Lyon merasa semua isi perutnya ingin keluar saat mendengar apa yang baru saja Lisa katakan. Kata-kata yang keluar dari bibir Lisa yang merona nan seksi sontak membuat perut Lyon mual seketika. Dia tidak habis pikir dengan tuduhan tidak berdasar yang Lisa layangkan kepadanya. Konyol dan tidak masuk akal. Mustahil.
"Pemikiran macam apa itu? Apa yang membuatmu mengambil kesimpulan menjijikan seperti itu, nenek sihir keriput?" kata Lyon tidak terima. Bahkan Lyon bisa rasakan lidahnya ikut-ikutan menjadi pahit detik itu juga.
"Lalu apa?" kata Lisa balik bertanya, mendelik, menatap adiknya yang bebal itu dengan rasa jengkel tidak tertahankan karena Lyon tanpa permisi sudah menghina dengan sebutan nenek sihir serta mengganggu aktivitas favoritnya yaitu mendandani Chia, putri kecil satu-satunya. Lisa harus bergegas jika tidak ingin terlambat ke pesta dimana dirinya akan menerima piala juara satu untuk olahraga golf kelima kali berturut-turut yang ia ikuti tadi pagi.
"Aku sama sekali tidak memiliki perasaan seperti itu kepada Petra. Tolong diingat." delik Lyon balik, mencoba membalas tatapan maut Lisa yang mengerikan jika sudah mulai terpancing emosi.
Ucapan Lyon itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan Lisa. Namun, hari ini Lisa tidak ingin membahas hal tersebut. Pesta kali ini lebih penting dari pada meladeni ketololan Lyon yang tiada habisnya. Pada akhirnya Lisa hanya bisa mendesah tertahan, mencoba bersabar lebih lama menghadapi Lyon yang selalu saja membuat dirinya naik pitam sesuka hati dan fakta yang pahit tak terelakkan kalau bocah tengik itu adalah adik kandungnya sendiri yang harus Lisa jaga sebaik mungkin atas perintah ayah dan ibu.
"Baik tuan muda Lyon. Kalau sudah selesai silahkan tinggalkan ruangan ini baik-baik." usir Lisa dengan nada bicara penuh ancaman sambil menunjuk kearah pintu dengan jari telunjuk tangan kirinya.
Karena merasa tidak puas dengan jawaban yang Lisa berikan dan perlakukan Lisa yang jelas tidak peduli, Lyon pergi meninggalkan kamar kakaknya dengan membanting pintu keras-keras. Mengakibatkan Chia menjerit kaget dan selusin kata umpatan keluar dari bibir Lisa yang sudah merah merona dengan warna lipstik kesukaannya.
-
Acara pesta itu digelar disebuah hotel bintang lima. Gedung berlantai dua puluh lima itu terletak sekitar lima ratus meter dari selatan pantai Fatamorgana. Dimana Federasi Olahraga Nasional Mestonia sebagai penyelenggara utama, oleh karena itu orang-orang penting dari dunia olahraga berkumpul pada acara tersebut malam ini dan beberapa perwakilan dari kedutaan luar negeri berbagai negara yang menyempatkan diri jauh-jauh datang langsung dari Estonia, ibukota Mestonia.
Lyon datang bersama Lisa dan Chia dengan warna setelah baju yang senada. Seperti biasa, Lyon memakai setelah jas warna hitam kesukaannya sedangkan Lisa memakai gaun pesta lengan pendek dimana rok berenda dibawah lutut membalut tubuh langsing Lisa terlihat hampir sama dengan gaun yang dipakai oleh Chia. Model gaun yang Lisa dan Chia kenakan sama, hanya sedikit penyesuaian pada gaun yang Chia pakai supaya tetap menonjolkan kesan anak-anak dan menggemaskan sehingga siapa pun yang melihat akan langsung jatuh hati serta ingin memeluk gadis kecil tersebut.
Saat mereka datang ke aula hotel tempat acara penganugerahan berlangsung, sudah banyak orang-orang yang datang dan membentuk kelompok-kelompok mereka sendiri serta menyebar diseluruh ruang aula. Lyon pun berusaha mencari keberadaan Steven dan susah payah ia temukan disalah satu pojok aula pada akhirnya.
Disana, Steven dengan balutan jas berwarna merah marun terlihat gagah dan sangat pas pada tubuh atletisnya yang tinggi besar. Sementara disamping Steven berdiri empat orang gadis memunggungi Lyon dengan model gaun yang sedikit banyak sama persis, hanya warnanya saja yang berbeda. Gadis terdekat dengan Steven memakai gaun berwarna violet, kemudian disebelah kiri gadis bergaun violet berdiri satu lagi gadis bergaun warna merah bungur, lalu disampingnya dengan gaun berwarna biru laut dan terakhir gadis yang memakai gaun berwarna hitam manggis. Lyon tidak bisa menebak Petra memakai gaun warna apa diantara empat gadis tersebut. Jarak antara Lyon dengan Steven terlalu jauh untuk Lyon bisa memperhatikan dimana Petra berdiri.
Belum sempat Lyon beranjak pergi menyusul Lisa karena kakak perempuannya terus saja memanggil namanya disertai tatapan mata setajam silet, tiba-tiba Steven menyadari ketika Lyon mengarahkan pandangan padanya dan tanpa menunggu lama Steven berlari begitu saja kearah Lyon berdiri. Dalam hati Lyon hanya bisa mengutuki dirinya yang dengan reflek berhenti ditempat dimana ia berdiri saat ini hanya untuk mencari keberadaan Steven. Sebuah tindakan sangat konyol dan Lyon sesalkan.
"Hei bung. Apa kamu tidak penasaran dengan betapa cantiknya adik kelasku? Kamu yakin tidak ingin menyapa sekedar satu detik pun, yakin?" bisik Steven menggoda.
Lyon yang pada dasarnya berwajah dingin sama sekali tidak bergeming dengan hasutan Steven dan bersiap meninggalkan kakak kelas dari kelas Sosial sebelum tangan Steven menahan dirinya pergi. Detik berikutnya Steven menyeret Lyon menuju tempat dimana ia berdiri sebelumnya bersama para gadis yang tidak bisa Lyon lihat wajahnya. Tidak sampai tiga menit mereka sampai ditempat tujuan.
"Wah...Lyon, bagaimana bisa kamu terlihat sangat tampan malam ini? Apalagi dengan jas warna hitam yang kamu kenakan sangat cocok sekali. Boleh aku minta fotomu berdua dengan kak Steven?" pekik Rita super girang dan sangat heboh. Rita memakai gaun pesta berwarna violet.
"Benar sekali Rita. Kamu tidak keberatan kan, Lyon?" imbuh Teresa yang mengenakan gaun pesta warna merah bungur.
"Iya, aku mohon kali ini saya ya Lyon. Jarang sekali kami bisa melihat pangeran tampan seperti dirimu dan kak Steven memakai setelan formal apalagi ditempat seperti ini yang hanya mungkin terjadi dalam seribu tahun sekali loh." bujuk Hime ikut-ikutan menggoda Lyon yang ternyata bergaun biru laut.
Hime berasal dari kota Lilibel dan sangat menyukai laut. Apapun yang berhubungan dengan laut maka Hime akan menyukainya. Dan biru laut adalah warna favorit Hime nomor satu.
"Lihat Lyon, para gadis sangat antusias ingin mendapatkan foto kita berdua. Jadi jangan muram begitu wajahmu jika tidak ingin wajah tampanmu hilang dari peredaran karena dikalahkan oleh wajahku yang jauh lebih tampan darimu." celetuk Steven tertawa renyah, sontak membuat tiga gadis yang mengelilingi dua pemuda itu ikut tertawa karena lelucon Steven yang sama sekali tidak ada lucu-lucunya bagi Lyon.
Akibat hasutan Steven kepada para gadis-gadis membuat Lyon terpaksa menuruti permintaan Rita untuk foto bersama Steven. Jelas terlihat kalau Lyon sangat canggung berada bersama orang-orang yang asing baginya namun tidak ada yang menghiraukan hal itu. Mereka terlalu heboh dengan kegembiraan yang tidak bisa Lyon mengerti kenapa. Apalagi saat pandangan matanya tanpa sengaja melihat kearah dimana Petra berdiri dengan balutan gaun pesta berwarna hitam manggis hanya semakin membuat dirinya campur aduk dan membayangkan bagaimana suasana saat pesat dansa nantinya.
-tbc-