Seorang gadis berlari menuju gerbang sekolah yang hendak di tutup. "PAK SATPAM YANG GANTENG, BERWIBAWA DAN SAYANG ANAK JUGA ISTRI JANGAN DITUTUP DULU GERBANGNYA.." Teriaknya.
Satpam itu sangat hapal dengan suara itu. Suara yang selalu menyapanya di pagi hari. Dengan sapaan sapaan yang tak terduga. Siapa lagi kalo bukan Gea Arsyadika Leora.
Satpam yang merasa diteriaki pun menoleh dan menatap pada gadis itu dengan heran. Pasalnya satpam itu juga tidak punya niatan untuk menutup gerbang. Gadis itu mempercepat kecepatan larinya. Sampai sampai....
"AAAAAA.."
Brukkk...
Gadis itu terjatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri. Satpam yang melihat itu langsung menghampiri gadis itu. Satpam itu terheran lagi "Neng Gea gak papa?" Tanya satpam itu. Lalu membantu gadis itu berdiri. Siku dan lutut gadis itu terluka akibat tergores oleh aspal.
"Nggak papa kok pak." Jawab gadis yang biasa dipanggil Gea itu dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya.
"Lain kali kalo jalan hati hati ya neng."
"Kan tadi saya lari pak. Jadi ya nggak hati hati deh heheh." Kata Gea cengengesan sambil membersihkan kotoran yang ada di sikunya.
"Ngapain lari lari sih neng?" Tanya satpam itu heran.
"Oh yaampun ini bukannya uda jam 8 ya. Saya telat dong pak." Kata Gea itu dengan muka yang terlihat masam. Satpam itu mengernyit heran.
"Jam delapan? Ini masih jam tujuh kurang neng. Masih banyak waktu buat masuk kelas." Kata Satpam itu.
"Apa? Seriusan pak? Lah bukannya saya tadi berangkat jam.." Gea melihat jam tangannya sekilas lalu menepuk jidatnya.
"Kenapa neng?"
"Jam saya mati pak heheh." Jawab Gea cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Satpam itu terkekeh. "Emang dirumah gak ada jam lain neng?"
"Ada sih pak, tapi saya cuma lihat jam saya yang ini doang sih."
"Yaudah neng Gea masuk aja. Obatin dulu itu lukanya."
"Emang ada yang luka pak?"
"Nah itu lihat siku sama lututnya." Gea melihat siku dan lututnya yang sudah berdarah.
"Kok nggak kerasa ya?" Tanya Gea.
"Mungkin neng Gea i-"
"GEAAAAA!!!" Panggil seseorang dari belakang. Cewek itu berlari menghampiri Gea.
"Astghfirrr dia lagi bosen gue" Batin Gea.
"Temennya kan itu neng?" Tanya Satpam itu pada Gea.
"Siapa? Anita? Kalo lagi gila gitu bukan temen saya pak. Dia kalo udah teriak teriak gitu udah pasti bawa gosip terpanas hari ini. Dan saya gak mau dengerin gosip yang belum tentu bener."
Cewek bernama Anita itu tiba disamping Gea. "Ge lo harus tau something. Ini penting pake banget tau." Kata Anita heboh.
"Duh apaan sih ah? Pak satpam saya ke dalam dulu ya assalamualaikum." Pamit Gea kepada pak satpam. Lalu pergi meninggalkan temannya dan tak mempedulikan acara gosip pagi nya itu.
"Eh iya neng." Jawab Satpam.
"Lah lah kok gue ditinggalin sih? Bisa gak sih dengerin gue dulu, kebiasaan banget sih ninggalin gue pas gue mau ngomong berita panas hari ini." Oceh Anita.
"Yang sabar ya neng." Kata satpam itu iseng.
"Eh pak satpam. Heheh iya pak. Saya masuk dulu yah." Jawab Anita cengengesan. Lalu pergi menyusul Gea masuk ke dalam gedung sekolah.
Anita menaiki anak tangga menuju kelas sepuluh yang berada di lantai tiga. Dia langsung menuju ke kelas karena Anita tau sejak masuk hari pertama, setiap datang Gea langsung masuk ke dalam kelas.
Anita menengok ke dalam kelasnya tepat di bangku pojokan dimana biasanya Gea duduk. Anita mengernyit saat tak menemukan sahabatnya disana. Tidak biasanya Gea masih berkeliaran diluar kelas saat sudah datang. Gea adalah tipikal murid yang lebih memilih diam dikelas daripada pergi keluyuran. "Lah si Gea mana?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Heh lo! Siapa nama lo? Hmm iya Rendy, lo lihat Gea gak?" Tanya Anita pada satu satunya orang yang sudah duduk diam di dalam kelas.
Cowok yang merasa namanya dipanggil langsung mengalihkan perhatian dari buku buku pelajaran yang ia baca tadi. "Lo nanya gue?" Tanya Rendy.
"Yaiyalah, masa gue nanya sama kursi dan ubin ubin yang selalu diam walau diinjak injak."
"Oh. Gue gak lihat tuh. Belum masuk juga dia."
"Kok bisa belum masuk sih? Padahal gue udah lihat Gea masuk ke gedung sekolah tadi. Bilang ke gue, lo sembunyiin Gea dimana."
"Heh lo nanya apa main tebakan sih? Gue bilang gak tau ya gak tau." Jawab Rendy.
"Yeee santai aja kali. Sensi amat lu jadi cowok." Anita melangkah menuju bangkunya yang ia duduki bersama Gea untuk menaruh tasnya. "Eh tapi kan Ren, Gea kan jarang banget ya keluar kelas. Dia kemana ya?" Tanya Anita pada Rendy.
"Iya juga sih." Rendy terlihat berfikir sebentar. "Yaudah sih, kenapa lo segitunya sih sama si Gea. Siapa tau dia ada urusan. Jadi orang kepo amat sih." Kata Rendy sewot.
"Sewot ae lu bang!"
~♥♥~
Gea keluar dari UKS setelah mengobati luka di siku dan lututnya. Dia berjalan dengan risih karena sedari tadi banyak yang menatapnya aneh. Banyak juga yang menggodanya dan bersiul ke arahnya. "Ganjen amat sih jadi cowok" Batin Gea.
Karena risih Gea mempercepat langkahnya. Dia bahkan tidak tau bahwa ikatan tali sepatunya lepas. Tanpa sengaja dia menginjak talinya sendiri dan ia pasti akan jatuh tersungkur untuk yang kedua kali hari ini. "AAAAAA.."
Gea menutup matanya bersiap siap untuk jatuh dan jadi bahan tertawaan saat ini. Tapi dia tidak merasakan sakit dan malah mendengar banyak sorakan iri dari sekelilingnya.
Bukannya jatuh tersungkur ke lantai, Tubuh Gea malah jatuh dalam pelukan seorang cowok yang sama sekali tidak ia kenal. Wajah cowok itu sudah begitu dekat dengan wajah Gea. Matanya menatap tajam pada Gea.
Cowok itu melepaskan earphone yang menyumpal telinganya. Gea membuka matanya perlahan. Dia sangat terkejut ketika melihat wajah tampan, mata tegas yang sedang menatap matanya dengan tajam saat ini. Refleks Gea langsung menjauh dari tubuh cowok itu.
"E.. eh.. so.. sorry.. gu.. gue.. gak.. gak ber.." Gea gugup atas kejadian itu. Bisa bisanya dia jatuh dalam pelukan cowok yang sama sekali tidak ia kenal? Gea takut cowok itu akan salah paham dan akan berfikir bahwa Gea sesang berusaha menggodanya. Mau ditaruh mana mukanya kalau sampai cowok itu berfikir seperti itu dan bicara yang tidak tidak tentangnya pada semua orang.
Cowok itu terlihat tidak peduli lalu pergi meninggalkan Gea yang tengah bingung setengah mati agar dia tidak salah paham begitu saja. "What? Gue ditinggal gitu?" Batin Gea.