★kamu adalah salah satu dari ribuan berlian yang ada di dunia, tetapi kamu jauh lebih berharga★
motor sport Erlangga memasuki sekolah baru keesokan harinya. banyak murid yang merasa asing karena tidak pernah melihat motornya, sehingga bukan satu yang menebak jika dia adalah murid baru
Erlangga dengan gaya sok cool nya membuka helm full face yang terpasang dikepalanya
"wahhh murid barunya ganteng"
celetuk salah satu siswi membuat Erlangga mengedipkan mata genit sebelum akhirnya berjalan menuju ruang kepala sekolah yang sudah pasti dia ketahui, tempat ayah keduanya bekerja. ayahnya Aina
"mana? gak ada murid baru tuh" tanya gadis satunya celingukan
"ihhh ada taukkkk, lo aja yang gak lihat shin. mungkin dia kakak kelas kita, ganteng banget btw, gak kalah sama abang lo" ujar Kanaya masih dengan terkagum kagum terhadap Erlangga
Shinta bergedik ngeri menatap temannya, "hilihhh, paling ganteng cowok yang kemarin makan bareng gue di cafe, udah ganteng. CEO pula"
"lo suka om om ya? ck. lo tuh cantik, bahkan Adrian aja suka sama lo. bisa bisa nya tipe lo itu om om berduit"
"heh! sembarangan kalo ngomong, cowo kemarin tuh masih SMA sama kaya kita. bedanya cuma udah jadi CEO, bayangin aja kalo gue pacaran sama dia, AAAAA belanja terus gue"
Kanaya menonyor kepala Shinta, "terserah lah Shin, intinya ganteng cowok yang tadi gue lihat. awas aja kalo lo juga naksir sama dia" ancamannya menunjuk wajah Shinta garang
"aduh sakit kanaya. iya iya gak bakal gue naksir sama cowok idola lo itu, level gue itu tinggi" ketusnya sambil mengelus kepala
Kanaya menyengir, tangannya menyentuh kepala Shinta. "sakit ya Shin? sorry ya, gue ga sengaja hehe"
"sakit lah bege! emang dasar nya lo. gak punya akhlak"
"maap kali Shin. kelepasan gue"
"WOI MALAH NGOBROL TERUS! BURUAN MASUK KELAS, UDAH BEL JUGA" teriak Aina dari luar kelasnya
Kanaya dan Shinta menengok "IYE BU KETUA...KITA JUGA DENGER!"
∆∆∆∆
teng..teng..teng..
selamat melepas penat selama beberapa menit dikantin~
bel istirahat berbunyi, membuat sebagian besar murid SMA Starlight berhamburan ke kantin maupun ke perpustakaan. namun ada juga yang tetap diam didalam kelasnya
seperti gerombolan gadis cantik yang sudah menjadi primadona sejak awal. 6 gadis dengan sifat berbeda-beda yang disatukan dalam ikatan persahabatan
Aina dengan ciri khas tomboy nya, berada ditengah tengah keempat sahabatnya. Kanaya dan Shinta disamping kanan kiri Aina, serta Andara dan Kayla diujung. hanya satu orang yang tidak nampak batang hidungnya, Vista.
"ini kita makan disini atau dikelas? penuh semua kecuali gerombolannya Mario nih" keluh Andara sambil jongkok, "capek gue lari terus"
"salah siapa gak ngerjain pr. dihukum kan lo?" cerca Kayla yang sudah muak mendengar keluhan Andara dari tadi
"gue tuh dah ngerjain, cuma ketinggalan aja. gara gara bang Scott kemarin pake acara ngajak perang. alhasil tugasnya lupa gue masukin fyuh~"
"lo aja yang lebay dar, Shinta juga dihukum tapi buktinya Shinta daritadi sama sekali gak ngeluh" celetuk Kanaya
"udah ah, ayok ke meja bang rio aja. gue dah laper nih" Shinta menarik tangan Andara, "ayo bangun dar!!! gue dah laper taukkk"
"ho'oh. lo gak malu apa jongkok kek orang kebelet boker didepan pintu kantin?" cibir Aina menimpali
"gak"
"kita yang malu anjinggg, nyesel gue punya sahabat macem lo" perkataan Kayla diangguki ketiga temannya,
"ayo bangun dar!!!keburu bel masuk"
"gamau gue cape, gendong~"
"taudah terserah lo dar, pusing gue! untung si Vista gak masuk. bisa diulek lo kalo kaya gini" Kanaya memijat pelipisnya, "apa gue telfon Vista? biar dia tau sifat lo kalo gak ada dia"
mendengar nama Vista, Adara dengan secepat kilat bangun, "udah gak usah lah lo ganggu Vista nay, dia lagi bobok cantik dirumah. kan kasian kalo lo ganggu. udah yuk, mending kita ketempatnya bang Mario cs, gue pesenin makanan ya? apa apa, sini kasih tau gue kalian pesen apa" ujar Adara tanpa rem
"lo nawarin makanan atau ngerap? sebesar itu pengaruh Vista buat lo?" celetuk Shinta menahan tawanya
"pawangnya cuma Vista. gue curiga kalo lo lesbian sama tuh anak dar" Aina menimpali
"woe udah dong ngobrolnya, gue laper yaallahh!!!" Kayla yang merasa kesal pun langsung berjalan dengan menggerakkan kakinya ke arah meja Mario cs dan merebut mangkok bakso kekasihnya
"eh eh sayang kok diambil sih? aduhhh makannya pelan pelan dong, itu masih panas" omel Geovindra heboh
Kayla menatap tajam kearah kekasihnya, "apa?! mau pelit sama aku?!"
"enggak kok, kapan aku pelit sama kamu sih? aku kan sayang sama kamu. yaudah kalo gitu aku pesen dulu ya?" nah kan!!! Geo bertemu Kay, pasangan yang selalu menebar keromantisan tanpa kenal waktu, tempat, dan keadaan. bukannya uwu malah jadi iyuw:v
"heran gue, dimana mana aja pacaran. hargai dong yang jomblo" cibir Aliando miris mengingat nasipnya yang masih sendirian
"wew? santuy Ali, gue juga jomblo kok. tenang, jomblo bukan berarti ga punya cewek. malahan cewenya dimana mana" nyeleneh Erlangga menepuk pundak Aliando
"bangga banget nih yang jomblo" ujar Aina terkekeh lalu duduk disamping Mario yang memasang tampang datar
"untung lo yang bilang ai, kalo gak mungkin dah gue perkosa" Erlangga menengok, pandangannya jatuh pada Shinta. gadis yang kemarin bertemu, berkenalan, bahkan berboncengan dengannya
"ihh najis! pikiran lo kotor banget sih lang? gue bilangin mommy lo mampus!"
Erlangga tidak mengindahkan perkataan Aina, justru malah tetap memandang Shinta yang masih belum sadar jika ada dirinya, "nta?"
"haaa? apa?" . bukannya Shinta yang menengok, malah adrian dengan wajah cengonya. sudah jelek, tambah jelek
"gue manggil Shinta, bukan lo! lagian nama lo itu gaada kata nta. suka ngadi ngadi"
mendengar ucapan ketus dari Erlangga, Shinta melihat kearahnya. "eh erlang? lo sekolah disini?"
"iya, gue baru pindah sih hari ini. lo juga sekolah disini ternyata, kelas berapa?"
"emmm gue kelas XI-IPA2 sih, kalo lo?"
Erlangga menggeser duduknya kepojok, sehingga bisa ada tempat tempat duduk ditengah dia dan adrian, "XII-IPA1, sini duduk samping gue aja. biar ngobrolnya enak"
"waduh lang, jangan modusin sembarangan cewe deh lo, pawangnya dua loh" celetuk Geovindra melirik Mario yang berwajah datar, dan Adrian yang memasang tampang tidak bersahabat
"ngapa lo liatin gue haa?!"
Geovindra terkekeh mendengar jawaban gas full dari Adrian, "wewww santai dong yan, cuma lirik dikit, takutnya lo terbakar"
"kenapa juga gue terbakar, gak jelas banget" Adrian melirik Shinta, "sejak kapan lo kenal Erlangga?"
"kemarin"
"terus kenapa bisa deket banget? lo harusnya waspada dong, bisa aja dia orang jahat"
perkataan Adrian membuat Aina menggebrak meja kesal, "maksud lo ngomong gitu apa sih yan?! jangan sampai cuma karena Shita, tripel A bertengkar!" tripel A adalah julukan untuk persahabatan Adrian, Angga dan Aina
"gue tau persahabatan kalian berharga bagi lo, tapi jangan nyalahin adik gue" lerai Mario angkat bicara
"emang bener kali bang, secara kan Shinta yang bikin keadaan panas. siapa coba yang gak sakit hati saat orang yang kita sayang justru memilih sa.ha.bat kita!" cibir Kanaya dengan bumbu sindiran
Andara mencoba menghibur Shinta sambil menatap tajam Kanaya "kok lo malah gitu sih sama Shinta?! lo itu jauh lebih deket sama Shinta daripada kita bertiga. harusnya lo bela Shinta dong"
"lah buat apa gue bela yang salah? jelas jelas penyebabnya itu Shinta! bukan Adrian ataupun Erlangga"
"apaan lo ngomong gitu? kalau seandainya Erlangga gak deketin Shinta, pasti Adrian gak akan marah" ujar Andara seakan memojokkan Erlangga
"kok lo malah nyalahin Erlangga?! coba aja Shinta gak wellcome sama Erlangga, pastinya gak akan sepanas ini" Kanaya mengarahkan pandangannya pada Shinta yang berusaha mati matian menahan air matanya, "maruk banget sih lo jadi cewe! udah jelas jelas ada Adrian yang berjuang buat lo, eh lo nya juga wellcome ke Erlangga. dasar!"
Shinta menatap Kanaya tidak percaya. orang yang sudah dia anggap sebagai saudara malah tega memojokkan dan membuat hatinya sakit, "gue tau gue yang salah. tapi gak perlu lo hina gue kaya gitu"
"cih, gak usah sok polos deh lo! lo emang hina, maruk, murahan. nyesel gue temenan sama lo" sinis Kanaya
"gue emang gasuka karena Shinta, Adrian sama Erlangga bertengkar. tapi gue tetep gak bisa lihat Shinta lo caci maki kaya gini" Aina menghembuskan nafasnya gusar, "kalo lo mau putus persahabatan sama Shinta, artinya lo bukan bagian dari kita"
"buat apa juga gue temenan sama kalian? cuma diperalat doang gue!" ucap Kanaya sambil melempar gelang persahabatan mereka lalu melenggang pergi begitu saja
"maaf. karena kedatangan gue, persahabatan kalian jadi kaya gini" sesal Erlangga menatap mata berkaca-kaca Aina, Kayla, Andara, dan Shinta
"gak perlu merasa bersalah, dengan kejadian ini gue tau kalo Kanaya cuma mememintingkan perasaannya aja" ucap Kayla mengusap air matanya yang baru saja menetes
"iya, lo jangan merasa bersalah gitu, ini semua salah gue" Shinta menundukkan kepalanya, "maaf"
Adrian mencoba menghilangkan rasa panas dihatinya kemudian merengkuh tubuh Shinta, "jangan salahin diri lo. gu-gue cuma kepancing sedikit tadi. gue ikhlas kalau seandainya lo pilih Erlangga"
"lo suka Shinta dri?" tanya Erlangga masih tidak paham dengan masalah yang ada
Aliando menggerutu, "iya lah! Adrian itu nasipnya sama kaya gue, berjuang buat seseorang yang memperjuangkan orang lain"
"itu mah lo doang! udah tau Vista udah ada cowok, malah lo pepet terus" ketus Geovindra
"apaan dah, pada mbahas apa, jatuhnya ke apa. suka banget ngubah topik" cibir Andara
"mending habisin makanan kalian. bentar lagi bel" ucap Mario yang mampu membungkam mulut cerewet temannya.
★★★