" Awas aja lo, Bryan! Gue bakal bully Lo terus sampe Lo frustasi! " Kata Rival sembari menggebrak meja belajarnya.
***
Bintaang|
Bintang:
Lo gapapa kan?
Bryan:
Iya, ga papa kok. Besok kita belajar bareng kan?
Bintang:
Iya, besok gue ke rumah lo😉
Bryan:
Oke, Tschüss* Bintang!
* Selamat tinggal / Bye dalam bahasa Jerman.
" Kak, ajarin aku soal IPS ini dong, Senin ujian. " Adik Bryan memanggil, ia adalah Amira. " Oke, oke soal apa nih? " Tanya Bryan " letak geografis Indonesia kak " balas Amira, " eh kak, muka kakak kenapa? " Tanya Amira kepo, " kena bola basket, pas olahraga " jawab Bryan " ooh" Bryan tidak mau keluarganya tahu akan masalah ini.
" Eh seriusan lo mau bully si Bryan? "
" Iya, sampe dia frustasi "
" Oh "
" biasanya dia ngebully cuma 3 sampai seminggu, dasar Rival " batin Alva
***
Esok harinya
Ting tong! Ting tong! Bunyi bel terdengar di seluruh ruangan rumah, " eh si Bintang yak? Turun dulu deh! " Bryan membatin.
" Lama bat si lo! " Kata Bintang, " ya Maap tadi lagi di atas " balas Bryan.
" Tumben nih, rumah sepi. "
" Ortu gue lagi ke Singapura, buka cabang baru lagi "
" Oh, sendiri Lo? "
" Kagak, ada Mba Isma, sama Pak Ranto."
" Oh yaudah, yuk masuk "
Merekapun naik ke lantai 2, dan masuk ke kamar Bryan. Rumah Bryan ada 2 tingkat dan sangat luas. Sedangkan Bint- ang ia tinggal di apartemen mewah milik keluarga besarnya.
" Amira mana? " Tanya Bryan " ada, di kamar nya mungkin lagi baca buku atau ngapain "
" Dia lucu banget sih, ehehe " balas Bintang. " Lo kekanak kanakan beut sih! " " Ahaha maaf, yuk ah belajar "
***
Tak terasa sudah 1½ jam mereka belajar. Tok tok ! " Den Bryan, ini Snack nya den" Mba Isma membawakan pancake, dan susu. " Makasih banyak Mba, " " sama sama den, Mba Isma permisi. " " Ya Mba, silahkan "
" Kapan ortu lu pulang? "
" Dua Minggu lagi "
" Lama dong, gue boleh nginep? "
" Boleh dong! Izin dulu sono sama ortu lu, ntar nyariin "
" Iya iya, "
Sesaat setelah itu, tiba tiba..
DRRT! DRRT!
" EH, BINTANG GEMPA TANG! LARI! "
" IYA! CEPET CEPET AJAK AMIRA! "
Mereka berdua lari ke kamar sebelah dengan cepat. " Kak, Amira takut "
" Sini kakak gendong ayo sini ! "
Dengan sigap Bryan menggendong adik nya dan, turun ke lantai bawah. " Mba, ayo keluar! " Pinta Bryan " ya den, ayo ayo! "
Sesampainya di luar..
" Gempa nya makin kuat! Semuanya merunduk! " Pak Ranto memberi instruksi, " kak, aku takut! Hueee " Amira menangis sejadi jadinya di halaman. " Tenang dek, sini peluk kakak " dengan cepat Amira memeluk kakak satu satunya tersebut dengan erat. Sedangkan Bintang, ia melindungi diri sendiri, matanya mulai berkaca-kaca. Ia mulai memikirkan keluarga nya yang ada di apartemen, " Ya Allah tolong lindungi hamba, keluarga Bryan dan keluarga hamba ya Allah.. " Bintang membatin.
Gempa mulai mengecil, dan Bryan, Bintang, Mba Isma, Amira dan pak Ranto kembali masuk ke rumah.
Dan..
" Gempa lagi! Keluar ayo ayo! " Pak Ranto memberi instruksi yang kedua kalinya, ini adalah pertama kalinya Amira merasakan gempa, jadi ini membuat nya tidak bisa tenang.
Gempa susulan terjadi, yang ini sangat kuat! Menggoyangkan seluruh isi rumah, pajangan di pintu masuk mulai berjatuhan dan pecah.
" Ya Allah... Ya Allah.. " Bryan sudah mulai teriak, tak bisa mengkondisikan diri.
" Sudah, sudah sekarang kita ke lapangan setelah ini! " Instruksi pak Ranto.
Karena, kalau kita ada di luar pada saat gempa, kita berdiam diri saja disitu. Jangan kemana-mana.
Gempa mulai mengecil..
" Nah, sudah tidak begitu kencang. Ayo segera ke lapangan! " Pak Ranto memandu jalan,
" Halo? Halo? Ma, mama gak apa apa? Papa juga kan ya?
" Iya mama ama papa gak apa apa, kebetulan mama sama papa lagi di lobby mau keluar, jadi bisa langsung melarikan diri nak, kamu disitu saja InsyaAllah mama sama papa segera ke sana. TUT- "
Panggilan seketika terputus.
Di lapangan, ramai sekali orang yang duduk, ada yang menangis ada yang masih panik tidak menyangka bakal ada gempa sebesar ini.
Dan, untuk yang kesekian kalinya, terjadi kembali..
DRRT! DRRGT!
" Semuanya! Merunduuuk! " Pak RT memberikan instruksi. Gempa yang ini lebih lama dari gempa awal, susulan pertama. Dan semakin kuat goncangan nya.
" Bryaan, gimana ini?? " Bintang menunduk sembari menangis, ia takut akan terjadi sesuatu.
Dan seketika BRUK! Tiang listrik roboh dan menerpa jalan.
" Ya Allah ya Rabbi! " Mba Isma teriak ga karuan, gempa mulai mengecil..
" Bintang, telpon ortu Lo! Suruh kesini! Cepet! " Bryan memberi perintah.
" Iya, iya "
Dengan sigap, Bintang memencet tombol angka di layar handphone miliknya.
" Halo? Halo? Ma? Maaa?? "
" Ya nak, mama sama papa segera kerumah Bryan lagi dijalan! Ada peringatan tsunami Bintang! Cepat lari ke bukit atau tempat yang lebih tinggi! "
Dan, panggilan seketika terputus.
" Bryan, ada peringatan tsunami! Cepet kita kemana nih??? "
" Seriusan?!, Kerumah gue aja kan tinggi, ajak aja semua warga evakuasi! "
" Pak! Pak RT! Ada peringatan tsunami! Evakuasi kerumah saya bisa pak? "
" Ya, ya, bapak juga mendengar nya boleh boleh ayo cepat ! "
" Para warga! Silahkan mengevakuasi diri ke rumah pak Ardi! "( Nama ayah Bryan )
Semua warga lantas pergi berlari dengan hati hati, karena jalanan ada yang retak. Untung nya, rumah Bryan tidak terlalu parah diguncang gempanya, dan tidak menimbulkan banyak kerusakan.
" Ya, mari mari! Masuk silahkan ! " Pak RT menyuruh warganya masuk. " Halo? Ma udah dimana?? Kita lagi evakuasi ke rumah Bryan nih, mama sama papa cepet kesini ya! "
" Ya nak, ini dikit lagi sampe " kata mama Bryan.
Semua warga termasuk keluarga Bryan dan Bintang, sudah ada di lantai atas rumah Bryan. Dan.. tin tin! " Nak! "
" Ma! Pa! Ayo cepet masuk ! "
Dengan hati hati, mama dan papa Bryan meniti di tangga.
" Bryan, lo ga nelpon ortu lo? "
" Masih ada jaringan? Kalo ada gue telpon! "
Bryan segera mengambil handphonenya di kamar, di kamar ia melihat banyak barang berjatuhan dan..
" Ini dia! Alhamdulillah masih nyala! " Bryan pun lari kembali.
" Alhamdulillah sampai juga " mama papa Bintang sampai di lantai 2 rumah Bryan.
" Tante? Om? Ikut saya ya, saya pandu "
" Eh? Bryan, boleh nak ayo ! "
" Halo? Assalamualaikum ? Bryan kamu gak apa apa kan ? "
" Ya bun, Bryan lagi mengevakuasi diri, rumah juga ditempatin warga gak apa apa kan ya? "
" Gak apa, bunda mungkin mati beberapa Minggu pulang, karena bandara di kota kita ada kerusakan, jadi beberapa Minggu baru pulang ya, jaga diri mu! Bunda dan ayah selalu mendoakan mu! "
" Ya bun, "
" Kak ? Tadi itu bunda? "
" Hmmph, iya "
" Kapan pulang nya kak? "
" Beberapa Minggu lagi Amira, kan ada kakak, kak Bintang, Mba Isma , sama pak Ranto. Kamu tenang aja ya "
" Iya kak, Amira mengerti. "
Mungkin di benak pikiran nya, ia akan bertemu dengan orang tua nya lagi, namun tidak untuk beberapa Minggu kedepan.
***
Seketika tsunami menerpa kota, air sudah masuk ke rumah Bryan. Banyak sekali puing puing masuk kedalamnya.
Ada beberapa warga yang mengabadikan momen ini.
" Kak, aku mau di peluuk " Amira menangis, " sini sini, jangan nangis ya, cup cup "
" Ya Amira, kamu tenang saja ada kami semua yang akan menjaga mu.