Melodi masih diam, cengo akan kehadiran Dareen di hadapannya.
Sementara lelaki itu sudah beralih untuk duduk di sofa depan Melodi. Menatap lekat gadis yang masih memakai mukena di depannya.
Sadar dari kebodohannya, Melodi langsung menggeleng sebentar lalu menatap datar Dareen.
"Mau nganter undangan pernikahannya, ya, Kak? Maaf tapi kalau acaranya di gelar di Jepang kami mana bisa dateng," balas gadis itu dengan berapi-api.
"Ya kali saya ngasih undangan pernikahan ke pengantin wanitanya sendiri," balas Dareen seraya terkekeh geli.
Melodi masih belum paham, matanya bahkan mengerjap tidak mengerti. Sesekali gadis itu menggaruk tengkuknya yang tertutup mukena.
Lama berfikir, barulah gadis itu berekspresi. Matanya membulat dengan ekspresi kebingungan.
"Iya, pengantin wanitanya 'kan cuma kamu. Ngapain juga saya nikah di Jepang, orang calonnya aja di sini."