Beasiswa? Maksud lo apaan sih? Ngomomg yang jelas napa! Lo ngomong sekata dua kata! Mana gue ngerti sih." Ucap Gea.
Areka menghela napas pendek. "Lo murid dapet beasiswa?" Tanya Areka.
"Gue?" Tanya Gea memastikan. Areka mengangguk pelan dan mencoba bersabar dengan Gea yang rupanya sedikit menjengkelkan.
"Iya gue dapet beasiswa buat masuk ke sekolah ini? Kenapa emang?" Tanya gea balik.
"Olimpiade."
"Hubungannya sama gue apaan sih ah? Apa perlu gue beliin lo kata kata yang banyak! Biar lo kalo ngomong tuh jelas dan gak bikin gue bingung kek gini!"
"Lo kepilih buat ngikutin olimpiade fisika."
"Ebuset ternyata lo pinter juga ya! Gue ngomong kek gitu lo langsung paham dan kalo lo ngomong tuh kagak irit lagi." Kata Gea sambil memamerkan senyum lebar.
"Baca!" Ekspresi Gea langsung berubah drastis. Gea mendengus kasar ketika Areka menyuruhnya lagi untuk membaca.
"Duh Fisika tuh gak usah dibaca! Yang penting hapal rumusnya kan udah! Gausah ribet ribet. Lagian nih ya kalo gue baca satu buku ini yang ada gue tuh bakalan pusing delapan belas keliling tau gak! Rambut cantik gue ini nih bakal rontok dan gue jadi botak. Gue gak mau ya kalo sampe gue botak. Ish gak lucu banget tau!" Oceh Gea.
"Udah?"
"Apanya?" Tanya Gea bingung.
"Ngomongnya?"
Gea hanya menganga mendapat respon seperti itu dari Areka. Dia berbicara sebegitu banyaknya dan seperti itu responnya? Rasanya Gea ingin sekali menjadikan Areka daging cincang disini juga.
"Baca!" Titah Areka.
Gea akhirnya mengambil buku itu dan hanya membolak balik halamannya saja. Areka berdiri lalu berjalan menjauhi Gea. Gea yang mendapat kesempatan emas itu pun langsung menaruh buku itu lagi dilantai. Namanya juga Gea! Sekali dia ogah ya tetep ogah. "Seenak jidat aja nyuruh gue baca buku fisika." Cibir Gea.
Gea mendengar langkah seseorang mendekat dia tahu bahwa itu Areka. Gea langsung cepat cepat mengambil buku yang ia taruh di lantai tadi.Areka kembali duduk di depannya dan menaruh beberapa buku didepannya juga.
Krinngggg..
Mendengar bel berbunyi, Areka berdiri dan tetap membiarkan buku buku itu berada di depan Gea. Sedangkan Gea masih berpura pura membaca. "Dasar tuli!" Cibir Areka.
Gea mendengar itu dan matanya yang awalnya mengantuk karena disuguhkan beberapa kata kata yang sama sekali tak ia baca langsung melebar. Gea berdiri dan menatap Areka tajam. Areka tak peduli, ia malah membungkuk dan mengambil semua buku yang ada di lantai lalu ia pergi tanpa mengucapkan apapun.
"Dasar syaiton! Pamit dulu kek atau apa kek. Emang dasarnya penculik ya gitu, bawa gue kesini tanpa persetujuan dan akhirnya ditinggal gitu aja." Kata Gea kesal.
Gea hendak berjalan ke luar perpustakaan. "AAAA.."
Brukk..
Gea terjatuh dikarenakan tali sepatu yang hari ini sudah membuatnya jatuh sebanyak tiga kali. Gea lupa untuk membenahi tali sepatunya. Dasar pikun! "Dasar tali sepatu sialan! Gue janji sama lo gue gak bakal lupa benahin lo lagi kok. Please ya jangan bikin gue jatuh lagi. Tapi gue bersyukur lo bikin gue jatuh di tempat yang sepi dan gue gak terlalu malu buat itu. Tapi asal lo tahu ya! Aku tuh sakit tau gak!" Kata Gea sambil membenahi tali sepatunya.
"Lebay!" Kata Areka. Gea mendongak dan melihat Areka berdiri tak jauh darinya sambil menatapnya datar. Jadi dari tadi Areka masih disini? Dan sudah dipastikan Areka tau bahwa Gea lagi lagi terjatuh karena tali sepatunya yang tidak dia ikat. Oh ya ampun dia jatuh dua kali didepan Areka. Tenggelamkan saja Gea ke dalam rawa rawa.
"Ngelihatin doang! Gak mau bantuin gue gitu? Ya benahin tali sepatu gue kan bisa biar kaya drama Korea gitu." Batin Gea kesal.
"Ngapain disitu?" Tanya Gea dengan wajah yang sedikit merah.
Areka hanya menatapnya datar lalu berbalik dan pergi meninggalkan Gea yang masih menahan malu. Gea juga ikut pergi setelah memastikan bahwa tali sepatunya terikat erat dan tak terlepas lagi.
Gea masuk ke dalam kelasnya dan mendapati Anita yang sedang tersenyum sendiri sambil memandangi ponselnya. "Chat aja terus!! Udah ngaku belum kalo yang chat itu lo bukan gue?" Tanya Gea berniat menyindir.
Anita menatap Gea lalu menampilkan cengiran khasnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Serah lo dah! Minggir gue mau duduk!" Kata Gea dingin.
~♥♥~
Gea membuka pintu kos kosan nya yang kecil namun cukup rapi. Gea langsung duduk di sofa yang sudah usang untuk melepas penatnya.
Gea merogoh saku roknya untuk mengambil sesuatu. "Lah kok gak ada?" Tanya Gea dengan raut wajah panik. Gea cepat cepat membuka tas miliknya. "Anjir! Gue lupa, kan Hp gue dibawa sama Ketos laknat itu. Aaaa ya masa gue gak main Hp malem ini sih?" Kata Gea kesal.
"Tau ah! Tuh Ketos juga ngapain lagi ambil Hp gue? Awas aja sampe besok ketemu, gue jambak sampek botak tuh kalo perlu kulit kepalanya juga sampe lepas. Yakali gu-"
Tok.. Tok.. Tok..
Gea mengernyit ketika ada yang mengetuk pintu rumahnya. Gea berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya. Matanya hampir tak bisa lagi berkedip saat melihat siapa yang datang ke rumahnya. "Kedip!" Titah orang itu dingin.