'Pak Radit gak mungkin menjemput aku di rumah Wil.. dia bisa-bisa curiga dan takutnya justru hanya akan menimbilkan salah paham.. lebih baik aku tolak saja.. dan lagi pula, Wil juga mengatakan bahwa dia akan mengantarkan aku untuk bertemu dengan pak Radit nantinya..' ucap Anin di dalam hatinya.
"Hmm maaf pak.. tapi saya rasa bapak tidak perlu menjemput saya kok... saya bisa datang sendiri ke sana.. tapi terima kasih atas penawarannya pak.." ucap Anin.
"Ah iya.. ya sudah gak apa-apa nin..." ucap Radit.
"Hmm ya udah saya tutup teleponnya ya pak.. Assalamualaikum.." ucap Anin.
"Iya nin.. waalaikumsalam.." ucap Radit.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
Anin menghembuskan nafas beratnya.
"Ya Allah.. hampir aja.." gumam Anin.
....
Setelah sambungan telepon terputus, Anin kembali meletakkan ponselnya di atas meja.
"Kenapa Anin terdengar seperti sedang menyembunyikan sesuatu ya?? Tapi apa??" gumam Radit bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
...