Chereads / i love you brengsek boy / Chapter 4 - ILY BB - 03

Chapter 4 - ILY BB - 03

★kita adalah dua kutub berbeda diantara sebuah dinding. saling tarik menarik tapi terpisahkan★

"ERLANGGA!!!!!"

Erlangga yang baru saja memarkirkan motornya pun menutup telinganya. menjengkelkan memang bila diganggu oleh gadis yang sama setiap harinya.

kejadian dimana Kanaya bertengkar dengan keempat sahabatnya pun sudah berlalu. dia memilih berteman dengan gerombolan kakak kelas daripada meminta maaf pada Shinta dkk

"Erlangga ihhh, denger gak sih aku panggil?!"

meskipun malas Erlangga tetap menengok kearah Kanaya sambil memasang fake smile, "denger nay. gue tadi lagi parkir motor, kenapa?"

"mmm.. nanti mau gak temenin aku ke toko buku? mau cari buku kimia" cengir Kanaya dengan wajah penuh harap, "mau ya? ya? ya? mau ya? plisss"

"sorry nay, gue gak bisa"

Kanaya cemberut, "kenapa gak bisa sih? mau jalan sama Shinta ya?"

Erlangga mengangguk

"bisa gak sih lo temenin gue?! sekali aja. Shinta terus pikiran lo! dia juga bukan siapa siapa lo kan? belum tentu juga kalian saling sayang" ujar Kanaya dongkol

"gue ga perduli. mending lo pergi aja sana! muak gue baikin lo" usir Erlangga sebelum akhirnya dia sendiri yang meninggalkan Kanaya

"ish, kenapa sih harus Shinta? kaya gak ada cewe lain aja!"

∆∆∆

"lo udah ngerjain tugas biologi belum ngga?" tanya Geovindra begitu melihat Erlangga memasuki kelas

"emang ada tugas ya? gak tau gue. ini aja gue bawa jadwal kemarin gara gara gak sempet pulang ambil buku"

Geovindra menatap Erlangga heran, "lah? kok lo masih santai? kan lo tau kalo pak kumis galaknya nauzubillah"

"masa bodo, gue masih ngantuk. minggir lo, jangan di bangku gue!" usirnya pada Adrian yang sedang menggibah bersama Aliando

"nape lo?"

bukannya Erlangga, justru Mario yang menjawab pertanyaan Adrian, "jangan lo ganggu dulu lah yan, mungkin kemarin dia lembur"

Adrian menengok kearah Erlangga yang sudah memejamkan mata lalu bergumam, "kalo si ai tau dia kerja lembur, bisa dicincang"

"ai gak bakal tau kalo lo gak beberin ke dia" cibir Erlangga tanpa membuka mata

"salah lo gak nurut kalo gue nasehatin, ya gue kasih tau ai lah" kesal Adrian lalu duduk disamping kepala Erlangga, "lagian lo tuh ngapa sih pake acara kerja segala? anak sultan kok kerja"

"kalo gue santai, bokap bisa kecapekan trus drop. lo mah enak punya saudara, lah gue? anak tunggal"

"ya suruh ortu lo buatin adek dong" ujar Aliando yang diangguki temannya

"udah pernah nyuruh, tapi gamau"

"buat sendiri lah. gitu aja repot" celetuk Mario stay cool

Erlangga memutar otaknya, "good ideas! ntar gue ajak adek lo buat deh"

mendengar celetukan nyeleneh Erlangga, sontak membuat Mario melepas sepatu lalu dilempar kearah Erlangga. dan...

"ANJIM! KENAPA JADI GUE YANG KENA?!" marah Aliando menekan kepalanya dengan kedua tangan, "ngelu ndhas ku yaallahhh" (pusing kepalaku yaallahhh)

Erlangga membuka matanya tertawa, "mangkanya jangan cari masalah sama Mario. kena batunya kan lo?"

"yang salah lo kampang! ngapa jadi gue sih?!"

"kan gue baru sekali bikin Mario emosi. kalo sama lo udah dendam kesumat. jadi ya gitu deh" Erlangga menegakkan tubuhnya, "gue bolos kali ya? males dihukum"

"kalo mau bolos, harusnya dari tadi" komentar Geovindra yang baru selesai menyalin jawaban dari buku Ardelia

"emang ken--

"GOOD MORNING STUDENTS"

"mampus lo ngga, dijemur sama tuh guru sampe kumis lo setebel punya dia" celetuk Geovindra terkekeh

∆∆∆

"selamat pagi Shinta, duh cantik banget sih"

"loh erlang, kok diluar?" tanya Shinta sedikit terkejut

"lagi nyari masa depan, eh malah ketemu lo. takdir nya kali ya?" ujar Erlangga nyeleneh. tadi sewaktu dia dihukum untuk hormat, Shinta malah keluar dari perpustakaan. mana bawa buku banyak banget, kan Erlangga berniat ingin membantu sambil sedikit modus gitu:v

"apaan sih" Shinta terkekeh, "lo pasti lagi dihukum kan? ngaku aja deh. muka lo itu dah ketebak"

"udah sok tau, bener lagi"

"iya dong, apa sih yang gue ga tau? gue gitu loh" ujar Shinta memamerkan senyum sombongnya

Erlangga memasang tampang datar, "perasaan gue ke lo"

"ih apasih lang" pipinya tersipu

Erlangga mengambil tumpukan buku dari tangan Shinta, "biar gue aja yang bawa bukunya. lo mah belom diapa apain dah merah pipinya, gak seru"

wajah Shinta memerah, belum terbang saja sudah dijatuhkan ke dasar bumi. gaada akhlak!

"eh eh lo mau kemana?! itu bukan arah kelas gue" ucap Shinta begitu sadar mereka salah jalur

"lah kata siapa kita mau ke kelas lo?"

"lah terus bukunya?"

"dijual buat modal kawin sama lo"

"kok gitu? katanya lo sultan? kok modal nikahnya dari buku sekolah?" okey, Shinta goblok mode on

"Shin?" panggil Erlangga geram

"ha'a?"

"lo polos apa bego sih?. ya kalik gue nikah sama lo pake modal jual buku? mau ditaroh mana muka gue"

Shinta menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "ya taruh disitu aja lah.. emangnya lo mau pindahin ke pantat? bingung gue sama jalan kerja otak lo"

Erlangga tak mengindahkan ucapan Shinta dan memilih meninggalkannya, cantik sih tapi otaknya lemot makkkk:(

"ihhhh erlang!! kok ditinggal sih gue nya?!"

∆∆∆

"mantep bener ya lo? malah enak enakan disini" ujar Aliando menepuk pundak Erlangga keras

"anjim! emangnya ngapa sih? gue tuh laper, ya makan dong. kalian juga, ngapain kesini?!"

Geovindra duduk disamping Erlangga, meminum teh es miliknya. "nah itu masalahnya! si kumis muring muring dikelas gegara lo gaada dilapangan. mangkanya kita disuruh nyariin lo"

"but? lo malah santai santai disini. ngerokok pula! inget ngga, lo sekolah disini belum ada seminggu. jangan cari gara gara" sambung Adrian dengan nada sedikit menyakitkan

"gue tadi bantuin Shinta. mata kalian gak nampak apa ada buku disitu?" Erlangga menunjuk tumpukan buku tebal dimeja dengan matanya, "noh Shinta nya lagi panggilan alam. paling bentar lagi kesini"

"yuk er, nanti ditunggu bu Danung.. loh ada kalian?"

Erlangga menginjak rokoknya lalu berdiri, "lama banget sih lo? panggilan alam apa semedi?"

"urusan cewe, lo gak paham"

"yaudah deh, cuss kekelas lo"

"lah terus kawan kawan lo? udah biar gue sendiri aja yang bawa, lo balik kelas sama temen temen lo. kelas gue cuma disamping tangga itu" Shinta menunjuk kelas yang berada dilantai dua seraya mengambil tumpukan buku ditangan Erlangga

"eitsss mau apa lo?!" Erlangga mengangkat tinggi-tinggi tangannya, "gausah peduliin mereka, dateng gak diundang kok. udahhh ayo gue anter. gaada penolakan!"

Shinta memandang tidak enak kepada keempat kakak kelasnya, apalagi wajah Adrian yang telinganya sudah memerah menahan kesal

"ma-maaf ya kak, Shinta permisi dulu" pamitnya lalu berlari mengejar Erlangga yang sudah mencapai tangga paling atas.

"udahlah, cewenya suka sama dia. ikhlasin aja, buat temen" Mario menepuk pundak Adrian. membuat sang empu mengalihkan pandangan dari kedua remaja tadi kearahnya

"tapi mar, lo tau sendiri kalo Angga itu playboy tingkat brengsek"

"biarin Shinta milih jalanya sendiri. siapa tau dengan adanya Shinta, bisa ngubah sifat Angga?"

"hooh. kek si es marimas, udah jadi anget semenjak adanya lebah Aina" celetuk Aliando nyeleneh

Geovindra terkekeh dengan wajah penuh tanda tanya, "kok lebah Aina?"

"panggilannya bee" sahut Adrian yang berarti sudah sedikit menghilangkan kekesalannya karena sudah kembali ikut dalam lelucon garing temannya

"kuy balek kekelas, gue udah dibilangin bu gendut, kalo udah disuruh kekelas sama pak kumis" ucap Erlangga melompat dari tangga ketiga

DUBRAKKKK-

tawa keempat temannya meledak seketika saat Erlangga mencium lantai, "syukurin kamu Erlangga! mangkanya jangan ngubah ngubah nama saya sama pak Bondan!" teriak bu Danung berkacak pinggang dari atas tangga.

★★★