Jepretan kamera tak henti-hentinya menyorot dua orang anak manusia berlainan jenis yang sedang melengang masuk di sebuah ballroom hotel, laki-laki tampan berjas hitam, berbadan tegap mengandeng wanita berhijab berbadan mungil nan ayu bernama Jelita Sanjaya. Kemudian mereka duduk ditempat yang telah disediakan.
Tak berapa lama acara konferensi pers pun dimulai.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh, Selamat siang rekan-rekan media, hari ini saya mengadakan konferensi pers untuk mengklarifikasi berita tentang diri saya beberapa hari ini, tapi sebelumnya saya ingin mengenalkan seseorang pada anda semua, wanita cantik disamping saya ini bernama Jelita Sanjaya, dia adalah istri saya." Jelita tersenyum ke arah para wartawan, kemudian Danil melanjutkan lagi pernyataannya.
"Kami menikah sudah hampir dua bulan yang lalu, dan berita dimedia kemarin tidaklah benar, itu adalah foto hasil editan, silakan rekan-rekan media melihat slide yang akan saya tampilkan." kemudian asisten Danil membuka laptop dan menampilkan ke layar proyektor, slide demi slide diputar bergantian, dan kini mereka yakin bahwa foto tersebut adalah hasil editan.
"Pak Danil, lalu apakah motif dibalik penyebaran foto-foto tersebut pak? dan apa pelakunya sudah diketahui?" tanya seorang wartawan.
"Motif nya sudah pasti untuk menjelekkan nama baik saya, dan saya sudah tau pelakunya." Jawab Danil.
"Siapa pelakunya Pak Danil?"
"Untuk saat ini nama pelakunya masih akan saya rahasiakan karena ada beberapa kasus juga menyangkut sang pelaku yang masih dalam penyelidikan."
"Ibu Jelita, bagaimana perasaan ada tentang pemberitaan ini?"
"Pada awalnya saya cukup kaget dengan pemberitaan dan foto itu, tapi hal inikan bukan pertama kali terjadi, dan motifnya pun masih sama, jadi ya sekarang saya santai sajalah, yang penting saya tau bagaimana suami saya." Jelas Jelita.
"Apakah Pak Danil sebelum menikah dengan Ibu Jelita, sebelumnya sudah lama kenal atau dijodohkan?"
Danil menatap Jelita dengan senyum yang menawan, kemudian dia mengecup kening Jelita. "Istri saya ini adalah cinta pertama saya, saya mencintainya sejak dia masih duduk di sekolah dasar dan saya masih SMP."
Pernyataan Danil membuat semua orang terheran sekaligus kagum, ternyata Danil Mahendra yang dikenal dingin dalam dunia bisnis, dan tak pernah dekat dengan wanita manapun, kini mengakui punya kekasih hati dari semenjak kecil.
"Lalu kenapa selama ini Pak Danil tidak pernah tampil bersama dengan Ibu Jelita kalau memang Pak Danil mencintai Ibu Jelita dari Kecil?"
"Setelah lulus Sekolah Dasar istri saya masuk pesantren, hingga satu tahun yang lalu baru keluar. Kemudian sekitar dua bulan yang lalu kami resmi menikah."
"Wah Ibu Jelita anda beruntung, ternyata pak Danil orang yang sangat setia." Kata salah seorang wartawan. Jelita hanya menanggapi dengan senyumnya yang menawan sambil menatap ke arah Danil, kemudian Danil juga menatap Jelita, Jadilah mereka berdua saling tatap, hati Jelita dag-dig-dug jumpalitan tak tau arah, Padahal tanpa Jelita ketahui, Danilpun merasakan hal yang sama, saling tatap dan saling senyum adalah hal yang baru bagi mereka lakukan setelah menikah, apalagi ditambah kecupan dikening dari Danil, Jelita merasa hatinya hampir meledak, tapi harus bisa dia tahan. Masih dengan menatap Jelita, Danilpun berkata.
"Saya yang beruntung mendapatkan dia." Kata Danil, dan mengecup tangan Jelita. Hal-hal manis itu tak luput dari sorotan kamera para wartawan.
Ditempat lain, ada sepasang mata yang menatap ke arah televisi dengan tatapan yang jijik, sekaligus iri.
"Aktingmu bagus Danil, tapi kenapa harus semesra itu?" Ronald mematikan tv dan membanting ke sembarang arah, Yah laki-laki yang sedang cemburu itu adalah Ronald.
Beberapa hari tidak bertemu dengan Danil membuat dia rindu setengah mati. Kesibukannya di luar kota memaksa nya untuk berjauhan dengan Danil sementara waktu, apa lagi ada berita skandal seperti saat ini, mereka harus lebih berhati-hatj bukan?
Setelah melakukan konferensi pers Danil dan Jelita memutuskan untuk langsung pulang. Selama diperjalanan Danil tak pernah melepaskan tautan tangan mereka. Hal itu justru membuat Jelita menjadi kikuk.
"Mas Danil, boleh Jelita tanya sesuatu?"
"Mau tanya apa?" Jelita menatap ke arah sopir, dan pak sopir sudah paham akan maksud tatapannya, segera dia turunkan pembatas antara ruang kemudi dan penumpang, sehingga mereka lebih bebas untuk mengatakan apapun dan melakukan apapun.
"Bagaimana dengan Ronald? maksudku mas Danil.."
"Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya, saat dia sudah pulang dari luar kota nanti." Danil sudah paham dengan apa yang mau ditanyakan Jelita makanya dia langsung memotong pembicaraan Jelita.
"Apa tidak apa-apa." Tanya Jelita.
"Lalu, apa aku harus terus bersamanya?"
"Ya tidak." Jawab Jelita manyun, melihat hal tersebut Danil tak mampu menahan diri untuk tetap diam, seketika dia mencium bibir manyun Jelita sekilas.
"Ternyata bibir istriku sangat manis." Jelita melotot. sedangkan Danil malah tertawa terbahak-bahak. entah kemana sisi gay yang dimiliki Danil, dulu dia sangat tak menyukai bersentuhan dengan perempuan, tapi sekarang?? dia sendiri pun tak tau.. mungkin inilah kekuatan cinta dan doa.
Tak berapa lama mobil memasuki halaman rumah Danil, kemudian mereka berdu turun masih sambil berpegangan tangan, sampai di depan kamar Jelita, Danil menarik Jelita kedalam pelukannya.
"Teruslah bersama ku, apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan aku." Pinta Danil. Jelita mengangguk dan mengeratkan pelukannya.
"Mas Danil, mandi gih, Jelita siapin air dulu ya."
"Tak perlu, biar aku siapkan sendiri saja, kamu juga mandi sana, nanti kita ketinggalan sholat ashar, selesai mandi tunggu aku di Mushola ya."
"Alhamdulilah, kayaknya Jelita ga perlu repot triak-triak ajak mas Danil sholat nih sekarang, makasih ya mas, semoga mas Danil Istikomah."
"Amiin, terimakasih kamu untuk kesabaran kamu, dari awal aku memang tidak salah memilih seseorang untuk ku cintai, maafkan aku karena selalu nyakitin kamu."
"Sudah dimaafin, ga usah diinget-unget lagi yah Mas, ya udah Jelita mau masuk mau mandi dulu." Danil tersenyum, menatap Jelita dan mengecup keningnya, kemudian membukakan pintu kamarnya Jelita. Setelah Jelita masuk ke kamarnya Danil langsung masuk ke kamar dia sendiri untuk menyegarkan tubuhnya.
Setelah selesai dengan ritual mandi masing-masing, sesuai kesepakatan mereka langsung ke mushola, mengerjakan sholat ashar, dan bermurojaah. Danil tak menyangka jika istri yang dinikahi sudah menghafal beberapa jus Al-quran, dalam hatinya dia bangga dan malu kepada Allah betapa banyak nikmat yang telah dia sia-siakan, dan sekarang Allah masih saja memberinya kenikmatan yang luar biasa, memiliki istri yang baik dan Sholehah.
_____
Jelita sedang membaca buku diatas ranjang, dengan posisi telungkup ketika ada dua tangan besar mengungkungnya. sontak saja Jelita mendongak keatas dan senyum tanpa dosa milik Danil rerpampang disana. Danil menurunkan badannya dan mendekap Jelita dari atas dan Jelita dibawah.
"Mas Danil berat." Danil terkekeh kemudian menggulingkan badannya kesisi Jelita.
"Baca apaan sih, serius banget, sampai ada orang datang aja ga tau." Kata Danil.
Bukan Jelita tidak tau Danil datang, hanya saja Jelita malu mau menyapa Danil, jadi dia tetap pura-pura tidak mendengar.
"Ada apa mas Danil kesini?"
"Mau menemui istriku yang cantik dan sholehah."
"Dih..lebay.."
" Kog lebay sih, beneran lho.."
"Trus ada apa menemui istrimu ini?"
"Memang harus ada apa-apa menemui istri sendiri?"
"Ya ga juga.."
"Aku boleh tidur disini?"
"Hah!!"
"Kog Hah!" Kata Danil, sedangkan Jelita hanya nyengir.
"Ya udah terserah mas Danil." Danil mengambil buku di hadapan Jelita, menaruhnya diatas nakas, dan merengkuh tubuh mungil istrinya untuk dipeluk.
"Ayo tidur ." kata Danil sambil terus memeluk tubuh Jelita.
"Ya udah merem kalo mau tidur ."
"Cium dulu boleh."
"Mau bilang Ga, tapi takut kualat." Danil terkekeh mendengar perkataan Jelita. selanjutnya Danil sudah melumat bibir merah milik istrinya, awalnya hanya lumayan biasa, tetapi semakin lama tidak hanya lumatan, hisapan pun dilakukan Danil. awalnya Jelita hanya diam saja tetapi kemudian ikut terbuai dan membalas ciuman Danil. Setelah beberapa lama mereka beradu bibir, Danil melepas tautan bibir mereka, Danil melihat Jelita, pipinya merah sangat kontras dengan kulitnya yang putih.
"Kamu pake blush on nya ketebelan ya?"
"Masa mau tidur pake blush on sih."
"Lah.. ini pipinya merah kenapa?"
"Ih..mas Danil godain Mulu."
"Siapa yang godain, tuh emang bener kog merah." Danil masih saja menggoda Jelita.
"Ini karena Mas Danil." Jawab Jelita sambil mengubah posisi dari menyamping menghadap Danil sekarang tengkurap. sambil menelungkup kan wajahnya di atas bantal. Danil tertawa terbahak.
" Jangan gitu nanti ga bisa napas."
"Lagian kan mas Danil godain Mulu, kan aku malu."
"Ya udah maaf deh, lihat sini dong." Jelita merubah lagi posisi tidurnya, mereka saling berhadapan.
"Mulai sekarang, kita akan selalu bersama, termasuk mulai sekarang kita akan tidur bersama. Okey?" Kata Danil sambil membelai pipi Jelita. Jelita tersenyum dan mengangguk.
"Kamu kalau tidur tetap pakai jilbab gini?"
"Ga lah."
"lepas dulu gih, nanti kusut."
"Iya." Jelita bangkit dari ranjang, dan melepas jilbabnya. Danil tak berkedip menatap Jelita, ternyata istrinya mempunyai rambut panjang yang indah.
"Cantik" Kata Danil. Jelita kembali ke ranjang setelah menggantungkan jilbabnya.
"Jangan pernah perlihatkan rambut ini kepada siapapun kecuali pada ku."
"Ehm."
Danil mengecup kening Jelita, dan membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya. Tak lupa dia menarik selimut untuk lebih menghangatkan mereka berdua.
"Stay by me." Kemudian Danil kembali mencium bibir istrinya namun kini hanya sekilas, kemudian mengecup keningnya.