"Hallo lak?"ujar mutiara menelpon dhilak.
"Iya hallo"
"Lo dimana biar kita jemput,Della bawa mobil nih,"ujarnya.
"Gue di cafe deket sekolah gue dulu ergata!"ujar dhilak.
"Ok,Lo tunggu disitu,"ujarnya.
"Oke"
Sambil menunggu dhilak memainkan handphonenya membuka aplikasi sosial media dan melihat kemesraan intan dan Reyhan membuat dhilak meneteskan air mata.terlihat foto tersebut baru saja di posting oleh intan.dengan manjanya intan menempel di lengan Reyhan membuat dhilak harus menahan rasa sakit.
"Gak boleh nangis lagi dhilak,lagian itu masa lalu bukan masa depan,"ujar dhilak dan menghapus air matanya kemudian tersenyum namun dari jauh Rega menatap dhilak.
Tim tin
Dhilak ounmelihat ke arah suara tersebut dan melihat Della yang melambaikan tangannya.dhilak pun membayar pesanannya dan berjalan menuju mobil tersebut.
"Ngapain lak Lo sendirian disitu!!"ujar Della.
"Gak ada cuma duduk aja,"ujar dhilak.
"Gausah banyak bacot jalan aja!!"kesel mutiara.
"Oh iya lak kenalin ini Vien dia tu baru pulang dari luar kota tadi pagi,"lanjut mutiara.
"Kenalin gue Vien"
"Dhilak!"
"Bukannya Lo pacarnya Reyhan?"ujar Vien menebak.
Dhilak terkejut,"kok Lo tau?tapi udah mantan"ujar dhilak bingung.
"Reyhan itu tetangga gue,jadi gue sering lihat Instagramnya gitu,"ujar Vien.
"Oh,tapi kita udah gak ada apa apa,"ujar dhilak.
"Bagus deh!"ujar Vien santai.
"Hah,"ucap mereka bersamaan kecuali Vien.
"Dia itu mabuk mabukan,suka bawa cewe ke rumah,balap balapan,ruamhnya sellau rame,menurut gue dia bukan orang baik,"ujar Vien.
"Ohh"
"Kita kemana nih?"tanya dhilak.
"Kita ke mall aja!"ujar mutiara.
"Bukannya cafe?"tanya dhilak bingung.
"Di mall aja kalo mau makan makan,"ujar mutiara.
"Oh oke,"
"Lak Lo Kenapa cantik banget sih,kulit Lo putih,hidung Lo,mata Lo, bulu mata Lo,alis arghh semua gue suka Lo orang mana sih,"ujar Vien yang terus mencubit pipi dhilak.
"Kasian anak orang woi,"kesel mutiara yang duduk disamping Della.
"Masa sih,perasaan wajah gue biasa biasa aja,"ujar dhilak.
"Menurut gue wajah Lo aestetic gitu,"ujar Vien.
"Matamu aestetic,dalam hidup Lo gak ada kata lain apa selalu aestetic!!"cibir Della sambil menyetir.
"Bodo!!"
"Kalian lucu"tawa dhilak.
"Masa sih lak,"ujar Vien.
"Eh cabe diem lo,"kesel Della.
"Apaan sih dell,gue lagi muji dhilak emang salah,"ujar Vien cemberut.
"Mulai nih ganjen nya gue telpon Fian baru tau rasa Lo!"ujar mutiara.
"Jangan dong hehe,entar gue diomelin tujuh taun mau Lo!!"ujar Vien duduk manis.
"Mampus hidup Lo!"
"Oh iya lak Lo belum jawab Lo orang mana sih!!"
"Gue blasteran Jerman-Indonesia,"ujar dhilak.
"Pantesan woi cantik, blasteran tolong gue yang hanya lokal,"ujar vien sambil memegang pipi dhilak.
"Diem lo titisan angsa!!"
"Sialan!"
Mereka pun menuju mall,setelah sampai parkiran mereka berjalan masuk dan menuju lantai paling atas menuju restoran.vien yang tak pernah diam apalagi melihat barang barang di dalam mall membuat kesalahannya keluar Hinga teriak teriak membuat semua orang menatapnya,siapa yang malu ya temenya.
"Bukan temen gue,"ujar della dan berjalan didepan.
Setelah sampai mereka duduk namun tidak dengan Vien yang ingin langsung belanja membuat Della kesal.pasalnya mulut Vien tak bisa diam mulai dari menjemputnya.
"Della ayo kita belanja,gue belum lapar!!"ujar Vien.
"Gak aku gue,yang ada gue jadi babu Lo bawa bawa barang Lo!!"ujar Della kesal.
"Please dell!!"
"Mau bicara apa mut,keknya penting gitu,"ujar dhilak kepada mutiara.
"Dell,Vi boleh gak tinggalin kita berdua dengan dhilak ada yang mau gue bicarakan tentang Fatur,"ujar mutiara serius,tentu saja mereka berdua mengeri jika masalah Fatur.
"Oke,yaudah ayo gue temenin Lo belanja!!"ujar Della dan berjalan.
"Ayo!!,bye lak,mut"ujar Vien dan merangkul lengan Della.
"Lak,"
"Iya?"
"Lo mau gak bantuin gue buat Fatur berubah"lirih mutiara serius.
"Hah, maksudnya?"
"Fatur udah terlalu jauh lak,asal Lo mau bantuin Fatur gue bakal cerita semuanya ke Lo tentang dia,"tutur mutiara sambil memegang tangan dhilak.
"Mut,bukan gue gak mau,gue gak mau berurusan lagi sama yang namanya cowok,gue udah lelah mut,"lirih dhilak.
"Please lak,Lo bakal ngerti setelah dengar ceritanya"
"Oke,tapi gue bantu semampu gue aja,"ujar dhilak.
"Iya gapapa asalkan Lo udah berusaha,"ujar mutiara.
"Jadi gimana?"
"Janji ya lak,Lo rahasiakan semuanya dari siapa pun,gue takut Fatur marah besar,"lirih mutiara.
"Oke,"
"Bayangan orang tentang Fatur yang bersenang senang, tertawa, bahagia, kaya,pokoknya hidup yang bahagia tapi itu semua salah"
"Maksud Lo,"ujar dhilak yang bingung.
"Fatur yang sebenarnya ibaratkan tuh kertas putih tanpa warna,hidup tanpa makna,gelapnya malam mau pun siang tetap sama baginya,"ujar mutiara dan menangis.
Dhilak pun pindah duduk dari didepan dhilak menuju samping mutiara dan memeluk mutiara.
"Udah mut,jangan nangis,"
"Gue gak sanggup lak,gue gak bisa,walau gue hanya sepupunya tapi gue merasa bersalah,"
"Udah mut,"
"Fatur dibesarkan oleh orang yang bukan dia inginkan, maksudnya bukan ibunya sendiri, tinggal sendirian dirumah yang besar tak ada yang menemaninya, walau begitu Fatur tetap patuh dia tidak pernah keluar hanya dirumah ditemani baby sitter sedangkan orang tuanya sering keluar kota mau pun keluar negri,..
...sampai dia berumur enam tahun dia ingin diperhatikan,dia belajar setiap tahun dengan nilai tertinggi namun tak ada yang memperhatikannya,hingga pikirannya berbuah saat SMP,Fatur sudah mengerti pergaulan...
...setelah itu mama dan papanya terus brantem hingga akhirnya mereka harus berpisah dan dari mereka tidak ada yang mau membawa fatur dan meninggalkan Fatur sendirian...
...yang harus kamu ketahui lak,Fatur sekarang ketua salah satu geng namanya VegaZR88,balapan setiap hari bahkan bermacam macam model motor dirumahnya,sebelum dia mengenal itu dia kabur dari rumah,tapi sayang gak ada satu orang pun yang mencarinya...
...gue kecewa lak,disaat dia butuh tempat tinggal,butuh keluarga,butuh segalanya gue gak ada,sampai sekarang Fatur agak menjauh dari gue, walaupun kita sepupu tetep aja Fatur jarang bicara sama gue...
...dan sekarang Fatur salah pergaulan,gak mengerti cara berinteraksi dengan orang lain makanya dia judes dan berbicara dengan kejam,bahkan dia gak peduli mau lulus atau gak,dia gatau tujuan hidup untuk apa,bahkan gue pernah bicara sama dia tentang keluarganya tapi dia menjawab dengan kemarahan dan mengamuk seperti 'tidak ingin mendengar tentang keluarga lagi,"
To be continued...