"Anindya... saya perlu berbicara dengan kamu..." ucap Radit sedikit mempercepat langkahnya seraya mengejar langkah Anin untuk menyeimbangi.
"Saya buru-buru pak.. saya harus ke ruang organisasi.. permisi.." ucap Anin tetap berjalan meninggalkan Radit.
Tak mau kehilangan kesempatan untuk berbicara dengan Anin, Radit dengan segera mencekal tangan Anin.
"Anin.. saya mohon sebentar saja.." ucap Radit.
Tac!
Anin pun menghentikan langkahnya karena pasrah.
"Lepasin tangan bapak dari lengan saya!" ucap Anin tegas menatap lengannya yang dipegang oleh Radit.
Radit pun melepas cekalan tangannya pada lengan Anin.
Beruntungnya, kulit Radit tak langsung menyentuh kulit tangan Anin dikarebakan Anin selalu menggunakan pakaian yang tertutup dan juga hijab.
"Maaf.." ucap Radit.
"Mau bicara apa lagi sih pak?? Apa kemarin sewaktu kita membahas semua ini di rumah sakit, itu belum cukup jelas untuk membuktikan pada bapak?? Belum??" ucap Anin.