Fatur melihat Leo yang sudah duduk di atas motornya yang sudah ia nyalakan, Fatur pun mendekati sahabatnya tersebut dan berdiri di samping motornya dengan wajah yang dingin dan kedua tangan yang ia lipat di depan. Leo melirik padanya, kemudian membuka kaca helm full facenya.
"Apa?" Tanya Leo yang mengetahui kedatangan Fatur menghampirinya karena ingin mengatakan sesuatu.
"Kenapa kamu memaksanya seperti itu dan marah?" Tanya Fatur dengan nada bicara yang sangat dingin serta meninggi. Leo yang mendengar cara berbicara Fatur pun membuka helm ya dan menatap pada lelaki itu dengan taham.
"Marah? Tidak ada yang marah. Dan aku tetap akan mengantar Lilac, Fat! Aku harus memastikan dia sampai ke tempat pemotretan dengan aman!" Balas Leo yang tidak kalah tingginya dengan nada bicara Fatur tadi. Emosi mulai tersulut di antara mereka, meskipun keduanya adalah sahabat, namun hal seperti ini tentu tidak dapat di hidari kan?
"Memangnya siapa dirimu Leo? Apakah kau pacarnya?" Ketika mendengar pertanyaan dari Fatur itu, Leo membanting helm nya dengan keras ke atas tanah dan turun daru motornya untuk berdiri berhadapan dengan Leo.
"Fatur! Leo! Apa sih yang kalian lakukan sekarang?!" Nada dan Lilac yang baru saja keluar dari dalam rumah pun melihat kedua lelaki itu kini sedang berdiri saling berhadapan dengan wajah yang siap untuk beradu tinju. Fatur segera mendorong Leo untuk menjauh dari hadapannya, dan Leo sendiri tidak memiliki niat untuk kembali mendekati Fatur.
"Ayo Lac!" Ajak Leo seraya mengambil helm nya dari atas tanah dan kembali memakainya, kemudian ia kembali naik ke atas motornya.
Lilac yang tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi di antara kedua sahabat lelakinya dan Nada tersebut hanya bisa melirik ke arah Fatur yang melihatinya. Kemudian ia mengambil helm yang ada di atas lemari helm di sana, "Aku duluan ya Nad." Pamitnya pada Nada. Nada hanya mengangguk dan memeluknya sebagai salam perpisahan.
Kemudian Lilac berbalik untuk menghadap pada Fatur dan mengucapkan hal yang sama, "Aku duluan ya Fat." Pamitnya pada lelaki itu. Wajah Fatur memperlihatkan sebuah senyuman yang di paksakan pada Lilac, lelaki itu mengangguk dan mengusap lengan kiri Lilac.
"Hati-hati ya!" Ucapnya. Lilac pun mengangguk dan memakai helm tersebut kemudian naik ke atas motor milik Leo. Tidak seperti Lilac, Leo yang saat itu tengah emosi pun tidak memberikan pamitnya pada dua sahabatnya itu dan pergi begitu saja.
Fatur kemudian berjalan ke arah gerbang, hendak menutupnya. Tetapi di saat itu ada sebuah mobil yang hendak masuk ke dalam rumah Nada. "Fatur, jangan tutup Nak!" Jendela kaca itu pun tersbuka dan Mama dari Nada berteriak meminta untuk gerbangnya tidak di tutup. Fatur pun mengangguk dan melebarkan gerbang garasi rumah Nada.
Saat Fatur berjalan untuk mengambil tas nya dan bergegas pulang, Nada yang mengikutinya pun bertanya padanya. "Fat, apa sih yang sebenernya terjadi? Kamu sama Leo berantem?" Tanyanya, Fatur tidak menjawab pertanyaan Nada tersebut dan hanya tersenyum ketika ia melihat Mama Nada keluar dari dalam mobil.
"Tante, Fatur pulang dulu ya… Tadi yang lain udah pada pulang duluan." Jelas Fatur sekaligus berpamitan. Sedangkan Nada yang ada di belakang Fatur itu menunggu waktu untuk kembali bertanya pada lelaki itu.
"Nggak makan dulu, nak?" Tanya Mama Nada yang sekarang mengambil tas miliknya dari dalam mobil.
"Udah tante, tadi kita semua udah makan." Tolak Fatur. Akhirnya Mama Fatur hanya bisa mengangguk, mengatakan hati-hati seraya mengusap-usap lengan Fatur dan masuk kedalam rumahnya. Kini tinggalah Fatur dan Nada yang berdiri di depan pagar rumah Nada.
"Fatur!" Nada memanggil lelaki itu saat Fatur hanya berjalan ke arah pagar untuk keluar. Langkah Fatur pun berhenti, ia lupa menjawab pertanyaan Nada sebelumnya, kemudian ia berbalik.
"Aku gak bisa jelasin ke kamu sekarang Nad. Ini masalah aku sama Leo!" Ucap Fatur pada perempuan itu. Nada hanya bisa mengangguk dan tersenyum ketika Fatur enggan menjelaskan apa permasalahannya dengan Leo. Kemudian Fatur pamit untuk pulang ke rumahnya.
Setelah mengantar Lilac ke tempat pemotretan, Leo tidak langsung pulang. Ia menunggui sahabat kecilnya tersebut sampai pemotretan selesai, meskipun Lilac sudah memintanya untuk tidak menunggu dan pulang saja. Tetapi Leo tetap tidak ingin mendengar dan menunggui Lilac sampai larut malam.
"Makasih ya, Eo." Ucap Lilac ketika ia sudah berada di depan rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, cukup malam untuk keduanya pulang.
Leo hanya mengangguk menjawab ucapan terimakasih tersebut. Lilac tahu bahwa saat ini Leo masih dalam keadaan kesal, namun ia tidak mengetahui terhadap siapa sahabat kecil sekaligus tetangganya itu kesal.
"Udah masuk dulu gih, aku liatin!" Ucap Leo. Lilac mengangguk ketika mendengar perintah tersebut, Lilac tahu bahwa Leo sedikit over protective padanya. Tetapi ia tidak mau jika Leo sampai harus seperti ini, membuang waktunya hanya untuk menunggu dirinya yang bekerja melakukan pemotretan dan lain sebagainya.
Trek! Lilac yang berjalan ke arah pintu masuk rumahnya pun terdiam saat mendengar sebuah suara dari balik pohon besar yang ada di taman pekarangan rumahnya. Leo yang ada di atas motor dan melihat gerak-gerik terkejut dari Lilac, menyipitkan matanya dan mematikan mesin motornya.
Lilac perlahan berbalik untuk menghadap pada pohon tersebut. Leo membuka helm nya, "Lac?" Panggilnya pada perempuan tersebut.
Tak! "AAaaaaa!" Lilac berteriak menutup telinganya dan berjongkok seraya memejamkan mata sesaat setelah lampu di seluruh kompleks rumahnya tiba-tiba padam. Leo yang memang berada cukup jauh dari tempat Lilac berdiri pun segera turun dari motornya dan berlari untuk menenangkan perempuan yang saat ini berkongkok ketakutan itu.
'Hihihi… Hihihi…' Saat Leo berhasil sampai ke tempat Lilac berada dan memeluknya, sebuah tawa kencang terdengar di telinga mereka. Membuat Lilac semakin mengeratkan tangannya yang menutupi telinga dan mendekat pada Leo. Lelaki itu cukup terkejut mendengar suara tawa yang keras tersebut dan melirik ke segala arah untuk mencari sumber suara.
Cleck! "Lilac? Leo?" Sebuah senter tiba-tiba menyorot ke arah keduanya yang berdiri beberapa meter dari pintu rumah Lilac. Leo pun segera melirik ke arah pintu masuk rumah Lilac, melihat seorang lelaki tinggi yang kini memegang senter dan mengarahkan padanya juga Lilac.
Lelaki itu adalah Ayah dari Lilac, dan Leo juga dapat melihat Mama Lilac yang berdiri di samping suaminya tersebut yang mengenakan jaket dan menatapnya khawatir. "Ayo masuk!" Ucapnya. Leo pun mengangguk dan segera membawa Lilac yang masih dalam posisi seperti itu. Lilac enggan membuka matanya meskipun ia sudah mendengar suara sang Ayah dan mendapatkan seberkas cahaya di pengelihatannya yang tertutup itu.