata, bukan seperti mimpi. Amara sangat sadar bahwa barusan dia berada di sebuah tempat yang cukup asing baginya.

"Ini bukan mimpi. Ini nyata! Siapa gadis itu, dan apa maksudnya bahwa aku akan menjadi sebuah pelangi" gumam Amara dalam hatinya saat berusaha mengingat-ingat peristiwa yang baru saja dia alami.