"Au," ucap Kenan yang langsung membekap mulutnya. Ia takut jika Raka bisa terbangun mendengar teriakannya. Ia pun menolehkan kepalanya ke belakang tubuhnya untuk menatap pintu kamar.
Qia menatap malas pada Kenan karena ia sudah memperingati agar tidak mendekat. "Di bilangin jangan deket, malah ngeyel!" kesal Qia kemudian ia melepaskan kain yang menutupi lukanya. Darahnya sudah berhenti, ia pun menatap ke lantai dan melihat dimana saja pecahan belingnya. Qia membungkukkan tubuhnya untuk menyentuh lantainya apakah lantainya aman atau terasa kasar. Ia pun melihat ke jarinya yang ia usapkan perlahan di lantai. Serbuk tipis pecahan beling itu berserakan di lantai.