Mereka sudah bersiap dan saat ini mereka sedang menunggu lift untuk menuju basemant appartement. "Qi, kamu aku antar saja, ya?" tanya Raka seraya menatap Qia.
Sedari keluar dari appartement Raka sudah menawarkan diri untuk mengantarkan Qia ke kantor. Namun, Qia menolak dengan alasan mereka tidak satu kantor. "Bang, kantor kita berbeda. Lebih baik abang pergi ke kantor saja. Tidak baik, jika seorang atasan datang terlambat," ucap Qia.
"Kakimu sedang, sakit. Dari pada nanti di bus berdiri, lebih baik aku mengantarmu ke kantor," ucap Raka yang masih berusaha meyakinkan Qia.
"Sudahlah, Ka. Jika dia tidak mau, kamu tidak perlu memaksanya," ucap Kenan dengan wajah datar dan suara dinginnya dengan satu tangan membawa tas kerja dan satu tangnnya lagi ia masukkan ke dalam kantong celana bahannya.