Chereads / aku, kamu, and sex / Chapter 4 - first night (1)

Chapter 4 - first night (1)

Acara resepsi sudah berakhir beberapa jam yang lalu, dan disinilah mereka sekrang rumah yang tak kalah mewah dengan rumah yang ditempati oleh keluarga Sanjaya, kediaman keluarga Mahendra. Rumah besar nan megah itu hanya berisi beberapa Art dan Danil saja setelah ibunya meninggal satu tahun yang lalu.

"ini kamar kamu." kata Danil dingin sambil membukakan pintu bercat putih itu untuk jelita.

"kamarku ada diujung sana, kalau perlu apa-apa, kamu bilang aja sama pembantu, oke?"

jelita hanya menjawab dengan anggukan. setelah nya Danil langsung berbalik dan pergi meninggalkan jelita yang masih setia menatapnya dengan tatapan yang tajam.

Danil masuk kedalam mobil sport miliknya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

tangannya meraih smartphonenya yang dia taruh di dashboard mobil dan membuat panggilan kepada Ronald yang tak lain adalah pasangan gay nya.

"hallo sayang.." terdengar suara dari seberang telepon.

"apa kau sudah sampai di hotel?" tanya Danil

"tentu, aku sudah menunggumu, cepatlah."

"sabarlah sayang sebentar lagi aku sampai."

"okey sampai ketemu."

dan dia mematikan smartphone nya dan selang beberapa menit Danil sudah sampai di hotel tempat dia akan bertemu dengan kekasihnya, Ronald.

Danil mengetuk pintu kamar hotel itu beberapa kali, dan pintu itu pun langsung dibuka dari arah dalam. Danil langsung masuk dan langsung nubruk tubuh Ronald, dibalik pintu hotel yang baru tertutup.

Danil mencium bibir Ronald dengan lembut, inilah yang disukai Ronald dari Danil, sebarapapun buruk mood seorang Danil dia akan tetap memperlakukan Ronald dengan lembut.

Danil menarik tengkuk leher Ronald agar ciuman mereka semakin dalam, saling sedot dan saling gigit kecil disana, dibawah sana sudah mulai menegang, tangan Danil sudah masuk merangsek ke dalam boxer yang dipakai Ronald sambil dipijit-pijit dan dielus-elus bagian ujungnya. Ronald sangat menyukai apa yang dilakukan Danil terhadapnya.

"ach..please jangan dipijit-pijit aja dong sayang, kocok please." Ronald mulai mendesah keenakan.

Ronald mulai buka baju dan boxer yang dia pakai , dan akhirnya dia naked. Danil mulai mengocok benda pusaka Ronald dengan tempo sedang, diiringi ciuman yang semakin dalam dan kasar.

Tak cukup hanya dengan beradegan itu, Danil mulai berjongkok dan memasukkan benda pusaka Ronald kemulutnya, bak anak kecil yang sedang makan lollipop kesukaannya, kadang dijilat, dihisap, kadang digigit kecil, dan itu berhasil membuat Ronald semakin mendesah keenakan, sambil mencengkeram rambut hitam milik danil.

benda pusak Ronald semakin berdenyut tanda ia akan segera mencapai klimaksnya. Danil menambah ritme lebih cepat jilatan dan hisapan pada batang kebanggannya Ronald. ga lama kemudian benar saja Ronald mengeluarkan cairannya didalam mulut Danil. yang langsung menelan cairan itu hingga tandas. tubuh Ronald terkulai lemas.

dengan tubuh lemas Ronald mengambil pelumas di dari dalam tasnya. Danil segera melepas baju dan celana yang dia pakai dan melemparnya asal. kini terpampang lah body aduhai milik Danil, kemudian dia mulai mengoleskan cairan pelicin itu di batang pusaka miliknya. kemudian dia mulai mengesek-gesekkan batang pusakanya di pantat Ronald, ga lama kemudian batang itupun sudah masuk memenuhi lubang anus milik Ronald. Danil mulai menggenjot perlahan, sedetik kemudian keduanya mulai mendesah. dan setelah beberapa menit terdengar desahan panjang dari keduanya. mereka klimaks.

Danil mencabut batang kebanggannya dari lubang milik Ronald yang di iringi desahan dari mulut Ronald.

Danil memeluk Ronald dari belakang, dan mengecup pundak pria tampan tersebut.

"trimakasih ya sayang." mendengar kata -kata dari Danil, Ronald langsung membalikkan badannya menghadap Danil dan mengecup lembut bibir Danil.

"sama-sama, walau aku kecewa kamu menikah dengan orang lain."

"maafkan aku, aku terpaksa melakukan ini."

"yah, aku tahu, kamu mau mandi dulu atau mau langsung tidur?"

"aku ingin kita bermain sekali lagi" dan tanpa aba-aba Danil sudah meraup bibir kenyal Ronald tanpa memberi kesempatan untuk Ronald menjawab perkataannya.