Mereka kini sedang berada di depan makam Daniel. Vio berjongkok di depan makam tersebut seraya mengusap nisan yang bertulis nama Daniel.
Air matanya mengalir begitu saja.
"Ketika saya terlalu berharap pada kamu.. ketika itu juga Tuhan mengambil kamu dari saya. Sesungguhnya sebaik-baik berharap adalah kepada Allah, bukan kepada manusia yang hanya berujung kecewa." ucap Vio.
Rio yang berdiri di samping Vio hanya bisa meratapi putrinya yang benar-benar merasa kehilangan atas kepergian Daniel.
'Saya tidak pernah menyangka bahwa kamu akan pergi secepat ini.. kamu memiliki prestasi yang baik ketika bekerja di perusahaan saya.. dan saya ingin sekali mengangkat kamu sebagai pemimpin di perusahaan saya ketika kamu telah menikah dengan Vio, tapi sekarang, semua harapan itu pupus ketika kini dunia kamu dengan kami semua telah berbeda..' ucap Rio di dalam hatinya.
Vio mengusap gundukkan tanah yang bertabur bunga.
"Saya mencintai kamu, Daniel..." lirih Vio.
.......