Chereads / Black Death Operator / Chapter 10 - Chapter X: Utusan

Chapter 10 - Chapter X: Utusan

"Yang Mulia, Pangeran Zaff Shastamum meminta izin menghadap!"teriak seorang serdadu. "Biarkan dia masuk,"ujar sang raja. Zaff memasuki ruangan dengan pakaian kebesarannya, pakaian yang biasanya ia pakai untuk merayakan kemenangan.

"Biar kutebak, kau membawa kabar baik untukku?"tanya sang raja. "Tepat, yang mulia. Saya tak akan pernah mengecewakan Anda."jawab Zaff. "Bagus, itu jawaban yang kuinginkan, sekarang sampaikanlah kabar yang kau bawa."

"Peneliti Manchineel berhasil menyusup ke tiga negara sekutu Riff. Sesuai dengan perintah Anda, mereka akan menyebarkan Keres 4 sesuai rencana dan berhasil memasuki laboratorium negara Riff."jelas Zaff.

"Tepat, laboratorium Riff harus menjadi prioritas utama untuk dihancurkan."ujar sang raja. "Pastikan semua rencana tetap berjalan dengan lancar dan perintahkan semua peneliti Manchineel untuk menemukan obat untuk mengatasi Keres 4. Aku ingin obat itu selesai akhir bulan ini, tanpa pengecualian."ujar sang raja lagi.

"Titah Anda akan kami laksanakan."ujar Zaff sembari membungkuk. "Aku mengandalkanmu, anakku."ujar sang raja sembari tersenyum. "Sebuah kehormatan bagiku, yang mulia."ujar Zaff sembari tersenyum. "Segala kemuliaan dan keagungan kepada Raja Perdamaian."ujar Zaff sembari menghormat dan pergi.

"Pangeran, seseorang meminta untuk bertemu dengan Anda."ujar seorang prajurit. "Siapa?"tanyanya. "Seorang penyamun yang memiliki meterai kerajaan. Haruskah kita menangkapnya?" Zaff terdiam sejenak. Utusan dari keempat penyusup rupanya, ujarnya dalam hati. "Biarkan dia masuk."

"Kiranya berkat dan keagungan Raja Perdamaian ada padamu,"hormat sang utusan. "Sebutkan nama-nama mereka,"ujar Zaff. "Naja di Riff, Echis di Ametyra, Daboia di Sakimu dan Bungarus di Paladokia."ujar sang utusan. "Mereka juga menyuruhku untuk memperlihatkan ini pada Yang Mulia."ujarnya sembari menunjukkan empat cincin dengan batu yang berbeda.

"Tunggu di sini,"ujar Zaff pada sang utusan. Ia membuka pintu yang ada di belakang meja kerjanya, meninggalkan sang utusan dalam ruangan itu sendirian.

Zaff menutup pintu dan menguncinya. Ia mengambil lima buku dari rak yang berbeda. Di balik buku tersebut, sebuah tuas menempel di tembok. Zaff memutar kelimanya. Lantai di depan rak-rak buku tersebut terbuka. Ia menyalakan lilin dan mulai berjalan turun hingga ia sampai pada sebuah pintu.

Ia membuka pintunya, mengarahkan lilinnya ke depan. Sebuah kotak kecil terlihat di atas meja. Zaff membawanya dan kembali ke ruangan kerjanya.

Ia membuka kotak tersebut di hadapan sang utusan. Tampak empat buah tabung kaca berisi cairan hitam berjejer rapi. Utusan tersebut terheran-heran. Ia belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.

"Tugasmu hanyalah mengantarkan ini ke mereka,"ujarnya sembari tersenyum. "Satu tabung untuk satu orang, kau mengerti?"tanyanya. Utusan tersebut mengangguk. Ia bertanya-tanya dalam hatinya namun ia memutuskan untuk patuh. "Kiranya berkat dan keagungan Raja Perdamaian ada padamu." Sang utusan membungkuk dan pergi.

"Pangeran? Apakah saya boleh masuk?"tanya Oz, pengawal sekaligus sekretaris pribadi Zaff. "Masuklah,"ujar Zaff. "Perintahkan kepada pimpinan Manchineel untuk membuat obat Keres 4 secepatnya. Katakan pada Pitohui untuk memberikan Keres 4 kepada setiap peneliti Manchineel, baik pusat maupun cabang."ujar Zaff. "Baik,"ujar Oz sembari beranjak pergi.

"Sebentar lagi, mereka akan bertekuk lutut dan tak berdaya, sama sepertiku saat itu."