Di sinilah Hanan saat ini, di sebuah tempat tersembunyi yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Ruangan itu benar-benar gelap dan hanya mendapat cahaya dari sebuah lampu tidur yang ada di atas nakas.
Hanan duduk di tepi ranjangnya seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Saya selalu takut akan semua hal yang berkaitan dengan kamu, Anin... saya benar-benar takut kehilangan kamu lagi setelah pada saat itu Arga kembali merebut kamu.. saya takut nin... saya tidak akan sanggup jika pada akhirnya nanti bukan saya yang kamu pilih.. saya takut nin..." monolog Hanan dengan suara parau. Hanan menangis.
Dia benar-benar takut akan kehilangan Anin. Perempuan pertama yang berhasil mengobrak-abrik perasaannya sehingga membuat Hanan menjadi selalu takut untuk kehilangan dia.