Chereads / Senior Boyfriend / Chapter 2 - Bab 2 ~Areka Firgy Zanuarta

Chapter 2 - Bab 2 ~Areka Firgy Zanuarta

Gea memilih untuk segera pergi ke lantai tiga menuju kelasnya. "Ih malu maluin banget sih. Kalo gitu kan mending gue jatuh ke lantai aja daripada jatuh dipelukan cowok tadi." Gumam Gea.

Sesampainya di kelas, Gea langsung menuju bangkunya. Dia langsung duduk tanpa menghiraukan Anita yang sedari tadi memanggil manggil namanya.

"GEA ARSYADIKA LEORA!!" Teriak Anita tepat ditelinga Gea.

"Aduh apaan sih? Kuping gue sakit bego!" Balas Gea. Anita malah nyengir kuda.

"Ya habisnya lo gue panggil dari tadi kagak lo jawab jawab." Gumam Anita. Gea hanya melirik Anita sekilas dan tak berniat untuk menjawab.

"Ge, lo harus tau kabar panas hari ini. Hari ini si anak pemilik sekolah ini. Sekaligus Ketua OSIS SMA Dharma Bakti ini balik lagi setelah ngikutin lomba akademi di luar negri."

"Ya trus?" Tanya Gea malas.

"Gue denger denger dia tuh ganteng, pinter,  dan kaya."

"Ya trus?" Gea tak berminat dengan apa yang dibahas dengan Anita.

"Siapa sih tadi namanya.." Anita terlihat berpikir. "Ar.. Are.. Are siapa sih ah. Lupa dah gua." Anita menatap ke Gea yang sedang menyibukkan dirinya dengan membaca novel tanpa mempedulikan cerita Anita.

"Ahhh gue cerita dari tadi lo malah gak dengerin gue. Tau ah ngambek nih gue ngambek. Awas aja lo sampek butuh sama gue. Gue gak mau dengerin ah. Gak mau tau ya. Yang jelas gue ngambek nih. Inget ya ngambek. Gue nggak mau deket lo." Oceh Anita lalu pergi keluar kelas.

"Dih ntar juga dia sendiri yang ngedeketin gue." Gea hanya geleng geleng kepala. Lalu kembali lagi menyibukkan dirinya dengan membaca novel.

Anita kembali masuk kedalam kelas lalu duduk disamping Gea. "Geaaa.." panggil Anita dengan nada memelas.

Gea hanya memutar bola matanya malas. "Apaan? PR lagi?" Tebak Gea.

"Heheh iya Ge." Kata Anita dengan cengiran

"Katanya lo lagi ngambek. Katanya gak mau ngedeketin gue. Trus se-"

"Kata siapa? Kata 'katanya' itu jarang benernya." Kata Anita.

"Dih ngeles kek bajai." Gea mengambil bukunya lalu memberikannya kepada Anita. Anita tersenyum lebar dan cepat cepat menyalin jawaban yang ada di buku Gea.

"Eh Ta, gue mau cerita nih." Kata Gea.

"Perlu gue dengerin atau nggak?" Tanya Anita. Namun tangan dan matanya masih fokus menyalin jawaban.

"Yaudah gajadi." Gea cemberut. Anita terkekeh, dia sangat suka sekali menggoda Gea. Dia sangat suka melihat wajah cemberut Gea, kayak ada lucu lucunya gitu.

"Yee ngambekan lo. Yaudah sekarang lo boleh cerita. Asal habis ini dengerin cerita gue." Kata Anita.

"Hm okedeh."

"Jadi?.."

"Gue habis jatuh di pelukan kakak kelas masa?" Kata Gea.

Anita tiba tiba menghentikan aktivitas menyalin jawabannya. "Ha? Apa? Kok bisa? Kakak kelas yang mana? Dimana?" Tanya Anita heboh. Dan yang pasti itu mengundang perhatian dari teman teman sekelasnya yang saat kini menatap ke bangku mereka yang ada di pojokan.

"Ihh lo nanya pelan pelan bisa gak sih!" Kata Gea sambil mendelik ke Anita.

"Heheh iya iya maap. Ceritain lagi dong."

"Tadi kan gue habis jatoh didepan gerbang. Gara gara gu-"

"Apa? Jatoh? Lo? Kapan?" Potong Anita.

"Dengerin dulu onta! Gue belum selesai cerita juga. Ntar kalo gue udah selelsai cerita baru gue buka sesi pertanyaan buat lo."

"Oh oke oke." Kata Anita cengengesan.

"Gue tadi bangun dan lihat jam tangan gue itu udah nunjukin jam 8. Gue pikir gue udah telat. Gue cepet cepet mandi dan ganti baju. Trus gue ke sekolah sambil lari. Gue lupa buat cek tali sepatu gue. Tadi pas gue lari gue nginjek tali sepatu gue dan ya gue jatoh." Gea menjeda ceritanya. Anita hendak buka suara tapi melihat tatapan tajam Gea yang seakan bicara 'diam' anita terdiam.

"Lo tau kan gue tadi di gerbang?" Anita mengangguk. "Itu gue habis jatoh. Dan setelah itu gue pergi kan?" Anita mengangguk lagi. "Nah itu gue pergi ke UKS buat ngobatin luka gue. Nih lihat." Gea menunjukkan siku dan lututnya yang ditutupi plaster.

"Trus pas gue keluar UKS kan banyak tuh kakak kelas yang ngelihatin gue sambil siuk siul gajelas. Gue kan risih jadinya, ya gue jalan lebih cepet aja. Sialnya, gue lupa buat benahin tali sepatu gue. Dan, yagitu gue injek lagi tali sepatu gue sendiri. Gue udah siap siap jatuh dan jadi tertawaan. Gue udah merem. Tapi pas gue buka mata, bukannya gue lihat lantai dan ngerasain sakit, gue malah ngelihat wajah cowok deket banget ama wajah gue. Gue langsung menjauh dan gue jadi salah tingkah sendiri. Gue mau jelasin semua ke cowok itu. Tapi cowok itu malah pergi tanpa bilang apapun. Kalo dia salah paham ngira gue mau goda dia gimana? Mau ditaruh mana muka gue."

Anita hanya diam mendengarkan. "Lo kenapa diem aja? Respon dikit kek. Kasih saran kek, atau apa gitu." Kata Gea.

"Kan lo belum buka sesi pertanyaannya dodol." Jawab Anita.

"Oh iya lupa. Sekarang lo boleh tanya."

"Oke yang pertama, kok bisa lo bangun jam delapan tapi lo sampek sekolah jam setengah 8 kurang?. Trus yang kedu-"

"Satu satu aja kalo nanya." Potong Gea.

"Oke oke, yaudah jawab dulu pertanyaan yang pertama.

"Eh itu tadi.. anu.. emm.. gue gak kesiangan sih. Tapi,.."

"Tapi apaan?"

"Ternyata jam tangan gue mati pas jam 8 malem heheh."

Ekspresi Anita langsung berubah datar sedatar tembok. Gea malah nyengir lebar. "Emang jam lo dirumah cuma satu?"

"Ya enggak sih. Semalem gue lupa lepas jam gue. Trus pas bangun, ya gue kaget ngelihat jam udahh nunjukin jam 8."

"Kan biasanya mama lo bangunin tepat waktu. Tum-"

"Eh Ta, gimana dong? Gue takut tuh cowok salah paham. Ntar gue dikira gatau malu lagi. Peluk peluk cowok yang belum gue kenal. Atau nanti dia mikir gue modus lagi sok pura pura jatoh biar bisa meluk dia. Gimana dong?" Kata Gea heboh.

"Emang dia siapa sih? Most wanted SMA Widya Dharma?" Gea mengendikan bahu tanda tak tahu.

"Yaudah sih, gausah dipikir sampe segitunya. Ntar kalo dia mikir macem macem gue yang bakal maju pertama buat belain lo." Ucap Anita percaya diri

"Dih biasanya juga kalo ada apa apa lo malah nyuruh gue yang ngadepin." Gea memutar bola matanya malas. Anita terkekeh.

"Ya kan gu-"

"Pagi adek adek." Sapaan itu memotong pembicaraan Gea dan Anita. Mereka berdua yang duduk di pojokan langsung menatap ke sumber suara.

Ekspresi Gea langsung berubah panik ketika melihat siapa yang berada di depan. "Oh yaampun Kak Angga kan itu? Wakil Ketos yang gantengnya bikin gue klepek klepek." Kata Anita dengan ekspresi berbinar.

Gea merasa kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri. Dia panik. Dia langsung mengambil buku yang ada di mejanya dan langsung menyembunyikan wajahnya disana.

Anita yang merasa aneh dengan kelakuan Gea mengernyit bingung. "Ge, napa sih lo?" Tanya Anita.

"I.. itu yang di depan." Jawab Gea.

"Siapa? Kak Angga?" Gea menggeleng. "Trus? Ada hantu ya di depan?" Gea menggeleng lebih kuat lagi sambil tetap menutupi wajahnya dengan buku.

"Yang ada disebelah Kak Angga itu. Gue tadi jatuh dipelukan cowok itu." Kata Gea.

"Apa?" Anita melihat seseorang yang berada disamping cowok yang disebut sebut bernama Angga itu. "Yang bener lo?" Gea mengangguk dengan memejamkan matanya kuat kuat. "Gea di-"

"Itu yang ada di pojokan boleh perhatiin kesini bentar gak?" Kata Angga.

Deg!

"Aduuhhh ngapain sih? Ntar kalo tuh cowok liat muka gue. Trus bilang yang nggak nggak tentang gue gimana?" Batin Gea.

Anita langsung menghadap ke depan. Sedangkan Gea, dia tetap menyembunyikan wajahnya di belakang buku.

Tiba tiba saja seseorang mengambil buku itu. Gea terkejut bukan main dan sudah siap untuk memaki orang yang berani mengambil buku yang ia gunakan bersembunyi. Tapi niatnya ia urungkan ketika melihat siapa yang mengambil buku itu. Gea hanya bisa mematung melihat bahwa cowok yang ia ceritakan bersama Anita lah yang mengambil bukunya.

Cowok itu mengembalikan buku Gea dengan ekspresi datar sedatar tembok kelasnya. "Kebalik." Ucap cowok itu lalu kembali lagi ke depan dan berdiri disamping Angga dengan ekspresi yang sama.

Wajah Gea sudah merah padam karena menahan malu. Ia bisa melihat teman teman disekelilingnya sedang menahan tawa. Begitu juga Anita yang sedang mati matian menahan tawanya. "Dasar sahabat laknat! Kenapa gak bilang ke gue sih kalo buku tadi kebalik. Malu kan gue." Umpat Gea dalam hati.

"Jadi saya dan teman saya kesini untuk merekap ekstrakurikuler apa yang akan diikuti oleh seluruh siswa sepuluh. Oh ya masih ingat dengan saya kan?" Tanya Angga.

"Ingat kak." Jawab semua murid di kelas sepuluh IPA 1.

"Syukur deh. Oh ya, sama yang ini kalian pasti belum kenal kan?" Tanya Angga lagi sambil menunjuk cowok yang berdiri disampingnya dengan ekspresi datar. Semuanya menggeleng.

Angga memberi kode kepada cowok disampingnya itu untuk memperkenalkan dirinya. Cowok itu hanya menatap Angga sebentar. "Areka Firgy Zanuarta" Ucapnya tanpa basa basi