Chereads / Black Death Operator / Chapter 7 - Chapter VII: Masalah Baru

Chapter 7 - Chapter VII: Masalah Baru

"Hei! Sedang apa kau di sana?"tanya seorang peneliti. Seorang peneliti muda menoleh dari dalam perpustakaan. "Ada apa?"tanyanya. "Kelima pimpinan meminta kita untuk berkumpul di aula pertemuan! Ayo cepat!"teriaknya sembari melangkah pergi.

Peneliti muda itu meletakkan semua pekerjaannya, mengunci ruangan dan mengikuti sang peneliti. "Tunggu, kak!"teriaknya dari jauh. Tak berapa lama, ia berhasil menyusulnya.

"Mengapa kita diminta untuk berkumpul?"tanya sang peneliti muda. "Misi penyebaran Keres 4. Kau tidak mendengar pengumuman?" Sang peneliti muda menggeleng. "Lain kali perhatikan sekitarmu saat bekerja. Jika salah satu pimpinan yang menemukanmu tadi, habislah kau."ujarnya. "Baik, aku mengerti."kata sang peneliti muda sembari menunduk.

"Ngomong-ngomong, siapa yang memimpin misi kali ini?"tanya sang peneliti muda lagi. "Pangeran Zaff Shastamum,"jawab sang peneliti. "Shastamum? Bukankah setiap putra mahkota bermarga Rofrig? Mengapa ia mendapat marga ratu?"tanya sang peneliti muda. Sang peneliti terdiam, tak lama ia menjawab dengan berbisik. "Karna kabarnya, ia anak yang dipungut ratu saat Perang Magnus."

"Benarkah? Mendiang ratu memang orang yang baik!"kata sang peneliti muda sembari tersenyum. "Kau tidak mengerti maksud ucapanku?"tanya sang peneliti. "Apa maksudnya?"tanya sang peneliti muda.

Sang peneliti memandangnya dengan tatapan bingung. Ia membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu. "Ah! Kita sudah sampai!" Keduanya memandang aula pertemuan yang penuh dengan banyak orang. "Temanku ada di sana! Sampai jumpa, kak! Terimakasih atas segalanya!"ucapnya sembari melambai dan pergi.

Ruangan aula penuh sesak dipadati banyak orang. Tentu saja, sebab seluruh peneliti pusat, ditambah perwakilan pemimpin dari berbagai daerah ada di sini. "Dimana Brug?"tanya Ricinus. "Dia dan ketua dipanggil untuk menghadap raja."jawab Ageratina. "Urusan Hemlock?"tanya Ricinus lagi. "Ehm hm"ujar Ageratina sembari mengangguk.

"Harap tenang,"ujar seorang pemimpin pusat di atas podium. "Yang terhormat, Pangeran Zaff Shastamum memasuki ruangan!"teriak seorang ajudan. Dari balik tirai, seorang pemuda berambut hitam ikal memasuki ruangan. Badannya tegap dan auranya berkilauan, memancarkan kharisma yang luar biasa.

"Saatnya, pesta dimulai."gumamnya sembari menyeringai.

—————————————————————

Di laboratorium milik raja, Hemlock berbaring di atas tempat tidur dalam kamar yang terletak di dekat laboratorium. Begitu raja mengetahui bahwa Keres 4 sudah selesai, Hemlock akhirnya diperbolehkan untuk beristirahat. Ia tak tahu sudah berapa lama ia tak membersihkan diri. Sudah berapa lama ia tertidur dengan posisi duduk atau tertidur di lantai yang dingin.

Ia memejamkan matanya, namun tak kunjung terlelap. Ia berguling ke kanan dan ke kiri, mencari posisi tidur yang baik, sia-sia. Duk! Ia bangkit dari tidurnya dan menyadari bahwa kakinya telah menghantam tembok. Tembok yang terdengar aneh. Seperti suara tembok yang kosong.

Ia menatap lekat-lekat tembok tersebut dan menemukan sebuah lubang kunci kecil. Di atas lubang kunci tersebut, terukir tulisan yang berukuran kecil. "Aku perlu kaca pembesarku,"ujarnya sembari beranjak dari tempat tidur. Dua orang prajurit berjaga di depan kamarnya menggantikan Brug dan Oleander. Ia meminta salah satu diantara mereka untuk membawakannya kaca pembesar dan juga sebuah buku, agar tidak terlalu dicurigai.

"Terimakasih,"ujarnya sembari menutup pintu. "Sekarang, mari kita lihat, misteri apa yang terkubur di kamar khusus raja."ujarnya.

Ia mengambil kaca pembesarnya dan mencoba membaca tulisan tersebut.

"Setiap pintu ditakdirkan manusia untuk memiliki kunci dan setiap manusia ditakdirkan Tuhan untuk memiliki pasangan hati."

"Ew, geli."ujar Hemlock sembari memasang wajah jijik. "Aku tak menduga raja tak waras itu bisa menulis hal-hal menggelikan seperti ini." Hemlock memandang sekitarnya. Jadi maksudnya, aku disuruh mencari pasangan hati Yang Mulia? Ia memandang sebuah lukisan Yang Mulia Ratu yang tergantung di dinding. Mudah, ujarnya dalam hati.

"Heegh. Heeggh." Lukisan itu tetap tak bergerak. "Aku lupa kalau raja orang yang yang sangat-sangat besar. Memindahkan lukisan sebesar ini adalah perkara mudah baginya."ujarnya. "Tidak, kabar angin mengatakan raja adalah orang yang cerdik, jadi pasti ada sesuatu yang harus dilakukan agar lukisan ini bergerak,"

Hemlock mengamati lukisan itu dengan seksama. Tak lama, ia mendapati beberapa tulisan kecil di bagian bawah pigura. "Memandang segala hal mudah, membawa kecerobohan. Memandang segala hal sulit, membawa kegagalan. Apa maksudnya?"

Hemlock mengitari ruangan sekali lagi dengan tenang dan berhati-hati. Ia tidak ingin para penjaga tahu bahwa ia masih terjaga. "Apa maksudnya? Apa aku melewatkan sesuatu?" Hanya ada satu lukisan ratu di ruangan ini, ujarnya dalam hati. Aku sudah mencari ke seluruh kamar, tak ada lukisan ratu dimanapun.

Ia memandang lukisan ratu sekali lagi. Lukisan itu cukup besar, hampirsetinggi dinding. Aku menemukan dan membaca petunjuk pertama dengan bantuan kaca pembesar. Mungkin ini ada hubungannya?tanyanya dalam hati.

Ia mengarahkan kaca pembesarnya ke arah lukisan dan menemukan lubang kunci yang tergambar tepat di samping gaun Yang Mulia Ratu. Di sekelilingnya terukir, kau yang adalah cahaya. Sinar matahari memenuhi kaca pembesar, membakar tepat di tengah lukisan luang kunci tersebut.

Klak! Sebuah pintu nampak muncul dari lukisan. Hemlock mengambil kunci yang ada di dalamnya, membuka pintu rahasi yang ada di tembok dan menemukan sebuah kotak kayu yang sangat terawat. Di dalamnya, 3 buah buku tersusun rapi berdampingan dengan sebuah ornamen rambut, dan sebuah kertas yang memuat lokasi pemakaman ratu.

Di balik kertas itu, sebuah bunga tergambar muncul di atas permukaan tanah. Beserta dengan beberapa tulisan Yang Mulia Raja tentang bunga tersebut. Apa ini?ujarnya dalam hati. Spesies baru? Aku tak pernah melihatnya. Mungkin aku harus melihat buku Yang Mulia Raja.

BRAK! Sebuah ledakan yang cukup keras meledakkan dinding ruangan. Seorang wanita dengan topeng gagak putih menutupi wajahnya tampak dari antara kepulan asap. Ia berjalan menuju Hemlock dan mengacungkan pedang ke arah barang milik Hemlock, menunjuk Hemlock, kemudian dirinya dan mengacungkan pedang di depan leher Hemlock.

Ia harus pergi, membawa semua bawaannya dan mengikuti wanita itu jika ia tak ingin mati. Hemlock paham maksud perkataan wanita itu, jika ia pergi bersama wanita ini, setidaknya Yang Mulia Raja akan mengira ia diculik. Dengan begitu, ia tak akan menyentuh ibunya dan Hemlock akan memiliki waktu untuk membuat vaksin.

Dua orang penjaga memasuki ruangan dan melihat Hemlock dalam keaadan tak sadar beserta barang-barang miliknya dibawa pergi oleh wanita tersebut. Mereka menembaki wanita itu, namun wanita itu menghilang, dalam sekejap saja.

"Yang Mulia Raja! Tembok istana bagian barat daya runtuh dan Hemlock berhasil dibawa kabur!"lapor kedua prajurit. "Kalian lihat siapa yang mengambilnya?"tanya sang raja dengan penuh amarah. "Saya percaya dia anggota kelompok gagak putih, Yang Mulia."

"Kurang ajar! Beraninya mereka! Di saat seperti ini!"ujar sang raja. "Tak perlu khawatir, Yang Mulia, Keres 4 berhasil diamankan. Mereka mengambil yang palsu."ujar Brug sembari menghormat. "Tapi kita membutuhkan 3 lagi untuk menghancurkan sekutu Riff!"katanya berapi-api. "Tidak perlu, satu sudah lebih dari cukup untuk menghabisi mereka,"ujar Brug dengan tenang. "Lebih cepat, lebih baik. Aku menginginkan mereka menderita di saat yang sama!"teriaknya.

"Dan di saat mereka sudah tak berdaya, mereka akan datang dengan berlutut dan memohon padaku untuk membantu mereka!"

"Tapi, Yang Mulia, hanya Hemlock yang dapat membuat Keres 4. Selain dia, siapa lagi?"tanya Brug. Sang raja tersenyum, "Kita tak butuh Hemlock," Seorang lelaki berkulit gelap dengan rambut hitam ikal dan mata kuning keemasan memasuki ruangan. "Kau,"kata Brug saat menyadari siapa dia.

"Dia adalah orang yang kuminta untuk mempelajari Keres 4 selama Hemlock membuatnya."kata sang raja.

"Perkenalkan, sang peniru dari timur, Pitohui Alessio Widzt!"