Chereads / Sincere / Chapter 3 - girlfriend

Chapter 3 - girlfriend

Malam ini, Teressa sedang berada di kamarnya sambil menonton drama korea di Laptop miliknya. Pandangan nya kini beralih pada jam dinding yang menunjukkan pukul 20.30 malam. Gadis itu kini tersenyum hambar karna Natha ingkar janji lagi.

"Harusnya gue ga terlalu percaya sama lo, Nath." lirih gadis itu lalu kembali menonton drakor nya.

Tidak begitu lama, dia mendengar bel rumahnya berbunyi. Dengan malas, Tessa turun ke bawah dan membukakan pintu untuk orang itu.

"lo telat," kata Tessa saat melihat sosok Natha di depannya.

"Tess, maafin dong. Gue tadi ada urusan bentar," kata Natha lalu memegang salah satu tangan Tessa.

"Hani lagi? kenapa? lo nembak dia?" kata Tessa asal.

"Gila, lo cenayang ya?" Tessa memutar bola matanya malas, raut muka Natha itu gampang di tebak.

"Terus lo ngapain disini? biasanya hari pertama jadian lo gapernah mau jauh-jauh dari cewe lo," sindir Tessa lalu terkekeh.

"Ya kan gue udah janji sama lo kalo malem ini gue ke rumah lo sambil bawa seblak," kata Natha lalu mengangkat plastik seblak di tangan nya.

Tessa mengambil alih bungkusan seblak itu, "Ini ga termasuk pajak jadian ya,"

Natha cemberut, "Yah, Tam. Masa setiap gue jadian lo minta pj terus? tekor gue lama-lama,"

Tessa ketawa, "gue doain lo cepet putus nih,"

"Iyaa iyaa, bebas deh lo mau beli apa,"

"Serius, Nath?" Natha mengangguk.

"Nah gitu dong, jadi gue restuin hubungan lo sama Hani," Tessa nya ketawa, dia ga masalah kalau Natha punya cewe, toh dia nya ikut seneng karna bisa dapet pajak jadian nya Natha.

"Ini gue ga ditawarin masuk?" Tanya Natha membuat Tessa berdecih.

"sok-sok an jadi tamu lo, biasanya juga langsung masuk," Natha ketawa lalu mengikuti Tessa yang berjalan ke dapur untuk mengambil mangkok, lalu mereka pergi ke kamar Tessa di lantai dua.

"NATHA!" teriak Tessa saat Natha tiba-tiba loncat ke atas kasurnya.

"Nath, turun ga? gue mau drakoran," kata Tessa yang kini mencoba menarik tangan Natha untuk turun dari kasurnya.

"Mau tiduran disini," ucap Natha membuat Tessa menghela nafasnya.

"Jangan loncat-loncat ya tapi," kata Tessa kini duduk di kasurnya lalu kembali menyalakan laptopnya untuk melanjutkan nonton drakor.

Natha mengangguk lalu tiduran di sebelah Tessa.

"Nath, jangan gini dong. Gue lagi nonton drakor," kata Tessa saat Natha tiduran di pahanya.

Natha menggeleng, "Gue ga bakal ganggu lo kok,"

Akhirnya Tessa membiarkan Natha untuk tetap berada pada posisi itu dan kembali fokus nonton drama korea sesekali memakan seblaknya. Sedangkan Natha, dari tadi dia hanya diam memperhatikan wajah serius Tessa yang sedang menonton drakor, sesekali senyuman terlihat jelas dibibir laki-laki itu.

"Tess, pinjem hp lo ya," kata Natha, Tessa hanya membalasnya dengan deheman. Gadis itu tau kalau Natha bosan sekarang.

Natha mengambil ponsel Tessa yang tergeletak di dekatnya lalu membuka isi ponsel sahabatnya, dia gabut aja sih sebenernya. Ponsel nya dia lagi di charge. Natha membuka galeri, lalu ia mengirimkan beberapa foto selfie Tessa yang menurutnya lucu ke ponselnya. Hal ini udah sering dilakukan Natha, dan Tessa membiarkan nya asal Natha tidak menggunakannya untuk menyantetnya.

Natha kini memotret Tessa dari bawah lalu mengirimnya ke status dengan caption, 'Tamie tambah gendut ya temen-temen'. Ga begitu lama banyak sekali yang meng-reply status itu, Natha terkekeh saat teman-teman nya berhasil menebak bahwa ia yang membajak ponsel Tessa.

Pandangan Natha kini fokus pada satu pesan, "Sejak kapan lo kenal sama Jeffry?"

Tessa membulatkan matanya lalu merebut ponsel nya dari Natha, "NATHA! Kenapa lo bajak sih?!"

Gadis itu langsung menghapus fotonya dari status, lalu membuat status baru untuk memberitau bahwa tadi itu dibajak Natha. Tessa pun kini segera membalas semua pesan dari teman-teman nya.

Natha bangun dari tiduran nya, "Kenapa lo ga cerita?"

"Cerita apa sih, Nath."

"Kalo lo deket sama Jeffry," kata Natha dengan nada dingin.

Tessa menghela nafasnya kasar, "Gue ga deket, baru kenalan."

"Baru kenalan? tapi kenapa dia berani banget bilang lo cantik?" jadi, tadi Jeffry bilang Tessa tetep cantik pas dia nge-reply status itu.

Tessa menatap Natha tidak suka, "Ya emang kenapa kalo dia bilang gue cantik? salah?"

Natha diem, "Gue cuma gasuka,"

Tessa berdecak, "Lo kenapa sih Nath, harusnya gue yang marah sama lo. Udah sana lo pulang,"

"Tessa, gue cuma--"

"Kalo gue bilang pulang ya pulang," ucap Tessa membuat Natha akhirnya turun dari kasur gadis itu dan pergi dari sana.

Tessa menatap Natha yang baru saja menghilang dari balik pintu kamarnya, ini yang Tessa gasuka dari sikap Natha. Cowo itu selalu ngekang dia deket sama cowo lain, sedangkan dia bebas deket sama cewe lain.

***

"Tere, bangun sayang." ucap Mama nya lembut sambil mengelus lembut rambut Tessa.

"Mah, ini kan hari minggu. Kenapa harus bangun sepagi ini?" kata Tessa lalu mengucek matanya.

"kamu mandi sana, Natha udah nunggu di bawah. Dia mau ngajak kamu pergi katanya," Tessa berdecak.

"Tere gamau ketemu sama dia dulu ah, mah."

"Kenapa?" ucap Natha yang sudah berdiri di ambang pintu kamar Tessa sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.

Tessa hanya melirik Natha tidak suka.

"Hey, udah ah kalian jangan berantem. Tere, sekarang kamu mandi terus siap-siap. Pokoknya kalian udah harus baikan sebelum pulang," kata Mama nya membuat Tessa dengan terpaksa pergi ke kamar mandi.

"Lo ganggu waktu hibernasi gue tau ga?" kata Tessa sinis pada Natha saat gadis itu pergi melewati Natha.

Natha terkekeh, dia tau kalo hari minggu itu adalah hari libur Tessa seharian di rumah. Dan dia emang sengaja ngajak Tessa pergi di hari minggu pagi ini, biar gadis itu ga males-malesan di rumah.

"Yaudah Mah, Pah. Natha ijin culik Tessa dulu ya," kata Natha saat melihat Tessa turun dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapih.

"Hati-hati ya," kata Papa Tessa lalu membiarkan Natha dan anaknya mencium punggung tangan nya untuk pamit.

"Inget ya pesen Mama, sebelum pulang udah harus baikan." Natha mengangguk, sedangkan Tessa hanya berdeham.

Setelah itu, Tessa naik ke atas motor Natha. "Kita mau kemana sih?"

"mau nepatin janji pajak jadian," seketika senyuman Tessa mengembang.

"Bilang dong dari tadi, tau gitu gue siap-siapnya lebih cepet," protes Tessa membuat Natha terkekeh.

"Giliran soal makanan aja semangat, dasar Tamie." Tessa memukul pundak Natha membuat laki-laki itu tertawa lepas.

setelah 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di festival kuliner di taman kota. Natha sengaja kesini pagi, biar masih sepi tempatnya. Dia juga tau kalau Tessa paling gamau disuruh nunggu soal makanan.

Natha menarik tangan Tessa untuk mengikutinya bertemu dengan seseorang yang sudah menunggu disana. "Sayang, udah nunggu lama?"

Perempuan itu menengok lalu memeluk Natha, "Engga kok, aku baru aja sampe."

Pandangan nya kini beralih pada Tessa yang masih setia berada di belakang Natha, "Siapa ya?"

"Oh ini Teressa, dia sahabat aku," kata Natha pada perempuan itu.

"Tessa, ini Hani. Gapapa kan gue ngajak dia juga?" kata Natha kini beralih pada Tessa yang sudah berjabat tangan dengan Hani.

"Ya gapapa lah, harusnya lo nanya sama Hani. Gue jadi gaenak nih ganggu waktu kencan kalian," kata Tessa.

"Sayang, gapapa kan aku ajak Tessa? soalnya aku udah janji mau kasih dia pajak jadian," kata Natha membuat Hani tersenyum paksa.

"Gapapa sayang, bertiga malah lebih seru," kata Hani.

Tessa yakin kalau Hani gasuka sama dia, jelas-jelas dari tadi Hani natap dia tajam. Sebenernya dia udah biasa diginiin sama mantan-mantan nya Natha, hal itu yang kadang membuat Tessa malas untuk berkenalan dengan pacarnya Natha.

"Sayang, aku mau beli itu." kata Hani yang kini memeluk salah satu lengan Natha sambil menunjuk aromanis.

"Lo mau juga, Tess?" tawar Natha saat dia sudah membayar aromanis Hani. Tessa menggeleng, dia ga terlalu suka makanan manis.

"Terus lo mau beli apa?" tanya Natha membuat Hani berdecak.

"Sayang, Tessa itu udah besar. Harus banget ya kamu nawar-nawarin dia gitu?" kata Hani membuat Natha tersenyum tipis.

"Yaudah nih, Tess. lo beli sendiri ya," Tessa mengangguk, lalu menerima pemberian uang dari Natha.

"Natha, harus banget ya kamu ngasih dia uang sebanyak itu?" protes Hani saat Tessa sudah pergi dari sana.

Natha menghela nafasnya, "Jatah pajak jadian aku ke dia emang segitu, sayang."

Hani berdecak, "Aku gasuka ya kamu deket-deket sama dia. Dan yang aku liat, dia itu cuma manfaatin kamu doang, Natha."

Natha hanya tersenyum tipis.

***

Tessa kini sedang menunggu sate taichan pesanan nya, gadis itu sudah mecicipi hampir semua makanan disini. Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundaknya.

"Teressa?"

"loh, Jeffry. kok lo bisa disini?" Jeffry terkekeh.

"Iyaa, lagi beli makanan untuk nyokap. Lo disini sendiri?" Tessa menggeleng.

"tadi sih gue dateng sama Natha,"

"Natha?" Tessa mengangguk.

"terus sekarang dia dimana?"

Tessa mengangkat kedua bahunya, "Pergi kali sama pacarnya,"

"Dia ninggalin lo sendiri dong," Tessa terkekeh mendengarnya.

"Gue sih ga masalah selagi disini banyak makanan," kata gadis itu lalu mengambil pesanan sate taichan miliknya.

Jeffry terkekeh mendengarnya, "Gue anter pulang deh ya,"

"Hah, terus makanan nyokap lo?"

"Gapapa, santai aja. Mau ya gue anter pulang?" Tessa mengangguk.

"Gue abisin sate ini dulu ya," Jeffry nya ketawa terus ngangguk.

laki-laki itu bahkan ngajak Tessa untuk duduk di salah satu bangku disana. Sesekali dia tersenyum melihat mulut Tessa yang penuh karna makanan.