Anin sedang merebahkan dirinya di tempat tidur. Sejak tadi, ia berusaha keras untuk bisa memejamkan matanya agar dirinya bisa tertidur dan melupakan kecemasannya. Namun, dirinya gagal.
Ia terus berpindah-pindah posisi tidur. Namun ia tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa cemas yang ada di dalam pikirannya.
"Duhhh... ya Allah... kenapa perasaan aku masih aja gak tenang memikirkan pak Hanan ya?? Ada apa ini?? Apa yang sebenarnya pak Hanan lakukan di sana?? Dan dia sebenarnya sedang dinas apa sih?? Kenapa dia mengisyaratkan bahwa dia seolah-olah akan pergi?? Kenapa ya Allah?? Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya.. Aamiin ya Allah.." gumam Anin.
Anin pun lalu kembali mulai memejamkan matanya seraya merapalkan doa.
.......
"Akh!!!" rintih Hanan.
"HANAN!!!!" Teriak Andre dengan penuh kecemasan kala sebuah pisau lipat menancap pada betis kaki Hanan.
Hanan terkulai lemas di rerumputan liar. Ia memegangi kakinya yang tertancap pisau lipat tersebut.