Kriiiing! Kriiiing! Bel istirahat makan siang pun tiba.
"Bryan, gue makan di kantin ya! Lu kan lagi bawa makan, jadi makan aja di kelas. Ntar gue beli spaghetti terus ke kelas lagi yak?"
Ucap Bintang sembari meninggal kan Bryan yang duduk di bangku paling depan dekat meja guru.
"Yaudah, gue tunggu!" Balas Bryan,
***
Seusai Bryan makan siang ia mau pergi ke perpustakaan. Namun, tiba tiba ada yang menarik kerah belakang baju Bryan.
"Ikut gue sekarang!"
Seru seseorang yang sepertinya ingin membully Bryan. Tidak asing itu adalah.. Rival dan tentunya dengan geng nya. Siapa yang tidak kenal dengan geng Rival? Bahkan Rival pernah nyaris di penjarakan karena ada salah satu junior yang bunuh diri di kamar mandi.
"Val, salah apa gue? Ngapain lo narik gue sih"
Tanya Bryan kebingungan dibarengi dengan rasa panik.
"udah diem ikut aja!" Dibelakang Rival ada anak buahnya yaitu, Alva, dan Hikaro.
"Bryaan, gue bawa-"
Kata kata Bintang terpotong saat melihat Bryan sudah hilang dari tempat duduknya.
Ia punya feeling yang tidak bagus, lantas ia menaruh spaghetti nya di meja dan lari mencari Bryan, ia mengira Bryan ada di
perpustakaan namun dugaan ia 100% SA-LA-H. Ia mencari kemana mana, dan ia mendapati Bryan di lorong sekolah lantai 3.
"Woi! Kalian apain sahabat gue?! HAH!" Bintang teriak di lorong yang menggema tersebut.
Rival, Alva , dan Hikaro melarikan diri.
"Lo gak apa apa?"
Tanya Bintang yang melihat sahabatnya terluka.
"Ga-gak apa apa, mungkin emang gu-gue lemah. Santai aja" sahut Bryan yang lemas akibat di tonjok.
"Gak, lo harus gue bawa ke UKS" kata Bintang cemas,
"Gak apa apa, ga usah" timpal Bryan.
Sesampainya di kelas..
Bryan membuka tas, dan apa yang ia temukan...tas nya sudah basah. Ia yakin semua ini ulah geng nya Rival, Alva, Hikaro.
Jadi, mereka adalah geng yang paling sering membully, memandang rendah semua murid MGHS. Rivalya Martiase, ayahnya merupakan direktur dari pabrik susu ternama di Indonesia.
Pulang sekolah...
"Masih sakit pipi yang ditampar sama yang di tonjok nya?"
Tanya Bintang yang mempedulikan sahabat nya tersebut.
"Tadi yang ditonjok nya gue mual, apalagi yang ditonjok nya perut. Kalo pipi cuma merah aja gak apa apa" balas Bryan.
***
"Assalamualaikum Bun, Bryan pulang."
Bryan mengucapkan salam "waaalaiku- msalam.. Bryan pipi kamu kenapa?"
Bunda menanyakan pipi Bryan bekas tamparan keras Rival sampai merah.
"Itu bun, tadi kena bola basket,"
Ia terpaksa bohong karena ia tak mau Bunda tahu kalau dia di bully.
Bryan mengurung diri di kamar.
Ia menangis, merasa ia paling bodoh, tak pantas di lahirkan.
"ap- apa gu- gua sejelek yang Rival bilang?" Batin Bryan di hatinya.
Di lorong sekolah tadi..
"Mana dompet lo?! Sini kasih ke gue! Kalau gak, gue tabok lo!" Ancam Rival.
"Nggak! Gak bakal gue biarin lo peras dompet gue!" Lawan Bryan, demi menjaga jati dirinya
"oh gitu ya? Nih makan!"
TAK! DUG!
Rival menampar sekaligus menonjok perut Bryan.
"Lo tuh jelek! Jelek! Ga ada cewe yang mau sama lo ngerti? Sekarang sini dompet lo! " Rival mengambil paksa dompet Bryan.
Seketika pun, Bintang datang dan menyelamatkan Bryan yang duduk lemas di dekat loker.
"Ya Allah, apa yang di katakan Rival itu benar? Bantulah hamba mu ini menghadapi Rival ya Allah" Bryan membatin dalam doa sholat Ashar nya.
Esok paginya..
"Bun Bryan berangkat, Assalamualaikum" Bryan Pamit pada Bundanya
"Iya, hati hati!" Tambah bunda.
Bryan menangguk cepat, abang ojek online langsung tancap gas menuju sekolah MGHS.
Sebenarnya, ada supir di rumah. Tapi, ia lebih nyaman memakai ojek online ketimbang naik mobil.
Pagi itu jam 07.00, Bryan membuka loker dengan gerak yang cepat. Ia takut ia akan di peras lagi oleh geng Rival, ia mengambil buku tulis dan buru buru menutup loker, dan menguncinya.
Hari ini, ada kelas membuat prakarya. Jadi ia harus mencatat, semua bahan yang diminta Bu Nana guru SBDP (seni budaya dan prakarya)
Pelajaran pertama..
"Jadi, kalian mesti bawa semua perlengkapan yang tadi ibu suruh catat ya?" Kata Bu Nana
"sudah Bu.." semua siswa menjawab serentak.
"Tadi Bu Nana suruh pake kain apa buat bikin batik?" Tanya Raya
"apa tuh namanya, kain serat nanas kan?" Timpal Bintang.
" Gue yang nanya, lo juga nanya balik gimana sih"
Tambah Raya
"Iya njir, bener kain serat nanas"
"yaudah iya, makasi yak!"
Balas Raya
"yoii"
Pelajaran kedua..
"Jadi, Minggu depan kita ujian MTK ya!"
Jelas pak Adi. Pak Adi, guru MTK yang super duper galak, dan seketika berubah menjadi baik, dan ramah.
"Sekian, terimakasih murid murid yang sudah memperhatikan bapak mengajar, bapak permisi"
"So, Minggu depan gue bawa kain serat nanas, sama belajar buat ujian MTK?"
Tanya Bintang
"Iyaa, belajar bareng yuk ntar hari Minggu!" Ajak Bryan
"yaudah, ntar gue ke rumah lo"
balas Bintang.
Istirahat tiba..
"Mana dompet lo?! Sini!" Rival kembali memeras Bryan
"i..ini.." jawab Bryan terpaksa,
"lelet banget sih! Sini!" Rival mengambil dompet dengan cepat, dan melempar dompet tersebut ke muka Bryan
"Makasih loh ya! Hahaha"
"Bryaan! Lo di bully lagi?!"
Tanya Bintang,
"Ya begitulah"
jawab Bryan dengan pasrah.
"Udah cukup! Kita lapor Bu Nina ayo ikut gue!"
Bintang yang geram menggenggam tangan Bryan dengan kuat.
"Bu Nina! Saya mau lapor Bu!"
"Ada apa Bintang?" Tanya Bu Nina
"Bryan udah 2 hari ini di bully dan di peras dompetnya oleh Rival dan geng nya!"
Dengan semangat Bintang mengucapkan itu.
"Apa?! Bryan.. tenang ya ibu akan urus ini kamu dan Bintang ke kelas saja ok?" Bu Nina menenangkan perasaan Bryan.
"Panggilan kepada ananda Rivalya Martisse, Alva Rianto Putra, dan Hikaro Minami, mohon untuk segera masuk ruang BK"
"Udah udah, lu gapapa kan?"
"Iya gua gapapa"
"Ayo masuk kelas, geng Rival udah di urus Bu Nina"
"Beneran?"
"Iya, udah ah ayo"
"Nghoghey"
Sesampainya di kelas..
"Eh lu gapapa?"
Azka heboh menanyakan keadaan Bryan.
"Iya njir, lu gapapa?"
Danish ikut heboh
"Ah, iya gua gapapa. Ga usah cemas, tadi rame ya?"
"Banget anjir, tadi rame parah. Si Tisha sampe masuk UKS, keinjek injek banyak orang"
"Emang lu tadi ga liat?"
"Dia kan di bawa ketempat penyelesaian masalah sama Bu Nina goblog"
"Dih apaan si dodol, gua kan tadi di ruang koperasi"
"Nyelow aja si"
"Eh udah udah, malah pada berantem"
"Iya si, udah udah masalahnya udah di tangani Bu Nina ini"
Bintang dan Bryan mencoba melerai pertengkaran antara Danish dan Azka.
"Berarti si Tisha sama anak anak cewe lain nya lagi di UKS?"
"Ya lu tau sendiri lah, Tisha badannya lebar unyu unyu gitu, duh"
"Ekhem ekhem ada yang lagi naksir sama seseorang nih"
"Lu mau ribut sama gua?"
"Lu pikir gua takut? Ngga ya tolol"
"Ya Allah udah dong berantem Mulu. Kek bocil anjir"
"Diem lu"
"Heh udah udah lu mau gua laporin ke Bu Nina?"
"Duh iya deh maafin kita. Udah Danish, maafin gua gua terbawa esmosi"
"Gua juga minta maaf, kebawa
emosi juga"
"Nah gini kek, damai kan enak"
***