Sampai di kantor Qia malah tertidur di lengan Kenan. Kenan masih menghidupkan mesin mobilnya dan sedikit menunduk melihat wajah damai Qia. Kebiasaan Qia yang tertidur di mobil ternyata masih belum berubah. Ia ingat ketika dulu ia pernah beberapa kali mengantar jemput Qia. Qia pasti akan tertidur tidak lama dari mobil yang mulai melaju. Satu tangannya yang tidak menjadi sandaran Qia merapihkan helaian rambut Qia yang menutupi wajahnya.
Qia menggerang dan tidak lama ia pun membuka matanya. Qia terdiam beberapa saat ketika matanya bertubrukan dengan mata Kenan yang sedang menatapnya. Ketika ia sudah sadar sepenuhnya, Qia langsung menegakkan tubuhnya dan tanpa sengaja kepalanya malah terantuk dagu Kenan membuat Kenan mengaduh kesakitan.
"Eh, pak. Bapak enggak apa-apa?" tanya Qia panik dengan wajah khawatirnya.
Kenan memegangi dagunya dan menatap tajam Qia. Qia menelan salivanya kasar melihat tatapan tajam Kenan. "Apa aku hantu sampai kamu terkejut seperti itu?" tanya Kenan kesal.